Saga sedang berada di ruang perpustakaan milik sang mama bersama adiknya Nabila.
"jadi mama, ada apa?" tanya Samuel yang sibuk memutar bola dunia di ruangan itu.
Naura mengeluarkan beberapa foto dan melemparkannya di depan meja Saga.
"oh... ku kira apa, itu hanya salah foto saja, mama kan tau aku berteman mereka," jawab Saga enteng.
"loh ini bukannya ini pak Fardhan, dia pemilik yayasan di sekolahku bukan," tanya Nabila.
"diem bocah, sudah ma jangan pasang amarah di wajah cantik mu itu, nanti kerutan mu nambah banyak," goda Saga pada mamanya.
"ya Tuhan, aku harus bagaimana lagi menghadapi mu Saga, kamu begitu tidak bisa di atur, apa aku harus memanggil Elna agar pulang," kata Naura yang tak tahan lagi
"jangan ganggu dia mama, dia sudah bahagia, tolong lah ma hormati kesukaan ku, apa susahnya, toh aku juga tetap membanggakan keluarga ini," kata Saga yang memang tak ingin di atur sedikitpun.
"Saga, tolong jangan buat kami malu," kata Samuel.
"sudahlah pa, jika papa malu, papa bisa mencoret ku dari kartu keluarga ini, toh aku juga tak berharap di kenal sebagai keluarga Graham, karena aku ingin di kenal sebagai Sagara yang membangun semuanya dari nol, bukan hasil warisan keluarga," kata Saga yang langsung pergi.
"dasar anak pembangkang, menurut dari siapa sikap itu," marah Samuel.
Nabila dan Naura pun menunjuk ke arahnya, sedang Samuel hanya bisa memijat keningnya pusing.
pria itu pergi meninggalkan rumah dan memacu kendaraannya cukup tinggi.
dia berkendara tanpa tujuan yang jelas, tapi dia memutuskan untuk pulang karena dia tak bisa terus berada di jalanan.
dia pun sampai di sebuah kompleks perumahan yang cukup di area Pinggiran kota.
tapi wilayah itu terkenal sebagai kawasan elit yang di huni oleh banyak PNS dan pemilik perusahaan besar atau bahkan orang keturunan.
bahkan saat masuk saja mereka harus menunjukkan id penghuni perumahan pada satpam.
atau melakukan scan kode QR, Saga pun sampai di rumahnya yang nampak mewah meski berdesain minimalis.
rumah itu memiliki kolam renang di area samping yang terhubung ke ruang keluarga.
dan di samping kolam ada tempat gym dan sebelahnya adalah dapur, di bawah tak ada kamar satu pun.
karena di sana hanya khusus untuk tamu dan keluarga sahabat saat bertamu.
di samping kolam ada ruangan seperti perpustakaan yang sangat terbuka dan sangat sejuk.
di depan ruang tamu cukup luas dan ada sebuah pintu yang menghubungkan dengan semua ruangan di tengah.
Saga naik ke lantai dua setelah mengambil anggur di kenari penyimpan di bawah tangga.
dia pun sampai di kamar atas, di sana ada empat kamar dan Semuanya memiliki luas yang sama.
ketiga kamar memiliki desain kamar yang mirip, dan furniture yang hampir sama hanya beda warna.
sedang di kamar dekat tangga adalah kamar khusus kerja milik Saga.
kamar itu khusus menyimpan semua hal yang rahasia, mulai dari perusahaan, keuangan hingga rahasia cinta yang tak semestinya.
Saga sampai di kamar paling ujung di lantai itu, karena pemandangan balkon sangat cantik dari kamar utama.
dia pun melepaskan semua bajunya dan berdiri di balkon kamar sambil minum anggur dari botolnya secara langsung.
dia membiarkan angin malam menerpa tubuh bagian atasnya.
"kenapa aku terus terlihat dengan gadis yang aku tabrak tadi, tapi kenapa gadis sekecil itu ada di jalanan,"
Saga pun menghentikan aksi minumnya dan memutuskan untuk mandi.
setelah itu dia pun tidur karena besok masih banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.
di rumah sakit, dokter Aiden berhasil menyelamatkan gadis itu, tapi dua puluh empat jam kedepan adalah masa kritis setelah operasi.
jadi dia menempatkan beberapa perawat untuk menjaganya, terlebih gadis itu di bawa langsung oleh Saga.
keesokan paginya, Saga bangun dan langsung menuju ke kamar mandi untuk bersiap ke kantor, dia pagi ini sedikit terlambat bangun jadi tak ada waktu untuk olahraga.
dia langsung menyalakan mobil dan menuju ke kantor, tak lupa dia menelpon asistennya Veve untuk membelikan sarapan untuk dirinya.
karena dia tak pernah masak di rumah dan itu merepotkan, dan dia memilih untuk sarapan di dapur.
sesampainya di kantor dia langsung turun dan di sambut oleh semua karyawan.
"selamat pagi pak," sapa mereka.
"pagi," jawab pria itu yang langsung menuju ke lift.
mereka semua pun di buat meleleh mendengar suara bariton Sri pria tampan berjenggot rapi itu.
bahkan tubuhnya yang tegap dan kulit bersih itu seakan jadi magnet bagi lawan jenis.
belum lagi tubuh sempurna di tunjang dengan kaki panjang yang memakai semua setelan mahal dan menjadikannya begitu sempurna.
Levi datang dengan semua jadwal dari Saga, mereka berdua sahabat tapi saat bekerja mereka tetap profesional.
Veve datang membawa sarapan dan kopi milik Saga, "permisi bos,"
"letakkan di meja, dan Levi tolong baca semua jadwal kegiatan ku hari ini," kata saga.
Veve pamit dan meninggalkan keduanya, dia tau siapa Saga hingga dia tak berani memiliki niatan apapun untuk bisa bersama pria itu.
terlebih dari juga sudah tau bagaimana Saga dan Levi memiliki circle pertemanan yang sedikit melenceng.
"apa rapat sampai sore, bisakah kamu memindahkan rapat sore nanti, karena aku ada janji dengan seseorang," kata Saga.
"tentu, tapi besok kamu tak bisa pergi kemana pun Karen seharian kita banyak rapat," kata Levi mengingatkan.
"baiklah, tolong atur saja," jawab Saga yang selalu memasrahkan semuanya pada Levi.
Saga benar-benar sibuk hari itu sampai pukul tiga sore rapat baru selesai.
bahkan selama di mobil pun dia terus mengerjakan beberapa pekerjaan yang bisa sambil di lihat saat senggang.
dia benar-benar memanfaatkan waktunya dengan benar, pukul empat sore, Saga sudah pergi dari perusahaan untuk ke rumah sakit.
hari ini dia ada pemeriksaan kesehatan full bersama dokter Aiden sekalian akan melihat gadis yang ditabraknya.
dia langsung berganti baju saat sampai di rumah sakit dan mulai melakukan general cek up.
setelah selesai, dia memutuskan mengunjungi gadis kecil yang masih di ruang ICU setelah operasi.
"apa dia sudah sadar?" tanya Saga.
"tadi dia sudah melewati masa kritis dan seminar sadar, tapi kalau dari respon yang di berikan, sepertinya dia mengalami hilang ingatan parah, terlebih luka di kepalanya dan juga seperti ada trauma besar padanya, dan aku takut dia bisa cacat mental saat bangun nantinya," kata dokter Aiden.
"apa? kamu jangan gila, aku ingin kalian melakukan apapun untuk kesembuhan gadis ini, dan ingat tak usah memikirkan tentang biaya, aku yang akan menanggungnya," kata Saga.
"baik aku mengerti," jawab dokter Aiden.
dia baru kali ini melihat Saga yang nampak khawatir itupun untuk orang lain.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 117 Episodes
Comments
༄༅⃟𝐐𝗧𝗶𝘁𝗶𝗻 Arianto🇵🇸
bnyk typo kak..
2022-10-25
0
Nhiena Ali
𝐣𝐠𝐧 𝐛𝐥𝐠 𝐲𝐠 𝐝 𝐜𝐢𝐧𝐭𝐚𝐢 𝐬𝐚𝐠𝐚 𝐢𝐛𝐮 𝐝𝐫 𝐠𝐚𝐝𝐢𝐬 𝐤𝐞𝐜𝐢𝐥 𝐲𝐠 𝐝 𝐭𝐚𝐛𝐫𝐚𝐤 saga🙄
𝐡𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐦𝐞𝐧𝐝𝐮𝐠𝐚 𝐝𝐮𝐠𝐚🤗😅
2022-07-04
0
wiwik
siapa yg dicintai sama Saga ya🤔🤔🤔
2022-07-03
0