"maaf ... aku tak tau jika putrimu alergi kacang atau mungkin coklat, tadi dia hanya minum puding, eh salah makan puding," jawab Fardhan yang panik dan takut.
dokter Aiden mendorong tubuh Saga agar melepaskan cengkraman tangannya.
"tenang Saga, putrimu sudah baik-baik saja, dia mendapatkan obat tepat waktu, dia sudah lebih baik," kata dokter Aiden.
Saga langsung masuk ke ruang rawat dan Fardhan merasa ngeri melihat Saga.
"gila tuh lelaki, dia itu ayah baru tapi kelakuannya seperti suami yang takut istrinya meninggal," kata Fardhan.
"kamu juga sih, sudah di bilang jangan sampai Saga tau dari orang lain, gak percaya," kesal dokter Aiden.
mereka berdua masuk dan melihat Saga mengenggam tangan putri angkatnya itu.
"maafkan keteledoran ku, mulai besok semua menu yang mengandung kacang akan di hapus dari menu sekolah," kata Fardhan
"maafkan aku, aku tadi terlalu panik saat salah satu pegawai ku masuk ke ruang rapat, dan mengatakan jika Zoey masuk rumah sakit, otakku tak bisa berpikir jernih setelah mendengar itu, karena aku takut dia pergi meninggalkan aku," kata Saga.
"tenang Saga, Zoey tak mungkin melakukan itu, karena baginya kamu adalah malaikat pelindungnya dan juga hidupnya," kata dokter Aiden.
Saga mengangguk, "tolong beritahu siapa yang membantu Zoey, aku harus berterima kasih padanya,"
"dia putri dari pemilik usaha penyalur office boy yang bekerja sama dengan mu, meski gadis itu sering terlihat tak suka pada Zoey, tapi gadis itu yang pertama mengetahui jika Zoey mengalami alergi parah," terang Fardhan.
"baiklah, dan terima kasih sudah membawa putriku ke rumah sakit, dan maaf aku kasar tadi," kata Saga pada Fardhan.
Saga terus berada di samping Zoey dan tak mau meninggalkan putrinya itu sedetik pun.
Zoey sadar dan melihat Saga, "Daddy..." lirihnya
Saga menoleh dan melihat Zoey, dia pun reflek memeluk putrinya itu, "sayang kamu kenapa begitu ceroboh, Daddy hampir membunuh Fardhan karena kamu seperti ini,"
"Daddy... ini bukan salah ketua yayasan, hanya saja aku yang ceroboh tak bertanya dulu," jawab Zoey lirih.
Saga pun melepaskan pelukannya, "ingat lain kali tak boleh seperti ini,"
dia pun mengangguk patuh, zoey pun memberikan senyuman terbaiknya.
suster datang membawa makanan rumah sakit, tapi Saga melihat itu seperti makanan yang buruk.
"apa itu?"
"makan malam untuk pasien tuan," jawab perawat itu.
"tidak, putriku tidak boleh makan bubur polos begitu," kata Saga.
"jika kamu mau kondisinya memburuk, silahkan buang dan cari makanan lain, tapi jangan berharap aku mau mengobati Zoey jika terjadi sesuatu nanti," kata dokter Aiden yang kebetulan sedang visit.
"halo keponakan, lihatlah om tampan bawa hadiah untuk mu," kata Evan yang datang dengan bunga di tangannya.
dan sebuah boneka besar, "kamu kenapa bawa bunga, sudah tau dia sedang alergi cepat buang,"
"idih sadis amat, kamu gak alergi bunga kan cantik?" tanya Evan tak peduli dengan Saga.
"tidak tapi Daddy..." kata Zoey yang menunjuk ke arah Saga.
pria itu sudah mulai bersin-bersin dan matanya mulai berair, Evan pun buru-buru keluar dan langsung memberikan bunga itu pada seorang suster.
"bunga yang cantik untuk wanita yang cantik," kata Evan.
ucapan ngawur Evan berhasil membuat suster yang terkenal jutek itu tersenyum cerah.
Zoey menerima boneka Minnie mouse itu dengan senang, pasalnya di rumah hanya ada boneka beruang dan kelinci.
"kamu sangat menyukainya, kenapa tidak bilang, Daddy bisa membelikan mu lebih besar dari itu," kata Saga.
"Daddy... ini dari om Evan, kalau Daddy itu berbeda oke," jawab Zoey.
Levi dan Fardhan juga datang membawa hadiah untuk Zoey, mulai dari jam tangan hingga sepatu, karena jika bunga maka mereka cari mati.
Zoey cuma di rawat dua hari dan di izinkan pulang oleh dokter Aiden, Saga begitu memperhatikan putrinya itu.
bahkan dia langsung membuat peraturan tidak boleh ada semua jenis kacang-kacangan di rumah untuk menjaga Zoey.
mbak nisa dan pak zaka juga harus ingat selalu memiliki obat alergi darurat.
"selamat datang nona muda," sapa mbak Nisa.
"iya mbak," jawab Zoey yang masuk kedalam rumah.
"kamu mau istirahat atau duduk di sini dulu?" tawar Saga.
"aku mau di sini bersama Daddy dan semua om-om ganteng ku," kata Zoey tersenyum manja.
gadis itu berada di pelukan Saga, bahkan pria itu tak mau melepaskan putrinya itu sedikit pun.
"eh kemarin kamu bilang untuk melihat perusahaan Sukoco, aku lihat mereka ada masalah keuangan karena beberapa investornya memutuskan kerjasama karena petugas yang di kirimkan kurang profesional," kata Evan.
"kalau begitu bantu agar perusahaan itu betahan, setidaknya ini sebagai imbalan karena putrinya membantu putriku," kata Saga
"satu lagi Fardhan, katanya kalian akan mengadakan liburan ke Bali akhir semester, kamu bisa mengajak semua murid mu menginap di hotel keluarga Graham dengan potongan lima puluh persen," kata Saga.
"wah ... terima kasih, jarang-jarang kami mendapatkan potongan harga," kata Fardhan senang.
"tapi khusus anak kelas lima dan kelas enam, yang lain harus bayar full," kata Saga yang membuat tawa dari Fardhan seketika hilang.
"dasar pria perhitungan," gumamnya.
"mau tidak?" tawar saga.
"iya-iya lumayan bayarannya bisa buat beli makan siang mereka," jawab Fardhan.
Levi dan Evan tertawa, karena bagaimanapun Saga, pria itu penuh perhitungan dan selalu memikirkan untung dan rugi.
Saga mengantarkan Zoey beristirahat karena gadis itu tertidur karena minum obat, dokter Aiden baru datang ke rumah Saga setelah jam jaganya selesai.
"hei mana Daddy posesif itu? apa dia menimang putrinya tidur?"
"tidak, hanya mengantar Zoey ke kamar, tapi perubahan dari Saga signifikan, dia sudah tak ke diskotik ataupun main belok kanan belok kiri ya," kata Evan.
"ya kamu tak tau Tante mencarikan dokter psikolog terbaik untuk putranya itu, bagaimana pun dia adalah pewaris dari perusahaan yang sangat bonafit Graham group, dan satu-satunya anak laki-laki yang ada di keluarga itu, jadi semua butuh pengorbanan untuk kesembuhannya," kata dokter Aiden.
Saga turun dari lantai dua dan mengambil anggur dari rak penyimpanan.
mereka pun minum di temani beberapa cemilan, "jadi dari kita semua, siapa yang ingin menikah terlebih dahulu, karena usia Kita semua sudah kepala tiga," tanya Fardhan penasaran.
"kamu duluan saja, aku tak berminat untuk menikah untuk beberapa tahun kedepan," jawab Saga tegas.
"aku juga, masih menikmati hidupku yang bebas," jawab Levi.
"aku terlalu sibuk di rumah sakit, tak ada waktu mengurusi perempuan," kata dokter Aiden.
"aku masih ingin menikmati kesendirian ku dan menikmati semua olahraga ekstrim di dunia," kata Evan.
"kau pikir aku tidak, aku masih ingin mengembangkan showroom milikku juga, aku hanya iseng bertanya saja," jawab Fardhan.
ternyata mereka berlima sepakat untuk tidak menikah beberapa tahun lagi.
jadi keluarga mereka lah yang harus bersabar ekstra untuk menghadapi kelakuan kelima pria itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
Arumi Tato
jomblo akut
2022-07-30
0