Di sebuah gazebo yang terbuat dari ukiran kayu wanita berjilbab putih tengah duduk termenung sembari memegang mushaf yang tertutup, air mata nya keluar diterpa desiran angin.
"nduk, hayuk makan" ajak wanita parubaya berhijab panjang
"saya ndak lapar Bu"
"tapi tetep harus makan, wong dari tadi kamu belom sarapan "
"udah to nduk jangan dipikirkan lagi" wanita parubaya tersebut mengelus pundak ank nya
"saya sudah berusaha melupakan farhan bu, tapi ndak bisa-bisa"
"Farhan itu bukan lagi jodoh mu"
wanita berjilbab putih itu pun menangis di pangkuan ibu nya
villa
"kak? hari ini kita beneran jadi mau pulang kan"
"jadi dong, Kaka udah ninggalin mahasiswa lama banget hul.. kasihan"
"hemm oke deh, hulya juga kangen sama anak-anak kak"
"sepulang dari sini kita lanjut bikin anak-anak yang banyak ya sayang" celetuk hulya dan dibalas gelengan kepala
disepanjang perjalanan hulya tak lagi diam, dia dan Farhan memang sudah saling mengenal dan banyak bicara.
"kak, hulya bahagiaaa banget, ternyata dijodohin bunda itu enak ya"
"kata siapa enak?"
"kata hulya lah"
"ga enak tau" jawab Farhan lagi
"kenapa? Kaka ga suka ya?" wajah hulya mulai murung mendengar pernyataan suami nya
"ga enak"
"kalo ga sama kamu" ucap Farhan lagi dan pastinya di balas pukalan kecil di lengan Farhan
setiba di kota J kedua nya memang sepakat untuk menginap di rumah orang tua farhan.
Farhan mengeluarkan beberapa koper dari bagasi, hulya ingin ikut membantu namun dengan cepat Farhan mencegah nya.
"udah, biar aku aja sayang"
"oke deh" jawab hulya sambil mengulas senyum
"nanti tugas kamu pas di dalem aja"
"beres-beres kan? oke deh"
"bukaaan"
"terus?"
Farhan menaik turun kan kedua alis nya untuk memberikan kode kepada hulya, namun hulya yang polos tetap saja tak tau.
"apa sih kak?"
"itu loh, masak ga tau sih"
"apaa?"
"emm jatah" ucap Farhan terkekeh
"astaghfirullah, kirain apaan"
"gimana?" tanya Farhan lagi
"iya iyaa, buruan masuk dulu ke dalam
"oke sayang, aku tagih pokonya"
hulya memutar bola mata malas
"assalamualaikum " ucap keduanya serempak
"wa'alaikum salam" jawab semua orang yang tampak asik berbincang di ruang tamu
hulya sempat terkejut, ternyata rumah mertua nya kedatangan tamu sepasang suami-istri parubaya.
"ibu? abah?udah lama nyampe nya?" ucap Farhan yang langsung berjongkok mengalami keduanya nya
"belom nak, baru 15 menit an lah" jawab pria parubaya tersebut
hulya pun ikut menyalami kedua orang tua parubaya tersebut.
"ini istri mu to le?"
"njeh bah"
"ohh, cantik juga yaa" ucap wanita parubaya sambil mengelus hijab yang hulya kenakan.
"farhaan, kamu bereskan barang-barang mu kedalam.. lalu kesini lagi"
"baik umi"
dikamar Farhan
Farhan mulai mendudukkan bokong nya ke kasur dan di ikuti oleh hulya yang tepat duduk disebelahnya
"tadi itu siapa kak?"
"tadi itu Abah ibu di pondok ku dulu hul"
"ohh, beliau to"
"iyaa"
"ada apa ya kak? kok sampai ke sini?"
"mungkin silaturahmi biasa kok"
"ohh"
"ya udah ayo turun"
"heem"
Farhan menggandeng tangan hulya sampai tiba kembali di ruang tamu, kedua nya duduk di sofa yang bersebelahan
"Abah ibu apa kabar?" tanya Farhan sopan
"Alhamdulillah sehat, kamu sendiri bagaimana?" tanya Abah
"Alhamdulillah baik juga bah"
"bagaimana bulan madu nya lancar?" tanya ibu
"Alhamdulillah" Farhan menjawab dengan nada malu-malu
"jadi begini nak, ini kebetulan sekali kamu sudah datang. maaf kalo menganggu waktu istirahat kalian"
"tidak abah" jawab Farhan
"kedatangan kami disini adalah untuk melamar nak Farhan untuk putri kami Annisa Nadhira" ucap Abah dan sontak membuat hulya yang tadi nya menundukkan kepalanya pun melotot dengan sempurna
Farhan pun ikut terkejut mendengar penuturan abah
"maaf, bah tapi saya kan sudah beristri" jawab Farhan lembut
"iya saya tau, tapi waktu itu sebenarnya saya memang sudah berencana untuk menjodohkan kamu dengan putri saya tapi sudah keduluan, jadi saya juga ga berani melarang"
"iya le, kami juga sudah bilang ke Nadhira untuk menikah dengan pria lain pilihan abah, tapi dia malah menolak nya berkali-kali sampai kondisi nya menjadi lemah seperti sekarang" ucap ibu dengan nada sedih
farhan masih tertunduk dan kemudian memandangi kedua orang tua nya dan beralih memandang hulya yang tengah menunduk, tanpa farhan sadari hulya meremas gamis yang ia pakai, dengan sekuat tenaga dia menahan tangis nya.
"bagaimana menurut ayah dan umi?"tanya Farhan kepada kedua orang tua nya
"umi ga ada hak untuk memaksa kamu, umi percayakan semua ditangan kamu nak.."
"Ayah, mengizinkan kalian menikah"
hulya pun berbalik menatap mertua nya
"astaghfirullah cobaan apa ini?" batin hulya
"tapi yah.. farhan sudah punya hulya sekarang"
"tanya kan itu kepada istri mu, bila dia rela.. ayah akan memberikan izin itu"
hulya kembali tertunduk
hulya tak bisa lagi menahan tangis nya, namun dia tak mengeluarkan setetes pun air itu dari dalam mata nya.
"beri saya waktu bah" jawab Farhan dengan sopan
"baik, terimakasih atas waktu dan perhatian nya.. kami undur diri dulu assalamualaikum "
"wa'alaikum salam"
Farhan menatap hulya yang masih tertunduk dan enggan menatap mata nya
"hulyaa, mari kita bicarakan ini di dalam" ucap Farhan sambil menggenggam tangan hulya
hulya mengangguk dan mengikuti langkah kaki Farhan
"bagaimana ini yah?" tanya umi Farida kebingungan
"sudah lah, Farhan sudah dewasa ayah yakin dia bisa mengambil langkah" jawab ayah Pras menenangkan hati istri nya
farhan mengajak hulya duduk berhadapan di atas kasur mereka, Farhan memegang erat kedua tangan istri nya hulya hanya terdiam tanpa ekspresi sedikit pun
"bagaimana menurut mu?" tanya Farhan dengan tatapan yang masih tak terlalihkan
"bagaimana apa nya kak?"
"apakah aku harus menerima dia?"
"terserah Kaka"
"hulyaa kamu istri ku sekarang, dan aku meminta izin mu"
"kak.. hulya sadar kita belum lama bersama, dan kalau Kaka menginginkan wanita itu silahkan" jawaban hulya sontak membuat Farhan tak habis fikir
"ada apa dengan mu? kamu mengizinkan aku untuk menikah lagi? semudah itu hulya?"
"iyaa, tapi lepaskan hulya kak"
"tidak! sampai kapan pun aku ga akan lepasin kamu hulya" ucap Farhan dengan tegas
"kamu tau? aku mulai mencintai mu" ucap Farhan lagi
"apa Kaka yakin akan menolak perintah guru?"
Farhan tertunduk lemas dengan pertanyaan hulya
"kak? jawab?"
"sebenarnya aku takut menolak beliau"
"lalu?"
"tapi aku tidak ingin melepas mu hulya"
"kamu berjanji tidak akan meninggalkan aku kan?" ucap Farhan sambil memegangi kedua bahu hulya dengan keras
"tapi kak? wanita mana yang ingin di madu?" tanya hulya balik
"hulyaaa aku tidak ingin kamu mengingkari janjimu, kita baru saja menikah"
"hulya beri waktu Kaka untuk memilih pilihan yang tepat"
Farhan pun menghempaskan nafas nya dengan kasar dia melangkah pergi dari hulya.
hulya pun terisak, dia menangis sambil membungkam mulut nya. di sudah tak bisa menahan tangisan nya lagi sungguh sakit hati nya, baru saja dia merasa kan bahagia namun secepatnya ini kan tuhan mengambil nya?
to be continued
*hai temen-temen author mau ngucapin makasih buat kalian yang udah mau mampir🙏🤩
tetap semangat 💪🥰*
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
Ayu Ayuningtiyas
ini mah...guru yg tdk ada adab dan perasaan...baru" menikah sdh di suruh poligami....tdk masuk akal...😡😡😡
2023-01-01
0
manda_
kok aneh sih org udah punya istri mau dijodihin lagi para orang tua gak punya perasaan apa
2022-08-29
0