Setelah Alya sudah hilang dalam pandangan mata barulah Mentari menyusuri jalan setapak menuju rumahnya.
"Hei buka pintunya!"
Dari jarak satu meter Mentari melihat seseorang mengetuk pintu dengan kasar.
"Warni, Buka tidak? Atau aku dobrak!" ancam wanita setengah baya yang sedari tadi berdiri di depan pintu dengan wajah murka.
Mentari bersembunyi di balik semak-semak. Dia tidak mau menjadi sasaran wanita itu lagi kalau sampai ketahuan ada di tempat ini. Dia hanya mengintip dari balik rerumputan.
Rumah nampak sepi tidak terlihat sosok ibu dan adiknya di sana. Mungkin ibunya sedang menjadi kuli di sawah dengan memboyong putranya, atau bahkan bersembunyi karena sudah tidak kuat setiap hari menghadapi tagihan hutang disertai dengan hinaan yang sangat menyakitkan.
Brak!
Wanita itu menendang pintu rumah karena kesal tidak ada seorangpun yang membuka pintu ataupun sekedar menjawab panggilannya.
"Dasar keluarga tidak tahu diuntung!" Wanita itu berlalu pergi masih dengan ekspresi marah.
Setelah wanita itu pergi barulah Mentari keluar dari persembunyiannya dan pulang ke rumah.
Sampai di depan pintu ia berpapasan dengan Ibu Warni yang sedang menggendong adiknya.
"Ibu darimana saja?"
Ibu Warni diam tidak menjawab.
"Kami sembunyi Kakak. Ibu sudah capek mendengar orang-orang marah padanya." Pandu, sang adik yang menjawab.
"Sampai kapan kita seperti ini Bu?" Mentari meneteskan air mata kala mengingat nasib keluarganya.
"Aku juga tidak tahu Nak, maafkan ibu yang tidak bisa membahagiakan kalian berdua." Mata Warni nampak berkaca-kaca.
"Bukan salah Ibu, kita tidak pernah meminta untuk terlahir menjadi keluarga miskin, tetapi kalau ini sudah takdir dari yang Maha Kuasa kita bisa apa Bu? Kita hanya bisa pasrah sambil berusaha. Walaupun usaha kita masih belum mampu membayar hutang-hutang yang ditinggalkan ayah."
"Terima kasih ya Nak, kamu bisa mengerti perasaan ibu."
"Iya Bu aku bisa mengerti perjuangan Ibu, tapi aku hanya kasihan saja melihat Pandu. Dia harus rela digigit nyamuk setiap kali ibu bawa bersembunyi dari kejaran para rentenir itu."
Ibu Mentari yang bernama Warni itupun sudah tidak dapat membendung air matanya.
"Andai saja ibu tahu ayahmu tidak akan sembuh, lebih baik kita tidak membawa ayahmu berobat dan memilih menerima tawaran hutang dari para tetangga."
"Ibu jangan begitu Bu. Ayah sudah pergi, kita ikhlaskan saja semua demi ayah."
"Tapi kalian berdua Nak yang akan menanggung beban moril. Kasihan adikmu ini masih kecil seperti ini harus menerima kenyataan yang tidak mengenakkan ini."
"Sabar ya Pandu tahun ini kakak lulus SMA. Kakak akan merantau ke kota dan akan mengirimkan uang untuk kebutuhan kalian termasuk membayar hutang keluarga kita."
"Iya Kak, Pandu akan selalu mendoakan supaya kakak sukses."
"Kakak juga akan mengumpulkan uang untuk biaya operasi kamu biar bisa berjalan dengan normal lagi. Maafkan kakak ya, kamu seperti itu gara-gara kakak."
"Nggak apa-apa Kak, pandu ikhlas kok."
Mendengar perkataan sang adik, Mentari merasa terharu sekaligus sedih. Pandu adalah adik yang penurut dan sabar meski masih kecil. Sepertinya dia mewarisi sifat ayahnya.
"Sudah Bu kita masuk saja. Nanti ibu yang tadi datang kembali."
"Kalau dia kembali bagaimana Kak?"
Mentari terdiam sebentar. Sudah terlalu sering dia kedatangan tamu yang menagih hutang kepada ibunya. Meski berulang kali meminta maaf mereka tidak terima malah kadang melempar sandal ke arah mereka hingga kadang mengenai Pandu dan bocah kecil itu hanya meringis mendapatkan perlakuan kasar seperti itu.
"Mentari maaf ya Nak, bagaimana kalau handphone kamu kita jual dulu Nak nanti kalau ibu punya uang akan ibu ganti."
Mendengar perkataan ibunya Mentari tampak terdiam. Dia bingung harus bagaimana. Jika dia menuruti keinginan ibunya dia tidak akan bisa menulis novel online lagi, tetapi kalau tidak dijual, uang apa yang akan dibayarkan jika penagih hutang datang kembali.
Saat dalam kondisi seperti itu Mentari kemudian mengingat sesuatu.
"Alya. Ya Alya aku harus menghubungi dia."
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 277 Episodes
Comments
Bzaa
hadirrrr
2024-04-27
1
Manami Slyterin🌹Nami Chan🔱🎻
sungguh nasib naas mentari
2023-02-11
0
Lovesekebon
Mudahkanlah Dewi Fortuna segera datang 🥰🥰
2023-02-10
2