Sebulan sebelum acara pernikahan, Alya menghampiri Mentari yang sedang rebahan di atas kasur sambil menatap foto Bintang.
"Duh senengnya dapat pangeran tampan. Sudah kaya, ganteng lagi. Mimpi apa sih kamu Me? Kalau laki-lakinya begini aku pun mau seumpama dipaksa menikah sekalipun," ucap Alya sambil ikut memandang foto Bintang tak berkedip.
Mentari tersenyum manis menanggapi perkataan Alya.
"Awas ileran Kak," goda Pandu pada Alya sambil tertawa renyah.
"Tapi aku sedih, nanti kalau sudah menikah harus ikut ke kota dan meninggalkan kalian berdua, juga ibu." Senyum manis Mentari memudar.
"Kenapa harus sedihlah Me, kita kan tidak akan berpisah selamanya. Suatu saat nanti kamu bisa menjenguk kami ke sini atau kami yang akan ke sana menjengukmu, iya kan Pandu?"
"Iya Kak, kalau kita punya ongkos sih." Bocah itu terkekeh sendiri.
"Tenang, kakak kamu kan akan jadi orang kaya pasti kalian tidak akan kekurangan lagi. Apalagi cuma ongkos untuk ke kota," ujar Alya.
"Iya juga ya Kak Alya, tapi nggaklah Kak, sebisa mungkin Pandu dan ibu tidak akan merepotkan Kak Meme lagi."
Mendengar perkataan Pandu, Mentari menangis.
"Perkataanmu selalu membuat kakak terharu," ujar Mentari sambil memeluk erat tubuh sang adik.
"Aku ingin dipeluk juga." Alya mendekat dan memeluk Mentari dan juga Pandu.
"Aku pasti akan merindukanmu Me. Jangan lupakan aku ya!"
"Pasti kamu kan soulmate-ku. Selalu ada di saat susah dan senang. Lebih tepatnya di saat aku susah sih karena aku tidak pernah berbagi kebahagiaan untukmu. Yang ada aku malah selalu merepotkanmu," ujar Mentari.
"Ah jangan berkata seperti itu, aku senang kok berteman denganmu."
"Aku juga senang Al, terima kasih ya atas semuanya."
Alya hanya mengangguk.
Di tempat lain Tuan Winata sedang meminta jawaban dari Bintang.
"Bagaimana Bintang? Satu bulan lebih, saya kira sudah lebih dari cukup untukmu berpikir." Tuan Winata berharap Bintang sudah memikirkan matang-matang tentang permintaan dan konsekuensinya apabila putranya menolak.
"Baik Pa saya terima perjodohan itu."
Tuan Winata menepuk bahu putranya. "Bagus, apabila kalian bisa mempertahankan pernikahan kalian dalam kurun waktu 2 tahun papa akan langsung menyerahkan perusahaan padamu."
"Cekk, kenapa harus dua tahun sih Pa? Itu lama sekali," keluh Bintang.
"Itu untuk mengetes apakah kamu serius pada pernikahan ini. Saya harap kalau kalian sudah resmi menikah, kamu jauhi si Katrina itu."
Bintang menelan ludah mendengar larangan papanya.
"Tapi Pa ...."
"Tidak ada tapi-tapian," potong Tuan Winata ucapan Bintang.
"Baiklah," ucap Bintang pasrah.
Sebenarnya Bintang sangat menolak keras keinginan papanya, tetapi Tuan Winata selalu mengancam Bintang. Apabila pria itu tidak mau menikahi Mentari maka selamanya dia tidak akan menyerahkan perusahaannya pada Bintang. Itu artinya Bintang akan selamanya bekerja pada Galaksi Pradiatama( sepupunya) sebagai asisten di perusahaan pamannya itu.
Namun, saat Tuan Winata memperlihatkan foto Mentari Bintang jadi ragu. Wajah cantik dengan mata bulat dan bulu mata yang lentik itu telah berhasil mencuri hari-harinya. Wajah Mentari selalu membayang diingatannya.
"Apa masih ada yang mau dibicarakan lagi Pa?"
"Sudah tidak ada. Saya harap kamu menyiapkan diri untuk pernikahanmu nanti."
"Iya Pa. Baiklah karena tidak ada yang akan kita bicarakan lagi Bintang akan kembali ke apartemen."
"Yasudah sana!"
Bintang mengangguk lalu bangkit dan pamit pada -Arumi- ibunya.
"Ma, Bintang kembali ke apartemen ya Ma."
"Iya, hati-hati ya Nak."
Bintang mengangguk lagi dan keluar dari rumah. Ia melajukan mobilnya kembali ke apartemen.
Sampai di apartemen Bintang merebahkan tubuhnya. Ia lelah, otaknya berperang dengan hatinya. Bahkan hatinya pun sudah tidak sehaluan.
Di satu sisi Bintang mencintai Katrina. Dia itu cinta pertamanya. Di sisi lain dia tidak bisa menolak keinginan sang papa dan parahnya lagi dia sekarang mulai memikirkan Mentari.
"Ah, apa mau hatiku sebenarnya?" Bintang mendesah kesal. Dia meraup wajahnya kasar.
Tiba-tiba pintu apartemen tampak dibuka.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Bzaa
semoga saja bintang gak kemaruk Mao dua2nya
2024-04-27
0
Lovesekebon
Hmm jangan bilang Katrina segera berulah😏🙄
2023-02-16
0
Elisa Nursanti Nursanti
si uler keket masuk
2023-01-18
1