Baru saja hendak beranjak pergi dari tempatnya berdiri, ponsel Mentari berdering lagi. Mentari menjauh dari Sarah dan mengangkat telepon.
"Nggak pulang lagi?" terlihat raut kekecewaan di wajah Mentari.
"Iya maaf, Katrina sedang tidak enak badan. Dia muntah-muntah dari tadi. Saya khawatir terjadi sesuatu yang tidak diinginkan kalau membiarkan dia sendirian."
"Ckk, jadi harus aku lagi yang sendiri?"
"Iya sayang, maaf ya. Aku mohon pengertian kamu ya."
"Sebenarnya aku tidak suka Mas Bintang begini, tetapi ya sudahlah melarang pun kalau terjadi sesuatu yang buruk sama dia aku juga yang akan disalahkan," sesal Mentari.
"Jangan begitu lah sayang. Ya, yah aku mohon izinkan aku menginap lagi di tempat Katrina," bujuk Bintang.
"Iya," ujar Mentari ketus dan langsung menutup panggilan telepon dari Bintang. Entah mengapa dia merasa benci mendengar Bintang menyebut nama perempuan itu. Ataukah dia hanya cemburu saja?
"Ada apa Kak? Kenapa wajah kakak tampak lesu seperti itu?" tanya Sarah sambil mendekat ke arah Mentari.
"Tidak ada apa-apa. Sepertinya aku terima ajakan kamu deh untuk makan bareng." Mentari mencoba tersenyum meski dalam hati masih ada sisa rasa kesal terhadap Bintang.
"Oke kalau begitu kita langsung ke sana." Sarah menunjuk restoran yang terlihat sangat ramai.
"Tapi ...."
"Tenang, Sarah yang traktir." Gadis itu seolah mengerti kekhawatiran Mentari.
Mentari bukannya pelit tetapi dia hanya berjaga-jaga saja jikalau Bintang akan menanyakan pengeluarannya nanti. Apalagi melihat restoran yang ditunjuk Sarah adalah restoran besar dan mewah. Sudah dapat dipastikan menu-menunya akan mahal.
"Ayo!" Sarah menarik tangan Mentari melihat wanita itu hanya berdiri mematung.
Akhirnya Mentari menurut karena tangannya sudah digandeng oleh Sarah.
Setelah sampai ke dalam Mentari menyerahkan menu yang dipesannya kepada Sarah. Dia tidak tahu seperti apa wujud menu-menu yang ada dalam buku menu yang disodorkan oleh waiters. Jadi lebih aman, dia mengatakan agar disamakan saja dengan pesanan Sarah.
Beberapa saat waiters datang dan menata makanan di meja. Setelah selesai waiters tersebut mempersilahkan keduanya untuk menyantap hidangan yang sudah siap di hadapan mereka.
"Terima kasih." Setelah mengatakan kata terima kasih keduanya pun mulai makan.
"Oh ya, katamu kau mengenalku. Kenal dimana ya?" Mentari masih penasaran dengan perkataan Sarah tadi pagi.
"Kakak juga tinggal di apartemen itu?" Apartemen yang dimaksud Sarah adalah ketika mereka tadi pagi bertemu.
"Iya."
"Semalam kakak pingsan dan Kak Alzam yang menolong Kak Mentari dan membawanya ke dalam kamarku," jelas Sarah.
"Alzam?" Mentari tampak berpikir, mengingat-ingat kejadian semalam.
"Apa laki-laki yang memakai sorban itu?"
"Iya benar, dia itu kakak kandungku, tetapi kami dibesarkan secara terpisah. Aku ikut ayah dan Kak Alzam ikut ibu, cuma karena aku tidak senang dengan ibu tiriku, aku meminta agar ayah mengizinkanku untuk tinggal di apartemen sendirian."
"Kau tinggal sendiri?" tanya Mentari kaget.
"Iya Kak, memang kenapa?"
"Tidak takut?"
"Nggaklah, takut sama siapa memangnya?"
"Dengan penjahat lah emang dengan siapa lagi?" tanya balik Mentari.
"Oh kalau yang ini kebetulan Sarah sudah dibekali dengan ilmu bela diri jadi tidak begitu khawatir akan hal itu. Hanya ... Kak Alzam tidak suka Sarah tinggal seorang diri. Katanya tidak baik seorang gadis tinggal seorang diri."
"Kakakmu alim kayaknya ya?"
"Iya, tidak kayak aku yang rada-rada ...." Sarah tidak melanjutkan perkataannya.
"Rada-rada apa?" tanya Mentari sambil tersenyum.
"Ada deh pokoknya," ujar Sarah sambil tertawa, tetapi langsung menutup mulutnya dengan tangan.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Nining Rahayu
akhirnya menemukan teman berbagi,,, sabar ya sayang,,,,
2022-07-24
0
Best
gilaaa... aku maraton bacanya....
2022-07-21
0