Zulaikha berlari hingga tidak mengindahkan telapak kakinya yang sudah terluka dan berdarah. Bayangan seorang laki-laki tanpa bola mata yang mati mengenaskan itu terngiang di pikiran nya. Betapa dirinya sudah menjadi pembunuh yang sadis dan kejam. Tangannya sudah melakukan kekejian. Walaupun Zulaikha melakukan semuanya itu bukan dengan kesadarannya dan dirinya telah dirasuki serta dikuasai oleh arwah yang jahat. Entah Gendrawa atau arwah lain. Namun yang jelas, dirinya telah ditolong oleh arwah tersebut dari laki-laki yang telah melecehkan dirinya dengan tanpa mengenal waktu dan tempat.
Saat itu Zulaikha telah dikerjai oleh laki-laki mabuk itu dan mengalami pelecehan. Arwah itulah yang telah membalaskan dengan atas perbuatan laki-laki itu terhadap Zulaikha.
Zulaikha masih terus berlari menuju ke rumahnya. Jaraknya masih sangat jauh sedangkan dirinya sudah sangat letih. Matahari sudah mengintip dari balik awan. Pagi itu sudah terang menyapa. Orang-orang sudah mulai melewati jalanan. Dan Zulaikha masih terus berlari hingga beberapa orang yang melintas menatap Zulaikha dengan keheranan.
Sebuah mobil berhenti di depan Zulaikha yang masih berlari. Seorang pria turun dari mobilnya dan menghampiri Zulaikha.
" Zulaikha? Apa yang sedang kamu lakukan?" tanya seorang pria itu yang tidak lain adalah Dowi. Dowi menatap wajah Zulaikha yang pucat.
" Bang Dowi! Tolong.. tolong aku!" ucap Zulaikha pelan dan tidak lama ambruk di dalam pelukan Dowi.
" Zulaikha! Zulaikha!" kata Dowi seraya menepuk pipi Zulaikha. Dowi menggendong tubuh Zulaikha dan meletakkan ke dalam mobilnya. Tubuh ringan dan langsing milik Zulaikha tidak memberatkan Dowi dalam mengangkatnya.
Dowi kini melanjutkan perjalanannya menuju rumah kediaman Zulaikha. Sepanjang perjalanan itu, Dowi mulai memikirkan tentang Zulaikha. Sesungguhnya apa yang telah terjadi dan menimpa pada Zulaikha. Sehingga Zulaikha seperti dalam keadaan sangat kacau dan berantakan. Apalagi, Dowi merasakan kalau Zulaikha seperti telah mengalami pelecehan seksual dilihat pakaiannya yang berantakan dan ada bagian-bagian yang terbuka. Dowi tentu saja melihat sesuatu yang menyembul di bagian dada nya. Zulaikha masih tak sadarkan dirinya. Sedangkan Dowi masih terus menjalankan mobilnya dengan cepat. Hingga mobilnya kini Dowi hentikan di depan rumah Zulaikha yang terlihat sepi.
Dowi membuka gerbang rumah Zulaikha yang tidak sudah terbuka. Belum ada siapa pun di sana. Namun tiba-tiba saja ada seorang laki-laki setengah baya mendatangi Dowi.
" Maaf, anda mencari siapa den?" tanya bapak setengah tua itu.
" Saya hendak mengantarkan Zulaikha, pak. Tadi saya bertemu Zulaikha di jalan dan berlari dalam keadaan kacau dan kakinya berdarah." ucap Dowi. Laki-laki itu tentu saja terkejut.
" Non Zulaikha?" tanya bapak itu.
" Benar, pak! Sekarang masih ada di dalam mobil saya. Zulaikha masih belum sadarkan diri." kata Dowi.
Tanpa menunggu lagi, Dowi membuka pintu mobilnya dan mengangkat tubuh Zulaikha serta membawanya masuk ke dalam. Laki-laki tua itu kini membuka pintu utama rumah itu. Dan mengikuti langkah Dowi yang mengangkat tubuh Zulaikha. Zulaikha masih belum sadar dari pingsannya.
" Di mana saya harus meletakkan tubuh Zulaikha, pak?" tanya Dowi.
" Di sini saja den!" sahut laki-laki itu yang bernama pak Tondi. Dowi membaringkan tubuh Zulaikha ke sofa panjang ruangan tengah. Sedangkan pak Tondi terlihat menuju ke kotak obat untuk mencari minyak kayu putih lalu menyerahkan ke Dowi. Dowi berusaha menyadarkan Zulaikha dari pingsan nya. Sedangkan Pak Tondi kini berjalan ke arah dapur. Mungkin saja pak Tondi akan membuatkan minuman untuk Zulaikha dan juga Tondi.
" Rumah Zulaikha ini kuat sekali aura negatifnya. Sepertinya ada arwah penasaran di rumahnya. Ini bisa mempengaruhi kejiwaan Zulaikha." gumam Dowi seraya melihat sekeliling ruangan rumah Zulaikha.
" Bang Dowi!" ucap Zulaikha lirih.
" Kamu sudah sadar, Zulaikha?" tanya Dowi. Zulaikha membenarkan posisi nya dan duduk di depan Dowi. Dowi menelan ludahnya sendiri tatkala perhiasan dua gunung itu terlihat menggoda menyembul di sana. Zulaikha seketika sadar kalau bajunya banyak yang robek lantaran ulah laki-laki yang mabok itu. Dowi melepaskan jaketnya dan memakaikannya ke tubuh Zulaikha. Zulaikha tersenyum sembari menatap mata teduh Dowi.
"Terimakasih banyak Dowi!" ucap Zulaikha pelan. Dowi tersenyum dan duduk menjaga jarak antara Zulaikha.
Pak Tondi datang membawa dua minuman. Zulaikha merapikan pakaian nya yang tersingkap.
" Diminum dulu, non Zulaikha! Ini den, kopi nya buat anda." ucap pak Tondi.
" Terimakasih banyak pak Tondi! Oh iya Pak Tondi, tolong belikan dua bungkus nasi dengan lauknya untuk sarapan kami." perintah Zulaikha.
" Baik, non!" sahut Pak Tondi. Dowi mengambil dompetnya dan mengeluarkan uang ratusan ke Pak Tondi.
" Terimakasih Dowi, tapi biar pakai uang aku saja." tolak Zulaikha.
" Tidak apa! cuma nasi bungkus doang kan? Aku masih mampu membayarnya." sahut Dowi. Zulaikha tersenyum menunjukkan wajah manisnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments