sepulang dari mall hulya menata beberapa bahan makanan di kulkas, dia memang membeli nya tadi.
dia berencana memasak banyak makanan spesial untuk makan malam, dia membeli beberapa sayuran untuk diberikan ke dira.
karna setahu hulya orang sakit tidak boleh makan sembarang.
dia mulai menyibukan diri dengan bahan-bahan yang siap untuk di masak
tiba-tiba farhan datang menghampiri hulya dari belakang, kedua tangan nya pun ia lilitkan di pinggang hulya sambil menyenderkan kepalanya di bahu hulya.
hulya yang terkejut pun membalikan badan nya.
"kak"
"besok lagi kalo pergi pamit langsung yaa? terus kalo udah pulang ngomong"
"iyaa maaf"
"kak aku mau masak dulu lepasin" celetuk hulya sembari berusaha melepaskan pelukan suaminya
"kamu ga capek apa hul?"
"ga kok kakk aku enjoy banget malah"
jawab hulya sambil melempar senyum nya
"hul, besok kita ke rumah orang tua kamu ya? kita bicarakan semunya baik-baik semoga mereka bisa mengerti "
"iya kak"
"hul, kamu ga akan ninggalin aku kan?"
"in syaa allah"
"hul.. aku cinta sama kamu"
"kak, nanti lagi ya ngobrol nya aku mau masak nih"
"emm oke deh"
jawab farhan sambil melepaskan pelukan nya
hulya pun melanjutkan kegiatan memasak nya namun farhan tak kunjung pergi justru memandangi hulya sambil melipat kan kedua tangan nya di dada.
hulya yang tengah di pandangi dari tadi hanya bisa menahan nervous, dia tak ingin terlalu dalam melabuhkan perasaan cinta nya kepada farhan
dia takut terlalu takut untuk sakit hati terlalu dalam.
"kak, ning dira mana?"
"dia sedang mengaji"
"ohh, ya udah kak temenin dong"
"hulyaa, istri ku itu bukan cuma dira tapi kamu jugaa"
"iyaa, tap"
"dan aku pengen disini"
"kak.. jangan egois Kaka harus adil, ning dira butuh Kaka sekarang kalian kan pengantin baru"
"oke! kalo kamu ga mau aku temenin aku pergi sekarang" ucap Farhan dengan nada tinggi, dia kesal karna hulya terlalu mengatur hidup nya. namun maksud hulya bukan untuk sekedar mengatur dia mengingatkan farhan bahwa ada dua istri yang perlu dia perlakukan sama.
sore itu farhan telah memindah kamar dira, dia tak mungkin tidur bersama dira di kamar hulya.
"mas" celetuk dira sembari menutup mushaf nya
"Hem?"
"kamu kenapa? kok muka nya kaya kesel gitu" ucap dira sambil menghampiri suaminya
"ga papa"
"yakin?"
"iyaa"
"emm ya sudah kalo gitu aku izin ke bawah sebentar ya?"
"mau ngapain?"
"buatin mas minum, mas suka kopi atau teh?"
"ga usah, kamu disini ajaa. kamu kan abis keluar dari rumah sakit, harus banyak istirahat"
"aku udah baikan kok mas"
"iyaaa, tapi ga usah banyak gerak kamu istirahat aja" ucap farhan sambil menuntun dira menuju ranjang nya
"tapi aku bosan di kamar terus"
"terus mau kemana?"
"ke gazebo yuk mas?"
"ya sudah ayo"
dira tersenyum girang dia menggandeng tangan farhan sambil berjalan, saat mereka sedang menuruni tangga tiba-tiba mereka berdua dikejutkan oleh dua sosok pasangan parubaya yang dengan tajam memandang ke arah mereka
"Farhan?"ucap wanita paruh baya yang tak lain adalah mertua nya itu
"bundaa"
"apa-apaan ini hah!?" sahut ayah Raka dengan tangan kedua tangan nya yang sedang mengepal
"astaghfirullah kenapa jadi begini" sahut umi yang baru saja sampai
"faridaa rakaaa, mari kita bicarakan ini baik-baik" ujar umi menghampiri kedua orang tua hulya
diruang keluarga
"bagaimana ini bisa terjadi? ceritakan dari awal" ujar Raka geram
"maaf sebelumnya kami akui ini di luar dari apa yang kami harapkan, mereka berdua menikah karena takdir yang Allah berikan"
"tidak usah bertele-tele jelaskan secara gamblang saja prasaja!" tegas Raka
"maaf ini terjadi karna saya pak, saya yang terlalu egois, saya ingin memiliki mas Farhan di akhir hidup saya" jawab dira tiba-tiba yang sontak membungkam mulut prasaja
"apa maksudmu?" sahut bunda
"saya ingin menjadi istri mas Farhan sebelum saya meninggal, umur saya sudah tidak panjang lagi buu saya hanya ingin berbahagia sebentar saja"
"berbahagia dengan merebut kebahagiaan wanita lain? seperti itu maksud mu?" sahut ayah Raka
"maaf" ucap dira tertunduk
"ayahh, maafkan farhan yang telah menyakiti hati hulya maaf ayaah, farhan hanya ingin menuruti kata abah yai karna farhan begitu menghormati nya"
"jlebbb" dira sakit hati sekali mendengar penuturan dari farhan namun memang seperti itulah kenyataannya
"bagaimana nasib putri ku hah? kau menyakiti hati nya! tau begini aku tak akan pernah mau menikahkan anak ku dengan pria seperti mu" ujar ayah raka menggembu
"ayahh, istighfar ayaaah" celetuk hulya yang tiba-tiba datang
"hulyaa" teriak bunda sambil memeluk anak semata wayangnya tersebut
" ayah bundaa tolong jangan marah-marah, disini hulya tidak merasa keberatan"
"jangan berbohong sayang, jika kamu tidak ingin melanjutkan pernikahan ini katakan saja pada ayah" ujar raka sambil ikut menghampiri putri nya
"tidak ayahh, hulya tidak ingin bercerai dengan kak farhan.."
"nak, kamu yakin?"
"iyaa bundaa" jawab hulya menahan tangis nya
"astaghfirulla.. ayahh istighfar ayah" ucap bunda menenangkan suami nya
"astaghfirullah" ujar Raka sambil mengelus dadanya
"kenapa tidak ada yang memberi tahu kami?" ujar raka kepada prasaja
"maaf waktu itu benar-benar mendadak, pernikahan ini pun di adakan di rumah sakit"
bunda mengehela nafas nya dengan kasar
"ayah, farhan berjanji farhan akan bersikap adil kepada hulya dan juga dira"
"semoga saja" jawab Raka ketus
setelah beberapa saat kemudian akhirnya keluarga farhan mampu menyakinkan kedua orang tua hulya, mereka pun dengan berat hati menerima keputusan putri nya untuk bertahan dengan pernikahan tersebut.
flashback on
"ayahh sudah siap belum?" ucap bunda yang tengah menenteng beberapa kue-kue buatan nya
"sudah bundaa" ujar ayah raka
"ayah yakin kita ga ngabarin hulya dulu? takutnya nanti malah ga ada orang di rumah nya gimana?"
"yang namanya suprise itu yang ga bilang-bilang lah bund, bunda ini bagaimana sih"
"hehe iya sih"
"ya sudah ayo berangkat"
setelah sampai ke kediaman prasaja mereka pun langsung menekan bel, namun tak ada sahutan.
tak lama kemudian seorang asisten rumah tangga pun datang membuka pintu dan mempersilahkan kedua nya masuk kedalam
"assalamualaikum hulyaa" teriak bunda
"kok sepi ya yah"
"tadi kata bibi lagi pada sibuk di belakang bund, ayo kita kesana saja"
"baiklah"
mereka berjalan terus memasuki beberapa ruangan hingga pada akhirnya pun mereka melihat pemandangan yang begitu membakar hati mereka, Farhan dengan berjalan menuruni tangga dengan di gandeng oleh wanita yang bukan anak nya, melainkan orang lain.
flashback off
"ya sudah, kami pamit pulang dulu farhaan tolong jaga putri kami" ujar Raka
"baik ayah"
bunda memeluk hulya dengan sangat erat hulya pun sekuat tenaga menahan tangis nya, Raka pun mencoba ikut serta memeluk hulya.
"anak ayah memang hebat, ayah bangga"
"iya ayaah"
setelah berpamitan kedua orang tua hulya pun pergi Farhan dan hulya mengantar mereka hingga ke depan pintu.
"bunda akan sering ke sini sayang" ucap bunda
"iya bund" jawab hulya sambil tersenyum
"assalamualaikum"
"wa'alaikum salam"
"hati-hati ayah bundaa"
"iya sayang" celetuk ayah
hulya pun segera bergegas kembali masuk ke dalam rumah, namun Farhan menarik tangan nya
"ada apa kak?" tanya hulya
"maaf kan aku hulya" celetuk farhan sembari memeluk hulya, hulya pun menangis namun dengan cepat ia menepis air matanya
dia tak ingin farhan melihat tangisan nya.
"iya kak, ga papa kok ini sudah jadi takdir kita"
"Terimakasih atas segala pengertian mu sayang"
"sama-sama ucap hulya tersenyum sambil melepas pelukannya, Farhan pun mengecup kening hulya.
to be continued
jangan lupa like and komen nya ya guys😍 love you😘
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
manda_
hulya pergi aja tinggalin farhan biar dia ngerasa kalo kehilangan kamu
2022-08-29
0