"Bintang, beberapa hari ini kamu tinggal bersamaku," ujar Katrina sambil menarik tangan Bintang.
"Mas Bintang jangan tinggalkan aku. Aku tidak mau tinggal sendiri," mohon Mentari. Di kota ini dia tidak mengenal siapapun dan selama ini dia tidak pernah keluar dari apartemen tanpa Bintang bersamanya.
"Cih, dasar wanita kampung. Penakut, manja. Ayo Bintang pulang ke apartemenku saja. Kamu sebagai suami itu harus adil. Beberapa bulan ini sejak kamu menikahi dia, kamu tidak pernah menginap di tempatku. Aku itu istri pertamamu tapi berasa kayak istri kedua saja," protes Katrina panjang lebar.
Bintang memandangi wajah Mentari untuk meminta persetujuan.
"Jangan Mas, aku tidak berani tinggal sendiri saat malam seperti ini."
"Dia harus belajar mandiri Bintang. Kalau kamu biarkan dia seperti ini terus, maka dia akan selalu merepotkanmu!" Katrina menekankan pada kata 'merepotkan'.
"Lagipula kau harus adil kepada kedua istrimu. Harus bisa membagi waktu," tambahnya.
"Baiklah Kate."
"Mentari sekarang kau sudah tahu bahwa aku juga punya istri yang lain. Jadi aku harap kamu mengerti dengan posisiku. Malam ini aku ikut Katrina saja. Aku harap kamu bisa belajar menaklukkan ketakutanmu. Jangan khawatir, apartemen ini aman, jadi tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan."
"Baiklah kalau itu keputusanmu Mas," sahut Mentari pasrah.
"Terima kasih," sahut Bintang.
Katrina mengandeng tangan Bintang dan berjalan menuju pintu.
"Mas!" panggil Mentari.
Bintang dan Katrina menoleh bersamaan.
"Ada apalagi?" tanya Katrina ketus.
"Ada apa Me?" tanya Bintang lembut.
"Sebelum pergi antarkan aku ke rumah papa Winata saja," pinta Mentari.
"Apa? Jangan syok manja Lo," geram Katrina.
"Sekarang sudah malam Papa pasti sudah tidur," kilah Bintang padahal dia tidak ingin Tuan Winata tahu semuanya. Kalau papanya tahu dia menikah dengan Katrina maka yang diimpikannya akan gagal.
"Tidak apa-apa, Papa Winata bilang aku bisa ke sana kapan saja. Pintu rumahnya akan terbuka dua puluh empat jam untukku, katanya." Meski dalam hati merasa takut tinggal serumah dengan mertua perempuannya, tetapi Mentari merasa lebih aman kalau tinggal di sana dibandingkan tinggal sendiri di unit apartemen.
"Cih sok Lo, dasar wanita kampung." Katrina semakin kesal mendengar perkataan Mentari. Di mata Katrina wanita itu tidak ada apa-apanya, tetapi mengapa Tuan Winata malah menyayangi Mentari.
Apa sih kelebihan wanita kampung ini hingga papanya Bintang lebih memilih dia ketimbang aku. Padahal dia tahu aku dan Bintang sudah sejak lama pacaran dan juga saling mencintai. Secara fisik lebih seksi aku, secara akademis juga. Aku kerja sebagai sekretaris sedang dia hanya diam di rumah. Menghabiskan uang Bintang saja.
Bintang menghampiri mentari dan memeluk. "Besok malam aja ya kita ke rumah Papa. Nanti kita berdua akan menginap di sana." Bintang merayu Mentari.
"Bintang!" bentak Katrina. Dia tidak suka Bintang memeluk Mentari dan hal itu dijadikan kesempatan oleh Mentari untuk memanas-manasi Katrina. Dia mengeratkan pelukan Bintang dan menciumi pipi Bintang.
Katrina melotot ke arah Mentari.
"Sekarang kamu tidur saja, jangan lupa kunci pintu. Nanti kalau ada apa-apa langsung telepon aku." Bintang terus saja membujuk Mentari.
"Tapi kalau handphone-mu mati bagaimana?"
"Tidak akan, handphone-ku standby 24 jam."
"Baiklah sana pergi!" Mentari melepaskan pelukan Bintang.
"Terima kasih atas pengertiannya," ucap Bintang lagi.
"Iya." Tanpa ingin melihat Bintang pergi, Mentari masuk ke dalam kamar terlebih dahulu.
"Jangan lupa kunci apartemennya!" teriak Bintang kemudian berlalu pergi.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Nining Rahayu
jadi ikut emosi aku bacanya 🤣🤣🤣
2022-07-24
0
Nining Rahayu
meluk istri tdk suka apa kabar kamu istri siri yang sok teriak saat bergelut dgn Bintang?? 🤬🤬
2022-07-24
0