Bab Delapan. NTC.

Annisa berjalan menuju kamarnya. Setelah mengganti pakaian, Annisa membaringkan tubuhnya.

Annisa merasa pusing dan perutnya terasa sakit. Sepertinya asam lambung yang di deritanya kembali kambuh.

Setelah minum obat Annisa mencoba memejamkan matanya dan akhirnya dia terlelap.

Farhan yang baru pulang dari kerja melihat suasana rumah masih sepi. Farhan berpikir pastilah istrinya itu lembur.

"Aku nggak akan membiarkan kamu kerja lembur terus. Pasti Atha sengaja meminta kamu lembur agar bisa lama-lama berdua denganmu," gumam Farhan pada dirinya sendiri.

Farhan yang merasa lapar, melihat ke meja makan, namun tidak ada lauk. Pria itu pulang cepat karena Sherlin sedang berada di luar negeri untuk pemotretan.

Sherlin memang berprofesi sebagai model. Dia sangat berambisi ingin menembus menjadi model internasional, itulah sebabnya dia menolak untuk menikah saat Farhan mengajaknya.

Sherlin baru merambah dunia model internasional. Dirinya sudah menanda tangani kontrak selama dua tahun.

Farhan duduk dan mengambil ponsel dari sakunya dan memesan makanan.

"Sepertinya besok aku sudah harus mempekerjakan asisten rumah tangga,karena Annisa lebih mementingkan kerjaan. Mana yang katanya akan tetap melaksanakan kewajibannya menyiapkan makanan."

Annisa terbangun dari tidurnya, karena merasa haus Annisa keluar kamar untuk minum.

Annisa tidak menyadari jika sudah malam. Dia berpikir Farhan belum pulang. Dengan baju tidur yang sangat minim, Annisa menuju dapur.

Farhan berdiri dari duduknya. Baru beberapa langkah Farhan dikagetkan dengan kehadiran Annisa. Dia melihat tubuh Annisa dengan menelan air ludahnya.

Annisa tidak menyadari jika pandangan Farhan yang seakan ingin memakannya.

"Kak Farhan. Udah pulang. Jam berapa sekarang?" tanya Annisa.

"Jam tujuh," jawab Farhan dengan mata yang masih menatap penampilan Annisa tanpa kedip.

Farhan baru menyadari dibalik pakaian yang tertutup itu, Annisa memiliki tubuh yang nyaris dikatakan sempurna.

Kulit putih mulus, tubuh langsing, dan bentuk tubuh yang sempurna.

Annisa yang merasa di tatap tanpa kedip oleh Farhan,menatap ke tubuhnya. Dia kaget menyadari baju yang dikenakan.

"Kenapa Kak Farhan menatap aku seperti itu?" tanya Annisa sengaja menantang Farhan. Dia tidak akan mengganti bajunya. Bukankah Farhan suami sah-nya. Jadi tidak ada larangan dia menunjukkan aurat.

"Apa kamu nggak bisa berpakaian lebih sopan?" tanya Farhan.

Annisa kembali melangkahkan kakinya tanpa menjawab pertanyaan Farhan dan mengambil segelas air. Setelah rasa dahaganya hilang, barulah Annisa kembali bersuara.

"Emang kenapa jika aku berpakaian begini. Di rumah ini nggak ada orang selain kita berdua. Apa Kak Farhan udah lupa jika aku ini masih istri sah-nya Kak Farhan?"

Farhan yang diam tanpa menjawab pertanyaan Annisa. Melihat Farhan diam, Annisa meneruskan ucapannya.

"Aku ini istri sah Kak Farhan, nggak akan berdosa aku menampakan aurat. Kak Farhan juga nggak akan berdosa menatap aku. Yang berdosa itu jika Kak Farhan menatap aurat Sherlin. Setiap bertemu Kak Farhan, dia nggak menutup auratnya dari pandangan Kak Farhan'kan?"

"Jangan membawa nama Sherlin. Apa salah Sherlin denganmu? Sepertinya kamu dendam banget dengannya?" tanya Farhan.

Suami Annisa itu mendekati Annisa dan menatapnya tajam.

"Sherlin itu hanya dekat dengan aku, kekasihnya? Namun, kamu dekat dengan pria yang nggak hubungan apapun!" ucap Farhan penuh penekanan.

"Pria? Siapa yang Kak Farhan maksud?"

"Pak Atha?"

"Oh, Pak Atha. Aku nggak pernah dekat dengannya. Hubunganku hanya sebatas atasan dan bawahan. Apa bedanya Sherlin dengan fotomodel yang berpose dengannya? Lebih parah mana aku apa Sherlin? Sherlin memeluk pria lain yang bukan kekasihnya!" ucap Annisa.

Dia telah berusaha sabar. Namun, Annisa merasa harga dirinya terinjak saat Farhan membela Sherlin dengan mengatakan jika wanita itu hanya dekat dengan Farhan sebagai kekasihnya.

"Apa salah Sherlin, kamu cemburu? Dia memeluk pria lain itu hanya untuk pemotretan, nggak ada perasaan lebih."

Farhan mendekati Annisa dan mencengkeram lengan wanita itu.

"Jangan pernah menjelekkan Sherlin, dia nggak pernah marah saat tau aku akan menikahi kamu. Dia juga nggak pernah mengatakan jelek tentangmu, walau tau kamu nggak menyukai dirinya."

Annisa berdiri dari duduknya. Dia tidak peduli lengannya yang mulai merah karena cengkeraman tangan Fathan.

"Tuan Farhan yang terhormat, aku nggak pernah menjelekkan kekasih tersayangmu itu. Aku hanya membandingkan atas apa yang kamu katakan. Kamu menuduhku dekat dengan bos-ku. Padahal itu nggak benar!" ucap Annisa dengan suara tinggi.

"Aku sadar siapa diriku. Hanya istri di atas kertas seperti yang sering kamu katakan. Namun, kamu lupa jika pernikahan kita itu telah sah dalam agama dan negara."

Annisa menyentak tangannya kuat agar cengkeraman dilengannya terlepas. Nampak lengan Annisa merah, karena kuatnya cengkeraman Farhan.

"Aku memang sering kali bersabar, namun alangkah baiknya jika kamu tidak menguji kesabaranku. Seringkali mereka yang pernah sangat peduli bisa berubah dengan cepatnya. Jadi, jangan berharap berlebihan jika kamu tidak ingin dikecewakan. Orang sabar bukanlah orang yang tidak memiliki rasa marah, tetapi orang yang dewasa dan kuat untuk mengendalikan amarahnya."

Annisa melangkah meninggalkan Farhan. Sebelum masuk ke kamar, dia membalikkan badan menghadap Farhan.

"Perlu Kak Farhan ingat, Akan ada fase di mana orang yang paling sabar akan menjadi muak, yang paling peduli akan masa bodoh, dan yang paling setia akan pergi!"

Annisa masuk ke kamar. Tangisnya pecah di kamar. Dia telah menahan dari tadi. Dia tidak ingin menangis di depan Farhan. Dia tidak ingin terlihat lemah.

Kekecewaan biasanya terjadi ketika seseorang menaruh harapan pada sesuatu, sama halnya ketika menaruh harapan pada seseorang. Misalnya ketika kamu menyukai seseorang, wajar jika kamu menaruh harapan. Namun ketika perasaanmu tak terbalaskan, justru hanya kekecewaan yang didapatkan.

Terlepas dari semua yang terjadi, menangislah saja. Mengeluarkan air mata memang tidak bisa menyelesaikan masalah, tapi menangis setidaknya dapat mengurangi rasa kegalauan dan menenangkan hati.Orang menangis bukan karena mereka lemah. Itu karena mereka terlalu tangguh untuk waktu yang lama.

Farhan melihat kepergian Annisa dengan pandangan tanpa kedip. Begitu Annisa hilang dari pandangannya, Farhan terduduk.

"Apakah aku tadi sudah keterlaluan? Tampaknya Annisa sangat marah. Apa aku salah? Dia yang memulai dengan menjelekkan Sherlin, padahal belum kenal dengannya," gumam Farhan dengan diri sendiri.

"Apa aku tadi terlalu kuat mencengkeram lengannya? Tampaknya tadi lengan Nissa merah. Apa sebaiknya aku minta maaf aja?"

Annisa yang perutnya masih terasa sakit karena asam lambung membaringkan tubuhnya. Tadi dirinya berencana akan membuat makanan untuk mengganjal perutnya.

"Bodoh aku yakni terus menerus memikirkanmu, sementara kamu terus bermain dengan orang lain.Tidakkah menyedihkan ketika kamu tersakiti, namun hanya bisa berkata, saya sudah terbiasa?"

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

Selamat pagi semuanya. Jangan lupa tinggalkan jejaknya. Like dan koment. 😘😘😘😘

Terpopuler

Comments

anita

anita

siapa yg menjelekkan duluan

2023-12-16

1

Siti Aminah

Siti Aminah

aku tunggu kebucinan mu pd nissa ...farhan

2023-12-12

0

Bu ning Bengkel

Bu ning Bengkel

Farham melihat tubuh istrinya mulai kagum indah dan cantik

2023-12-07

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!