"Baiklah kalau begitu aku ke kantor duluan," ujar Gala sambil bangkit dari duduknya.
"Baik saya juga akan bersiap-siap." Bintang pun ikut bangkit. Setelah mengantarkan Gala ke depan pintu, Bintang langsung masuk ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Sebelum mengguyur air ke wajah, Bintang memikirkan perkataan Gala tadi bahwa kalau dirinya tidak bisa membahagiakan Mentari maka dia lah yang akan mengambil alih untuk membahagiakan istrinya itu.
"Ah Gala pasti cuma bergurau. Mana mungkin dia tiba-tiba berubah normal." Bintang meraup wajahnya terlebih dahulu untuk menghalau pikiran buruknya kemudian mengguyur air ke seluruh permukaan tubuh.
Setelah selesai mandi buru-buru Bintang memakai pakaian kantornya dan mengambil tas kemudian menemui Mentari yang masih berkutat di dapur.
"Sayang!" panggilnya pada Mentari yang fokus pada pekerjaannya dengan posisi membelakangi Bintang.
Mentari menoleh, kaget melihat Bintang sudah berdiri di depan pintu depan pakaian yang siap ke kantor.
"Aku berangkat ke kantor dulu ya," pamit Bintang.
"Sepagi ini?" tanya Mentari heran. Sejak kapan Bintang berangkat terlalu pagi seperti ini. Bahkan sekarang jam masih belum menunjukkan pukul 6 pagi. Pikiran buruk menguasainya. Mentari pikir Bintang pasti akan pulang ke apartemen Katrina dulu.
"Iya, tahu sendiri kan tadi Pak Gala ke sini? Beliau memintaku untuk berangkat pagi karena ada pekerjaan yang harus segera diselesaikan. Jam 11 nanti semua harus sudah kelar," jelas Bintang.
"Tidak sarapan dulu? Ini sebentar lagi kelar."
"Tidak usah, aku buru-buru."
"Baiklah Mas," sahut Mentari sambil tersenyum. Sebisa mungkin dia menutupi rasa kecewanya. Toh alasannya kini bisa diterima Mentari. Demi pekerjaan bukan demi Katrina lagi.
"Eh, kamu bisa antar saja makanan ke kantor ya. Sebenarnya saya kangen sama masakan kamu, cuma mau gimana lagi saya benar-benar diburu waktu."
"Iya Mas nggak apa-apa. Nanti aku antar saja. Kebetulan Meme kan belum tahu seperti apa kantor Mas Bintang. Jadi nanti Meme antar makanan sambil melihat-lihat di sana."
"Oke boleh. Eh jangan lupa bawa 2 kotak ya, sekalian buat pak Gala."
"Baik Mas, siap."
"Baik kalau begitu aku berangkat dulu."
"Iya Mas."
Mentari menyalami tangan Bintang dan pria itupun mengecup kening sang istri.
"Nanti hati-hati di jalan ya. Kamu bisa naik taksi online ke kantor bisa juga naik ojol tergantung mana yang nyaman untukmu. Tahu, kan alamat kantorku?"
Mentari mengangguk, Bintang pun berlalu pergi.
Mentari melanjutkan memasak. Setelah matang ia memasukkan ke dalam 2 kotak makan sesuai pesanan Bintang. Ia pun berlalu ke kamar mandi dan membersihkan diri.
Hari ini Mentari sengaja berlama-lama di depan kaca, merias diri agar kelihatan lebih cantik dari sebelumnya. Dia tidak mau membuat Bintang malu apabila penampilannya acak-acakan atau tidak rapi. Mentari ingin semua orang bangga kepada Bintang yang telah memiliki istri yang cantik seperti dirinya.
"Sempurna," ucapnya lalu mengambil tas dan berjalan keluar ruang apartemen.
Sampai di luar ia berpapasan dengan Sarah.
"Mau kemana Kak?" tegur Sarah melihat penampilan Mentari begitu rapi dan cantik. Tidak seperti biasanya yang berpenampilan sederhana meskipun tidak pernah menghilangkan kesan cantik dari dalam dirinya.
"Mau mengantarkan makanan ke kantor suamiku," jawab Mentari.
"Suami?" tanya Sarah kaget. Tujuh hari dia berteman dengan Mentari tak pernah wanita itu menceritakan tentang suaminya. Salah sarah juga sih dia tidak bertanya. Sarah pikir Mentari singel seperti dirinya dan juga memilih tinggal sendiri di apartemen. Maklum selama kenal dengan Mentari tidak sekalipun dia berpapasan dengan Bintang meski ia juga sering datang ke apartemen Mentari.
"Iya, kenapa?" tanya balik Mentari.
"Oh tidak. Tidak apa-apa. Alamat kantornya dimana? Barangkali kita satu haluan."
"Di Perusahaan Pradiatama," jawab Mentari.
"Oh berarti benar kita satu arah. Ikut mobilku aja yuk! Kebetulan Sarah mau ke rumah ayah dan jalannya melewati perusahaan itu."
"Wah kebetulan dong," ujar Mentari sumringah.
Sarah mengangguk. "Ayo!"
Keduanya pun turun dari apartemen dan langsung menuju ke arah mobil Sarah yang terparkir.
"Wau kamu bisa nyetir mobil sendiri?" tanya Mentari terkagum-kagum saat melihat Sarah duduk di belakang kemudi.
"Biasa aja Kak." Sarah berkata sambil menghidupkan mesin mobil lalu siap meluncur di jalanan.
"Macet banget sih," keluh Mentari melihat kemacetan lalulintas.
"Ini hari senin Kak. Hari pertama masuk kantor setelah weekend. Jadi sudah biasa macet jam segini. Kak Mentari berapa lama tinggal di kota ini?"
"Baru beberapa bulan, tetapi aku jarang keluar."
"Oh."
"Pantes Mas Bintang berangkat pagi-pagi sekali. Mungkin untuk menghindari kemacetan seperti ini."
"Bintang?"
"Iya, kenapa?"
"Suami Kakak?"
Mentari mengangguk.
"Oh."
Padahal aku sudah menceritakan semua tentang Kak Mentari pada Kak Alzam. Eh, ternyata dia benar-benar sudah punya suami.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Agasaka
tor apa a yg kurang pokus bcanya atau tulusan km yg kya loncat" gtu a aga kurang mudeng dg alurnya tolong d perbaiki lgi ya tor maap protes
2022-07-29
1
Nining Rahayu
harapan potek ya,,, mo jodohin ama abang☺
2022-07-24
0