"Udah ah kita makan saja lagi. Kata Kak Alzam kalau makan tidak boleh sambil berbicara apalagi sampai lupa berdoa sebelum makan. Setan-setan numpang makan di piring kita." Sarah tertawa lagi.
"Ya sudah kita lanjutkan makan kita," sambung Mentari.
Keduanya fokus makan dan tidak ada yang bicara lagi hingga selesai.
Setelah selesai Sarah melambaikan tangannya ke arah pelayan untuk meminta bill.
"Kenapa kakak semalam kabur dari kamarku?" tanya Sarah sambil menunggu pelayan restoran sampai ke sampingnya.
"Aku kira itu kamar cowok dan aku kagetlah ternyata ada laki-laki di sana. Aku tidak mau tinggal sekamar dengan laki-laki."
"Itu kamarku Kak dan sebenarnya Kak Mentari tidak hanya berdua dengan kak Alzam tetapi waktu itu Sarah sedang ke dapur untuk membuat teh hangat. Eh, pas balik Kak Mentari sudah tidak ada. Kata Kak Alzam kak Mentari sudah kabur."
"Oh gitu ya. Maaf ya sudah merepotkanmu."
"Nggak apa-apa Kak santai aja lagi."
Tampak Sarah mengeluarkan uang dan membayar pesanan makan mereka.
"Sudah yuk Kak, kita pulang."
Mentari mengangguk. Mereka berdua keluar dari restoran.
"Nanti kalau Kakak merasa kesepian, Kak Mentari bisa datang ke kamar Sarah. Kamar sarah ada di lantai 20 nomor 87, Kalau Kakak?"
"Sama di lantai 20, tapi nomor 107."
"Oh dekat berarti ya Kak. Jangan lupa main ke kamar Sarah ya, tapi kalau sore biasanya Sarah kuliah."
"Oke nanti kalau ada waktu aku main ke tempatmu."
Tak terasa langkah mereka telah sampai di depan gedung apartemen. Mereka pun masuk dan naik lift bersama.
"Dada kakak!" Sarah melambaikan tangannya ke arah Mentari saat sudah sampai di depan pintu apartemennya sendiri.
Mentari pun membalas lambaian tangan Sarah lalu berjalan menuju kamarnya sendiri.
Sampai di dalam dia langsung membersihkan diri. Setelah selesai mandi ia merebahkan tubuhnya di atas kasur. Lelah, ia merasa lelah tetapi kali ini ia bahagia.
Selain bisa berkeliling dia juga mendapatkan teman baru. Meski Sarah memanggilnya kakak tetapi sebenarnya mereka seumuran. Terbukti Sarah baru masuk kuliah dan Mentari pun jika punya uang sendiri dan tidak menikah dengan Bintang maka tahun ini ia pun baru masuk kuliah.
Malam itu Mentari bisa tersenyum dan tidur nyenyak meski tanpa adanya Bintang di sisinya.
***
Sudah tujuh hari Mentari tinggal sendiri karena Bintang selalu menunda kepulangannya. Mentari sudah bosan dengan alasan Bintang yang tentu saja karena kebaikan Katrina.
Mentari sudah merasa terbiasa hidup sendiri. Jadi dia sudah sedikit tidak perduli pada Bintang. Saat-saat sepi, Mentari selalu mendatangi kamar Sarah dan bercanda ria di sana agar bisa sedikit melupakan segala kesusahan dan pikirannya tentang Bintang.
Terkadang dia juga melakukan panggilan video call dengan adik dan ibunya. Bagi Mentari senyum kedua orang itu adalah obat bagi luka di hatinya. Mentari bahagia melihat keduanya bahagia meskipun masa depannya yang harus menjadi korban.
Sore hari pintu apartemen terdengar diketuk. Mentari yang sedang merias diri di depan kaca segera beranjak dan membuka pintu.
"Pasti Sarah," gumamnya sambil memutar handle pintu. Namun dia kaget melihat siapa yang berdiri di depan pintu.
"Mas Bintang?"
"Kenapa kaget melihatku?"
"Aku pikir kamu sudah lupa pulang." Mentari tampak cemberut.
"Iya nggak lah kenapa harus lupa pulang kalau di rumah ada istri cantik yang menungguku," goda Bintang sambil memegang dagu Mentari dan mencium pipi istrinya.
"Kangen nggak?" tanya Bintang lagi.
"Kangen," ucap Mentari lalu memeluk erat tubuh Bintang.
"Jangan tinggalkan aku lagi," mohon Mentari. Di satu sisi dia membenci Bintang karena lelaki itu telah menduakan cintanya tetapi di sisi lain dia sangat mencintai suaminya itu. Kadang Mentari merasa jijik dengan tubuh Bintang karena telah tersentuh wanita lain. Namun, kadang dia begitu merindukan dekapan hangat Bintang. Aroma tubuh Bintang seolah telah menjadi candu baginya.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Damai Damaiyanti
coba mentari buka usaha apa gitu biar g bervantung sm bintang ,abis pergi aj biar bintang nyesel
2024-10-08
0
Nining Rahayu
semoga kamu tak hamil dulu sebelum yakin hati Bintang untukmu
2022-07-24
0