Hulya masih terduduk dalam sujud nya
dia menangis terisak dan mengadukan semua keluh kesah nya kepada yang maha kuasa, semenjak kejadian tadi Farhan masih enggan untuk menegur hulya, mungkin bisa dikatakan dia adalah pria egois yang pernah ada.
dia ingin menolak namun tidak bisa apalagi untuk melepaskan hulya itu adalah suatu hal yang tak mungkin ia lakukan
walaupun dia belum lama mengenal hulya bukan tak mungkin dia tak mencintai nya, hulya adalah sosok wanita yang hampir mendekati sempurna. selain cantik,dia pintar memasak, berpendidikan,punurut walau awal perjodohan mungkin belum terbiasa,dia juga wanita yang paham agama dan mudah untuk di arahkan.
namun bagaimana dengan nadhira?
dia juga sosok yang tak kalah sempurna dari hulya, selain dia wanita yang bernasob baik,juga cantik dan polos.
siapapun yang melihatnya akan mudah untuk jatuh cinta
mungkin farhan akan susah untuk mengontrol perasaan nya ketika dia memiliki kedua nya.
kedua nya benar-benar memiliki daya tarik yang tak bisa ditolak.
...tok..tokk......
"hulyaa, buka pintu nya nak.." celetuk umi dari luar pintu
"sebentar umi" hulya mengelap bekas tangis nya dengan kedua tangan nya dia juga melapisi wajah nya dengan bedak agar tidak terlihat seperti orang menangis.
ceklek...
"nak, umi boleh masuk?" tanya umi sambil memandangi hulya yang masih menunduk kan kepala nya
"silahkan umi"
umi menggandeng tangan hulya dan membawa nya ke sofa yang tak jauh dari ranjang.
"hulyaa, maaf umi juga tidak tau kalau akhirnya menjadi seperti ini. umi tidak ingin menggurui siapapun kalian sudah cukup dewasa untuk menyelesaikan semua ini"
"iya umii"
"apa kamu akan tetap bertahan nak?" tanya umi sambil menengadah dagu hulya
hulya menahan diri untuk tidak menangis
"umii, beri hulya waktu untuk memikirkan semua nya"
"baiklah nak" sambil memeluk hulya
"maafkan kami ya nak, ini benar-benar diluar dugaan kami"
"umii, kalau hulya boleh tau sebenarnya apa yang membuat keluarga neng dira melamar kak farhan?" tanya hulya sambil melepaskan pelukan umi
"Dira memang dari dahulu menyimpan rasa kepada farhan, itupun tanpa sepengetahuan kedua orang tua nya. bahkan dia sudah beberapa kali di jodohkan dengan anak ulama besar namun berkali-kali ditolak jugaa"
"umii, maaf sebelumnya.
tapi kenapa kenapa abah dan ibu menyetujui nya..? padahal kan kak Farhan sudah menikah"
"mmmm karna neng dira itu anak kesayang beliau"
ohh begitu, baiklah umii hulya mengerti"
"nak, bila farhan tetap ingin menerima lamaran ini katakan saja semua keputusan mu jangan ragu, umi mendukung mu"
"baik umi" ucap hulya sambil tersenyum
"ya sudah bagaimana kalau kita memasak bersama untuk makan malam"
"iya umii"
hulya berusaha kuat walaupun kini hati nya tengah di landa gundah gulana,
umii mencoba menghibur menantu nya dengan mengajak hulya memasak.
kedua nya tampak kembali bersenda gurau, tanpa hulya sadari farhan tengah memandangi nya dari kejauhan.
dia benar-benar mengangumi istri nya yang baik itu, karna itu Farhan tak sanggup bila harus menyakiti hulya.
"heemm sop buatan kamu enak sekali nak, cepat panggil farhan untuk mencoba nya"
"baik umi"
hulya meraih handphone nya dan menelpon Farhan, karna dia fikir farhan belum pulang dari tadi
drrrtttt
"hallo" jawab Farhan
"assalamualaikum, kak"
"wa'alaikum salam"
"kak, hulya sama umi masak banyak makanan untuk kita kaka pulang yaa"
"Kaka disini hulya"
hulya menengok kearah belakang dan tersenyum manis ke farhan tak lupa mengecup tangan Farhan.
Farhan mengira bahwa hulya masih marah dan enggan untuk berbicara pada nya..
namun salah, hulya masih hulya yang sama.
dia masih menghormati farhan seperti biasa nya
"kak, ayo cobain masakan kita" celetuk hulya dengan membawa sendok semangkuk sop ditangan nya
Farhan masih terdiam
"aaaa" hulya memeragakan gaya makan seperti menyuapi anak kecil
"hmmm, enak" Farhan tersenyum sambil mengelus pucuk hijab hulya
"umii, Farhan pamit ke atas dulu yaa. mau mandi" ucap Farhan dan di balas senyuman oleh umi
"mi, hulya juga pamit ke atas dulu ya"
"iya, nak"
sesampai di kamar
hulya menyiapkan baju dan perlengkapan lain nya untuk Farhan.
"hulyaa" teriak Farhan dari dalam kamar mandi
"iya kak? ada apa?"
"handuk ku tertinggal"
"ohh baiklah tunggu sebentar"
hulya mengambil handuk putih itu dan memberikan kepada farhan
"kak, buka sedikit" celetuk hulya dari balik pintu kamar mandi
Farhan membuka pintu sedikit lebar, hulya pun mengulur kan handuk putih itu.
namun bukan hanya handuk yang Farhan bahkan melain kan telapak tangan mungil itu pun ikut ditarik kedalam.
"aaaa! kak"
dengan secepat kilat Farhan menutup pintu itu kembali, hulya membuang muka ke sembarang arah, kini dia berada tepat di balik pintu yang tengah tertutup dengan dihadang oleh badan tegap farhan.
"kenapa main tarik gitu sih kak?" tanya hulya yang masih enggan melihat tatapan tajam Farhan.
kini Farhan tengah mengukung badan mungil hulya, tanpa sehelai benang pun.
"aku tidak ingin kamu pergi hulya"
"jangan bahas ini dulu kak"
"ini menyangkut kita berdua hulyaa"
"Kaka akan memilih hulya dan meninggalkan wanita itu?" kini tatapan hulya mengarah juga ke Farhan
"aku tidak tau, aku juga bingung hulya.. aku tidak bisa menolak, tapi aku tidak ingin kehilanganmu"
"mau kah kau tetap menjadi istri ku meski aku memiliki nya?"
hati hulya bergemuruh kencang ingin rasanya ia menumpahkan lautan tangis dihadapan Farhan namun itu tak ia lakukan
"hulyaa? jawab pertanyaan ku" ucap Farhan lagi
"beri hulya waktu untuk berfikir kak, jangan paksa hulya untuk memutuskan nya sekarang, karna hulya juga sedang bingung" tatapan hulya kembali ia buang
Farhan menghempaskan nafas kasarnya
"baiklah"
"kalau begitu, lepaskan hulya kak"
Farhan hanya terdiam tanpa sedikitpun gerakan
"kak?" celetuk hulya lagi
cup...
Farhan mencium bibir ranum hulya dan kemudian membebaskan hulya dari kunjungan nya.
"keluar lah"
hulya keluar dengan langkah cepat, dia ingin menolak perlakuan farhan namun itu tak mungkin ia lakukan. bagaimanapun juga farhan masih menjadi suami sah nya dan itu adalah hak nya.
hulya membungkam mulut nya lagi, kini dia ingin berteriak sekeras mungkin.
dia duduk diatas ranjang sambil memeluk kedua lututnya.
"yaa allah, apa ini ujian pernikahan ku?"
"tapi boleh kan aku menyerahkan?"
"apa aku bisa melewati semua ini ya Allah"
"aku benar-benar lemahhh aku tidak yakin aku bisa"
"namun, ini bukan impian ku aku hanya ingin menikah sekali seumur hidup ku"
"akankah aku menolak keinginan suami ku untuk menikah lagi?"
"tapi aku tak ingin membuat hidup nya berjalan tanpa barokah guru"
"ya Allah boleh kah aku saja yang mengalah?"
batin hulya dalam hati*.
ceklek...
"hulya, bagaimana kalau malam nanti kita dinner" ucap Farhan yang tiba-tiba mucul dari kamar mandi
"tapi kak, hulya dan umi sudah memasak banyak makanan bersama ini tadi"
"tapi aku ingin dinner diluar"
"emm baiklah" Farhan mendekat ke hulya dan meminta hulya membantu nya untuk mengeringkan rambut nya yang basah .
"jangan pake hairdryer, pake handuk aja" ucap Farhan sambil memberikan handuk kecil kepada hulya
Farhan duduk di bawah lantai dan hulya pun duduk di atas ranjang tepat diatas Farhan, dengan telaten hulya mengeringkan rambut dan juga memijat kepala Farhan.
"hulyaa, terimakasih"
"karna apa kak?" tanya hulya dengan masih fokus pada kegiatan
"karna kamu telah hadir dan membuat hidup ku berwarna, kamu itu seperti pelangi yang membuat hidup ku semakin lengkap"
hulya tersenyum getir dengan pernyataan suaminya itu. bukan macam gombalan yang biasa dapat membuat hulya tersenyum salah tingkah. ucapan farhan kali ini justru menusuk seperti kebohongan, entahlah masih pantas kah ia di sebut pelangi? lalu bagaimana dengan wanita itu? jika dia pelangi mungkin kah wanita itu menjadi bintang nya? bintang yang dapat menyinari malam gelap farhan.
"aku memang pelangi mu kak, tapi aku tak sempurna.. karna aku adalah pelangi yang tergores" ucap hulya dalam hati
to be continued
happy reading 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 146 Episodes
Comments
manda_
farhan egois mau dua2nya udah hulya kamu pergi aja
2022-08-29
0