"Bagaimana para saksi, sah?"
"Sah."
"Sah."
"Sah."
Suara sah terdengar dari segala arah. Pak penghulu membacakan doa. Setelah itu pak penghulu meminta mempelai untuk menandatangani surat nikah.
Bintang menyematkan cincin di jari Mentari begitupun sebaliknya. Mentari menyalami tangan Bintang. Saat Bintang mengecup keningnya, tubuh Mentari tampak gemetar. Kemudian kedua mempelai melakukan sungkeman pada kedua orang tua.
Sampai pada Arumi Mentari merasakan aura yang berbeda. Sepertinya mertua perempuannya itu tidak menyukainya. Entah apa alasannya, Mentari pikir Arumi tidak menyukainya karena dia berasal dari keluarga miskin.
Kedua mempelai diizinkan masuk ke dalam kamar dan para undangan dipersilahkan untuk menyantap hidangan yang telah disediakan.
Di dalam kamar Bintang dan Mentari hanya saling pandang. Mereka larut dalam pikiran masing-masing.
Mentari berpikir apa yang akan dia lakukan nanti kalau sudah dibawa ke kota oleh Bintang dan dalam hatinya juga merasa takut jika serumah dengan Arumi.
Sedangkan Bintang berpikir keras bagaimana caranya agar Mentari tidak tahu bahwa dirinya sebenarnya sudah mempunyai seorang istri. Rasa bersalah ada dalam hati, tetapi ia tidak ingin Mentari kecewa di hari pernikahannya. Apalagi dirinya juga tertarik pada Mentari. Bintang tidak akan pernah melepaskannya.
Hingga malam hari tiba mereka masih saja larut dalam pikiran masing-masing hingga malam yang seharusnya menjadi malam pertama mereka terlewat begitu saja. Mereka hanya saling tersenyum apabila tidak sengaja bersitatap.
Esok hari Bintang dan keluarga pamit pada Warni dan Pandu untuk membawa Mentari ke kota. Tentu saja Warni dan Pandu merasa bersedih harus berpisah dengan Mentari, tetapi apalah daya Mentari memang harus ikut bersama suaminya.
Mentari? Jangan tanya dia. Tentu saja wanita itu yang paling merasa sedih karena harus meninggalkan semuanya. Keluarga, teman bahkan kampung halamannya.
Sebelum pergi Mentari memeluk erat ibu dan adiknya kemudian Alya yang sengaja datang untuk memberikan semangat kepada Mentari.
"Semoga bahagia selalu ya Me."
"Terima kasih Al semoga kau juga bahagia. Aku nitip ibu dan Pandu ya." Kedua sahabat itu berpelukan.
"Ayo cepat! Lelet banget sih istrimu Bintang," protes Arumi.
"Iya Ma sebentar." Bintang meraih tangan Mentari dan menggenggamnya kemudian membawa istrinya ke dalam mobil.
"Jalan Pak!" perintahnya pada sopir pribadi keluarganya.
Pak sopir pun menyetir. Mobil berjalan mulus di jalanan. Meski di desa tetapi jalanan di sana sudah di aspal semua.
"Selamat tinggal kampung halaman," batin Mentari sambil melambaikan tangan pada keluarga dan sahabatnya.
Sepeninggal Mentari, Pandu dan Warni menangis. Mereka benar-benar merasa kehilangan ditinggal oleh Mentari. Untung saja ada Alya yang siap menghibur mereka berdua.
Sementara dalam mobil Mentari termenung. Ia mengingat kehidupan bebasnya di desa yang tak akan pernah terulang lagi. Bercanda bersama keluarga, teman, bahkan masuk ke hutan untuk mencari sayuran.
"Kamu kenapa, masih kepikiran keluargamu?" tanya Bintang.
"Ah nggak, cuman menikmati suasana alam saja," bohong Mentari.
"Oh." Bintang hanya berkata Oh saja.
"Nanti kita akan tinggal di apartemen. Saya biasa misah sama orang tua. Jadi saya harap kamu bisa melakukan tugas-tugasmu sebagai seorang istri."
"Aku bisa," ujar Mentari kali ini ia terlihat sumringah. Kata-kata Bintang yang akan misah dengan orang tuanya membuat dia bahagia karena artinya dia tidak akan serumah dengan mertua perempuannya. Entah mengapa Mentari memiliki firasat yang tidak enak tentang wanita itu. Semoga saja dugaannya itu tidak benar.
***
Semenjak tinggal di apartemen Mentari merasa bahagia. Benar kata Alya selain tampan hidup Bintang juga mapan dan mandiri. Bonusnya lagi lelaki itu adalah pria yang romantis yang sangat menyayangi Mentari.
"Terima kasih Tuhan, kau telah memberikan kesenangan yang bertubi-tubi pada hambaMu ini, setelah cobaan demi cobaan telah kau limpahkan pada keluarga hamba. Hamba sangat mensyukuri nikmatMu ini."
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Bzaa
semoga bahagia sll
2024-04-27
0
Best
cie... dah nikah. wkwk
2022-07-21
1
Abigael Putri
penderitaan mu yang sebenarnya baru dimulai mentari
2022-07-16
2