KERASUKAN ARWAH

Sudah beberapa hari akhirnya kegiatan syuting itu telah usai. Semua aktris, aktor dan juga semua kru film itu kembali pulang ke kota asal. Sang sutradara, Leon dan juga Dowi pun telah kembali pulang ke rumah masing- masing. Demikian juga, Zulaikha yang akhirnya bisa beristirahat di rumah untuk sementara waktu.

Setiba nya di rumah, tiba- tiba Zulaikha terkulai lemas. Tanpa saya Zulaikha saat ini dipengaruhi oleh arwah penasaran dari hutan jati. Zulaikha melangkah keluar rumah dan berjalan menyusuri jalanan yang sepi di sekitar rumahnya. Kaki mungil nya bahkan tidak beralaskan sandal atau sepatu wanita. Zulaikha berjalan dengan tatapan kosong ke depan. Itu bukan Zulaikha. Namun arwah hutan jati. Dowi dan beberapa kru telah lupa memberikan sesajen kembali ketika hendak meninggalkan tempat atau lokasi syuting film di sana.

Dowi lupa belum memberikan sesajen lagi untuk kedua kalinya sebagai ucapan terimakasih karena arwah leluhur di sana telah mengijinkan mereka melakukan kegiatan tersebut selama syuting di sana.

Zulaikha kini berjalan sudah cukup jauh meninggalkan rumah kediaman nya. Kakinya tanpa kenal lelah kini dengan cepat berjalan seperti hendak menuju ke hutan jati. Namun sesungguhnya jarak dari rumah Zulaikha ke hutan jati tersebut bekisar satu setengah jam perjalanan yang ditempuh dengan kendaraan beroda empat. Bahkan kaki Zulaikha kini sudah mulai berdarah karena kaki mungil itu hampir tidak pernah berjalan tanpa menggunakan alas kaki. Sedangkan ini, Zulaikha berjalan cukup jauh dengan bertelanjang kaki.

Kaki itu mulai berdarah karena luka. Zulaikha yang belum sadar, tentu saja tidak merasakan sakit. Zulaikha masih dikuasai arwah penasaran penghuni hutan jati. Hingga di sebuah rumah kecil di tengah hutan ada suara tangis bayi. Zulaikha berjalan dan menuju ke rumah itu. Zulaikha kini berdiri di depan pintu rumah itu.

Zulaikha mengetuk pintu itu dengan keras tanpa suaranya memberikan salam kepada penghuni rumah. Beberapa kali Zulaikha mengetuk pintu rumah itu dan pada akhirnya seseorang ibu muda dengan menggendong bayinya membukakan pintu itu.

Zulaikha masih berdiri mematung di depan pintu. Wanita muda yang saat ini menggendong anak balita nya kini mempersilahkan duduk kepada Zulaikha. Namun Zulaikha masih tidak Bergeming. Zulaikha menatap anak bayi yang masih merah itu dengan mata yang bersinar. Zulaikha seperti hendak menginginkan bayi yang masih merah itu.

" Aku haus dan lapar." ucap Zulaikha. Wanita muda itu akhirnya mengerti.

" Duduklah dulu nona! Akan aku ambilkan makanan dan minuman untuk kamu. Tapi tolong jaga anak aku dulu yah, aku akan ke dapur untuk menyiapkan makanan dan minuman itu untuk kamu." ucap Ibu muda itu seraya meletakkan bayi merahnya di dalam ayunan bayi.

Sepeninggal ibu muda itu, Zulaikha kini mendekati bayi merah itu. Dengan cepat mengambil bayi itu dari dalam ayunan bayi. Zulaikha menggendong bayi merah itu yang masih diam lantaran tertidur. Zulaikha mulai berjalan keluar dari rumah itu dengan membawa bayi merah itu di gendongan nya. Zulaikha masih berjalan lurus. Tanpa menoleh ke belakang dirinya mulai berjalan dengan cepat meninggalkan rumah ibu muda itu.

Di pinggiran kota yang sepi itu, Zulaikha kini duduk bersimpuh. Diletakkan nya bayi yang masih merah itu di depannya. Kini bayi merah itu menangis histeris. Tanpa ampun Zulaikha kini mulai mengangkat bayi merah itu tinggi- tinggi. Sebelum Zulaikha hendak melakukan sesuatu yang akan mengancam keselamatan bayi merah itu, teriakan beberapa orang-orang membuat Zulaikha menoleh ke belakang dan menghentikan aksinya.

" Dia telah menculik bayiku, tolong selamatkan bayiku! Dia wanita setan!" teriak ibu muda pemilik bayi itu. Zulaikha sesaat lemas dan jatuh terkulai tak sadarkan diri.

Beberapa warga telah mendekati tubuh Zulaikha yang saat ini pingsan. Bayi merah itu kini telah diambil oleh ibu kandung nya.

" Wanita ini rupanya tadi sudah kerasukan." ucap salah satu warga.

" Ya Tuhan, bersyukur kita dengan cepat mengejar wanita ini. Kalau tidak, bagaimana nasib bayiku jika kita terlambat datang." sahut ibu muda itu sambil memeluk bayinya dari gendongannya.

Beberapa warga kini mulai menyadarkan Zulaikha dengan bau- bau an seperti minyak kayu putih dan semacamnya. Zulaikha akhirnya tersadar dari pingsannya. Dia bingung telah berada di mana.

" Di mana aku?" tanya Zulaikha. Beberapa warga yang masih di tempat itu saling berpandangan.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!