Setelah melakukan semedi bersama kakek Djoko. Ketiga perempuan ( Anin , Siska dan Arumi ) sedang bersantai di pinggir kolam renang yang letak nya tidak jauh dari gazebo yang berada di dekat kolam ikan, yang mana gazebo itu bekas untuk latihan semedi.
Anin ,Arumi asik menyemil snack yang sudah di sediakan oleh Arumi, sedang kan Siska bermain air di pinggir kolam renang. Dengan kedua kaki nya di celupkan ke dalam air.
Anin dan Arumi memilih duduk agak jauhan, karna mereka tak mau sisa sisa makanan terjatuh di air kolam yang mengakibatkan air kolam menjadi kotor. Dan hal itu lah membuat bunda Aurora jengkel. Aturan dari bunda Aurora " bila makanan jatuh ke dalam air kolam mau itu sengaja atau tidak sengaja harus tanggung jawab membersihkan sampai bersih, kalau tidak bersih jangan harap bisa masuk ke dalam "
Hal itu lah membuat Arumi dan Anin enggan berdekatan dengan kolam renang.
" Sis yakin enggak mau makan ini? " tawar Anin yang kebetulan sedang makan buah stroberi yang masih fresh dan manis.
Siska menolehkan kepala nya ke belakang " nanti aja jangan di habis kan, gue masih kenyang " membalikan kepala nya lagi seperti semula, menghadap ke depan sambil mengayunkan kedua kaki nya yang berada di dalam air.
Arumi meletakan snack jajan di atas meja bundar dan menghampiri Siska yang sedang asik bermain air di siang hari.
Btw letak mansion Arumi mengarah ke arah selatan, jadi area kolam renang tidak terlalu banyak cahaya matahari. Membuat orang akan betah duduk di pinggir kolam renang.
" Kayak nya kita harus cepat cepat bertindak deh Sis " Arumi datang dan duduk di sebelah Siska tanpa mencelupkan kedua kaki nya ke dalam air.
Siska menaikan satu alis pertanda siap mendengarkan ucapan Arumi selanjutnya.
" Kita sudah di teror sama si Sari itu berarti kita ini harus memecahkan teka teki kehidupan Sari selama masih hidup sampai menjelang kematian nya, siapa tau kita bisa memecahkan masalah ini dan kita juga bisa tau, siapa orang yang berani membunuh para korban dan memasukan ke dalam sumur tua. Kok bisa udah selama itu perbuatan nya tidak terendus oleh pihak sekolah maupun siswa siswa lain nya " kata Arumi yang duduk nya bersila dan tubuh nya menghadap lurus ke arah Siska.
" Terus kita mulai dari siapa Rum? dan di mana kita harus memulai nya?. Kita tidak tau ia asli nya dari mana , apa siswa asli sekolah kita atau orang luar sana yang di bunuh dan tubuh nya di lempar ke dalam sumur. Kalau pun kita mencari berarti kita harus tanya ke kepala sekolah, siapa yang membangun sekolahan itu? terus sumur nya di bangun di tahun apa?, tidak semudah yang kamu bayang kan "
" Terus mau sampai kapan kita berdiam diri, elu mau di teror terus sama Sari itu? gue mah ogah " ucap Arumi.
" Sama gue juga ogah di teror terus menerus. Coba elu panggil Anin kita diskusi sekarang juga, biar besok kita datang ke kediaman kepala sekolah, kalau bisa tanya ke semua guru dan petugas tu " Siska menaikan satu kaki kiri ke pinggiran kolam, sedangkan kaki satu nya masih di dalam air.
Arumi mengangguk membenarkan ucapan Siska, lalu Arumi memanggil Anin yang sedang makan " Nin...Anin sini bentar " dengan tangan kanan melambai lambai.
Anin yang mengetahui kode dari Arumi, langsung bergegas menghampiri tanpa membawa makanan ataupun snack jajan.
" Apa? " duduk di depan Arumi dan Siska.
" Menurut elu setuju apa enggak, kalau kita besok ke rumah pak kepala sekolah mumpung besok masih libur. Elu ada waktu apa enggak? "
" Ngapain ke rumah kepala sekolah jauh loh dari rumah mu. Terus tujuan nya apa kesana ?" menatap Arumi.
Siska menimpali ucapan Anin " kita cuma tanya sejarah sekolah kita kapan di bangun nya, sebelum di bangun sekolah dulu bekas apa, terus dulu dulu nya ada korban hilang apa enggak "
" Termasuk sumur tua? " tutur Anin yang tepat sasaran.
" Gue akan ikut besok, tapi rumah nya jauh. Kalian udah dapat izin belum "
" Belum lah ini kan baru rundingan nanti ngomong nya sekarang kan kita udah deal nih, jadi besok kita ke rumah siapa saja " ujar Siska yang baru mengambil ponsel nya yang ia letakan di atas meja bundar.
" Ke rumah nya kepala sekolah dulu kalau info nya kurang, kita harus datang ke rumah guru yang sekira nya udah lama mengajar di sekolah. Elu tau siapa aja guru guru yang udah lama ngajar di sekolah. Siapa tau dapat info tambahan, itung itung membantu pihak polisi " sambung Arumi.
" Elu elu pada bingung bahas ke rumah siapa, elu pada apa enggak mikir kita berangkat naik apa. Secara kita belum punya SIM dan KTP, ingat kita masih SMP belum lulus " Anin menyadarkan bahwa mereka belum membahas soal berangkat naik apa dan dengan siapa.
Arumi dan Siska menggaruk tengkuk yang tidak gatal di tambah menampilkan cengirnya.
" Abang elu apa enggak bisa antar kita gitu " Arumi menepuk pelan paha Anin.
" Abang gue apa mau antar adek nya main, boro boro mau. Antar adek nya ke sekolah sama jemput ada aja alasan nya, kalau enggak gitu ngedumel di jalan kayak emak emak enggak di kasih jatah uang " mendengus kesal
" Masa suruh adek gue yang masih SD kelas enam kan enggak mungkin. Hanya abang elu yang opsi terakhir, bujuk lah abang elu itu apa gue perlu bantu ngomong biar di boleh kan " Siska mengutarakan pendapat.
Anin ragu untuk menghubungi abang nya, ia terus menatap ponsel nya yang ia bawa.
" Apa mau ya abang gue, kalau enggak mau gimana nih " batin Anin yang terus berperang dengan pikiran.
" Sopir pribadi elu apa enggak bisa antar Rum? biasa nya antar jemput sama sopir" Anin mencoba memberikan pilihan lain.
" Sopir gue lagi pulang kampung istri nya melahirkan jadi sekarang kalau gue mau pergi pakai sopir pribadi bunda. Tapi besok bunda sibuk mengurus bisnis nya ya otomatis sopir pribadi ikut mengantarkan bunda. Gini deh coba elu telpon abang elu, kalau panggilan masuk biar gue ngomong deh. Biar kelar ini " Arumi mendesak Anin untuk menghubungi abang nya karna opsi lain tidak ada. Dan abang nya Anin satu satu nya pilihan mereka.
" Ok deh " Anin mencari nomor abang nya dan segera menekan tombol panggilan.
Selang beberapa menit...
Anin meminjamkan ponsel nya kepada Arumi, setelah penggilan terhubung.
" Halo bang apa kabar " ucap Arumi.
" Loh kok suara Arumi mana Anin " ucap di sebrang sana dengan suara berat khas cowok.
" Ada di sini, gue boleh ngomong sebentar sama abang ini penting. Tapi ini abang sekarang ada di mana? "
" Abang sih ada di kantin sekolah, emang ada apa sih kaya nya serius " dengan satu alis nya di angkat ke atas.
Fyi : Abang nya Anin bersekolah di wilayah Jawa Tengah dan masih sekolah di SMA Xxx , kelas dua dengan jurusan IPS. Jarak antara kakak adek tidak lah jauh selisih satu tahun.
" Besok abang sibuk apa enggak? "
" Ya sibuk lah kan besok masih sekolah. Ada apa sih. Mau daftar sekolah di sini? " jawab orang yang ada di dalam ponsel.
" Emmm...anu gimana ya " Arumi tiba tiba bingung mau ngomong apa. Ia memberi kode Anin atau Siska untuk membantu nya ngomong kepada abang nya Anin. Namun mereka berdua malah menggelengkan kepala. Membuat Arumi mendengus kesal.
" Halo mau ngomong apa elu, kalau enggak mau ngomong gue tutup nih" sebenar nya ia sedikit terganggu karna acara makan nya sedikit tidak nyaman dan tidak nyaman juga dengan teman teman nya yang duduk nya satu meja.
Arumi menarik nafas sejenak " gini besok abang bisa antar kami ke alamat Xx "
" Tidak bisa " orang yang berada di sebrang sana langsung menolak ajakan Arumi.
" Kan besok hari Sabtu sekolahan libur, masa anterin kita enggak mau " ujar Arumi dengan nada yang merajuk.
" Gue udah ada janji sama temen, jadi enggak bisa..." belum selesai ngomong, Arumi sudah menyela.
" Gue bayar ongkos bensin sama ongkos antar jemput. Dengan bayar dua kali lipat, kalau enggak mau berarti enggak jadi "
" Woh ya jelas mau dong. Itung itung tambah uang jajan, besok gue jemput di mana? jam berapa? " dengan suara yang senang.
Suara abang nya Anin terdengar jelas, membuat ketiga orang menahan tawa.
" Sialan abang elu di pancing dengan uang langsung mau " ledek Siska dengan nada yang sangat lirih. Agar suara nya tidak masuk ke dalam speaker ponsel.
" Jemput di mansion gue jam sembilan, jangan lupa ajak Anin sekalian jangan sampai di tinggal, awas!! nanti ongkos nya hangus "
" Siap empat lima tuan putri " jawab abang nya Anin sembari menutupkan panggilan.
" Nih ponsel elu, makasih " Arumi mengembalikan ponsel nya Anin karna misi merayu abang ( Anin ) berhasil.
Siska berdiri dari duduk di pinggir kolam renang " kuy kita susun nama nama guru yang kita datangi "
" Yok "
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments