seusai makan kedua pengantin baru tersebut, masih terlihat dengan kesibukan nya masing-masing, hulya yang tengah repot membersihkan bekas piring yang sebenarnya pun tak apa bila dibiarkan, toh juga dia masih pengantin baru. namun dia memang sengaja melakukan itu agar dapat menghindari Farhan untuk sementara waktu, lain hal nya dengan hulya yang sok sibuk. Farhan tengah berkutat dengan handphone nya, dia tengah memberikan tugas-tugas untuk mahasiswa karna satu minggu kedepan dia akan mengambil cuti honeymoon bersama sang istri
itupun atas dukungan dari umii dan Ayahnya.
"hulyaa, udah ya sayang kamu mending masuk gih ke kamar buatin minuman hangat buat suami mu" sahut bunda sambil menyaut piring berbusa dari tangan hulya
"tapi bun, nanggung ini. bentar lagi selesai kok"
"alaaaah udah biarin bunda yang tanganin kamu ini pengantin baru ga perlu repot-repot cuci piring, mending kamu bantuin siap-siap buat honeymoon kalian besok"
"apaa?! bund? hulya ga salah denger kan? honeymoon?"
"iyaaa"
"siapa?"
"kamu sama farhan lah, masa iya bunda sama ayah honeymoon lagi hahaaa" jawab bunda sambil menutup mulutnya dengan sebelah tangan
"bund, apa ini ga terlalu cepat?, emm maksud hulya gini nihh" menghembuskan nafas kasar
"kan kita baru aja ketemu setelah itu langsung dinikahin, setelah itu honeymoon? bund kita butuh proses untuk saling mengenal kan?"
"iyaa bunda tau, justru itu kita para orang tua ingin kalian semakin dekat jadi perlu honeymoon "
"ckkkk, yaudah deh terserah" sambil berlalu pergi
"hey? ngambek nih?" ucap bunda sedikit berteriak
dengan langkai gontai hulyaa menuju ke kamar nya
ceklek...
"hahh, makasih ya ning, kenapa tidak datang?" ujar Farhan dari balik telpon nya, hulya pun mengerutkan dahi nya
"iyaa, maaf yaa.. mas janji lain kali akan lebih lama lagi di sana nya" ujar Farhan lagi, baru kali ini hulya melihat farhan bercakap dengan orang lain dan bisa tertawa selepas itu.
"astaghfirullah.. aku ga boleh su'udzon" ujar hulya sambil menarik nafas nya dengan kasar
"kak?" hulya menghampiri farhan, kemudian dengan tiba-tiba telpon itu di mati kan sepihak oleh nya, jujur saja hulya curiga.
namun sekuat mungkin dia menepis rasa tak enak dalam hati nya
"Hem"
"emang bener ya besok kita pergi honeymoon?"
"iya"
"kemana?"
"ke villa keluarga ku yang ada di kota L"
"emang penting banget yaa?" sambil mendudukkan bokong nya ke tepi kasur
Farhan yang tengah berada di meja kerja pun beranjak mendekati hulya
"penting lah" sambil membusungkan badan nya ke arah hulya, sangat dekat bahkan hanya berjarak 5cm
hulya pun membuang muka kearah lain karna takut bilang wajah malu nya tertangkap
"ya udah kalo gitu hulya mau siapin semuanya dulu" ia pun beranjak dari kasur dan dengan sigap tangan Farhan menarik lengan kecil berbalut gamis peach itu
"aaaawww" hulya terkejut karena posisi badan nya kini tengah tepat dalan pangkuan sang suami. dia benar-benar bisa merasakan nafas Farhan dengan jelas walaupun masih terhalang oleh hijab nya.
"apaan sih kak, hulya mau siapin baju dulu"
"ga perlu"
"kenapa?"
"aku udah siapin semua keperluan kita disana"
"Hah? kok bisa"
"ya bisalah"
"ya udah deh terserah" hulya pun beranjak dari posisi yang menurut nya kurang nyaman itu
namu secepat kilat farhan kembali memeluk pinggang ramping istrinya nya alhasil hulya kini semakin rapat dengan farhan, berada di dekapan orang yang baru ia kenali adalah suatu hal yang membuat nya risih.
dia tak pernah sedekat itu dengan pria,
hulya mencoba menghempaskan tangan yang melingkar itu namun semakin dia memberontak semakin erat pula pelukan tersebut
"kak, lepasin dong! hulya ga biasa di pegang cwok!"
"aku suami mu hulya"
"iii iy iyaa sih tapii kan tetep aja ga terbiasa"
"okay buat kali ini aku lepasin kamu, karna aku juga masih sibuk"
"hufftt" setelah di bolehkan bebas dari pelukan Farhan, hulya pun buru-buru keluar untuk mencari udara segar .
"ya Allah, aku benar-benar belum bisa melakukan kewajibanku. tapi aku juga takut bila dosa ku semakin banyak"
ucap hulya sambil mengusap kasar wajahnya
Maghrib pun tiba, farhan bergegas menuju ke mushola terdekat bersama ayah mertua nya.
hulya masih sibuk menyiapkan beberapa keperluan ringan seperti minyak angin,tissue,dan make up seadanya. biar bagaimanapun dia harus membawanya di perjalanan besok.
tok tok tok...
"masuk bund" teriak hulya
"udah sholat belum?"
"belum nih bund"
"ya udah ayo sholat bareng bunda"
"ayoo"
hulya menyalami tangan bunda kemudian dibalas kecupan ringan di dahi hulya.
"bunda mau kamu jadi istri yang sholehah buat farhan, bunda yakin putri bunda ini anak yang baik dan serba bisaa, dengan begitu farhan akan mencintai hulya seperti bunda mencintai hulya"
"heem aamiin"
"hulya tau kan? bagaimana kewajiban wanita?"
hulya mengangguk
"ya sudah bunda kembali ke kamar bunda yaa, bunda ga mau gannggu pengantin baru, seperti nya sebentar lagi suami mu pulang" bunda terkekeh
"ihh bundaaa godaiin hulya terus deh"
"hehee, dada sayang" sambil kembali menutup pintu
"Farhan!"
"ya ayah?" jawab farhan yang tengah berjalan dibelakang ayah Raka
"abis isya sholat sama hulya aja yaa, biar ga ribet hahah"
"ohh iya ayah"
"good" sambil mengangkat ibu jari
hikss hikks hikks
terdengar suara tangisan hulya dari balik pintu
"hulya? ngapain dia?" tanya Farhan yang tengah menguping di balik pintu
ceklek...
"kamu kenapa?" dengan cepat Farhan menghampiri hulya yang tengah duduk bersila di kasur
"lihat, deh kak sad ending lagi nih drakornyaa huhuuuuhhh"
"Astaghfirullah" Farhan menghembuskan nafas kasar
"kirain kenapa" ucap Farhan lagi
hulya kembali fokus menonton drakor dengan posisi kedua tangan menyangga dagu nya
"cantik juga dia kalo ga pake hijab, subhanallah" ucap Farhan dalam hati
"ngapain sih kak ngeliatin hulya terus?"
"kamu cantik deh kalo kelihatan rambut nya kaya gini"
"dari dulu"
"ehhh, kerudung mana? haduhhh Kaka jangan lihat dong" sambil celingak-celinguk mencari kerudung nya
"ini?" Farhan menenteng kerudung hulya
"siniin kak"
"eiiitss, ga boleh"
"apaan sihh, siniin ga?".
"enggak"
"ga usah di pake ini kan di kamar"
"malu kak, belom terbiasa"
"sekarang harus terbiasa"
"cckkkk" hulya menyilangkan tangan Di dada nya tak lupa di sertai bibir manyun nya
Farhan yang melihat aksi ngambek istrinya pun tergelak, namun bukan farhan bila tak jahil dia bahkan mengacak-acak rambut hulya yang tergerai.
alhasil terjadilah pertempuran guling.
seperti bukan adegan romantis seperti layaknya nya pengantin baru namun itu awal yang baik bagi hubungan mereka berdua
Allahu Akbar Allahu Akbar...
"kak, udah adzan tuh ke Masjid sana"
"aku mau sholat disini"
"ehh kenapa gitu?"
"ga papa, tadi ayah bilang biar ga ribet" sambil menyeringai licik
"apaan sihh"
"ya udah aku mau wudhu dulu"
"hemm"
hulya terlihat sedikit bingung,canggung,bahkan takut. dia bolak-balik macam setrik. wajah nya merah padam badan nya keringat dingin.
sudah hampir setengah jam dia berada di dalam kamar mandi
"hulyaa, buruan lama banget sih"
"iya kak bentar"
"bentar-bentar terus dari tadi"
"ehh kok kaya ada yang aneh yaa, aaaa semoga aja bener"
"yessss! akhirnya aku ga jadi Dosa malam ini! yesss aku haid yesss!" teriak hulya dalam kamar mandi
ceklek...
"udah kak"
"lama banget sih
"sorry"
"kok belum pake mukenah"
"aku ga mau sholat kak"
"kenapa?"
"aku lagiiii haid"
"what? haid? kamu tadi belum kan?"
"barusan aja keluar"
"astaghfirullah haladzim sabar farhaan sabaaar malam ini aku harus puasa" batin farhan
muka farhan terlihat jelas berbeda seperti kecewa tapi masih tak begitu nampak.
karna dia ahli nya menyembunyikan ekspresi.
malam itu tidak ada pergulatan panas layak nya pengantin baru, kedua nya saling tidur dengan posisi tenyaman masing-masing
farhan terlihat sedikit menjaga jarak. mungkin di takut khilaf 😁
to be continued
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
manda_
lanjut thor semangat buat yg lagi sabar ya farhan puasa dulu blm bisa belah duren 🤣🤣🤣🤣😂😂
2022-08-28
0