Formasi jalan mereka mencari sumur yakni Arumi di depan sebagai petunjuk, baris kedua di isi oleh Siska dan yang terakhir Anin yang jalan nya paling belakangan.
Arumi terus melihat petunjuk dari buku yang ia bawa dan sesekali melihat di sekitaran sini. Kalau kalau ia menginjak batu atau ranting kayu bisa mengakibatkan kesandung. Suasana di alam sebelah dengan alam manusia sungguh berbeda jauh. Walaupun lokasi nya sama dengan lokasi alam manusia ada perbedaan yang cukup mencolok berupa: banyak dedaunan yang berserakan di atas rumput , ranting kayu pada berserakan menyebar kemana mana , kolam ikan berubah menjadi rawa rawa ( tidak terurus ) , udara terasa pengap walaupun di ruangan terbuka , banyak tumbuhan yang menjalar ke mana mana dan ada pohon beringin ( tak kasat mata ) yang tumbuh di tengah tengah taman belakang. Mereka bertiga cukup kaget dengan perubahan yang signifikan ini. Di alam manusia tidak ada pohon beringin yang tumbuh subur nan kokoh di taman belakang sekolah.
Dan pohon beringin lah yang membuat mereka penasaran dan berjalan menuju pohon itu dengan langkah hati hati karna di taman ini ada sesosok penjaga yang bertubuh tinggi , kurus kering , kulit coklat , rambut nya panjang sampai menyentuh tanah dengan kedua bola mata berwarna hitam pekat tak ada warna putih maupun coklat. Dengan mulut lebar plus sobek sampai perbatasan telinga dan lidahnya sulit untuk di masukan ke dalam. Makhluk ini seperti begu ganjang. Makhluk ini berdiri tepat di samping pohon beringin.
Awal nya mereka ragu untuk mendekati pohon beringin. Akan tetapi Arumi mendapatkan pesan lagi di dalam buku yang ia bawa berupa : pohon beringin. Arumi sangat yakin kalau di balik pohon beringin itu pasti ada ' sesuatu ' yang dia simpan.
" Elu yakin Rum mendekat ke pohon itu " tanya Siska yang saat ini ia di perlihatkan sangat jelas wujud sosok itu. Siska memilih berlindung di balik tubuh Arumi, sedangkan Anin menatap dengan tajam ke arah makhluk itu yang masih berdiri di samping pohon bringin.
" Gue sangat yakin kalau di balik pohon itu pasti ada petunjuk baru " jawab Arumi tanpa menengok ke belakang, ia terus fokus jalan lurus ke depan.
" Tapi itu energi negatif nya sangat besar. Apa enggak bentrok dengan energi kita nanti nya? " imbuh Siska yang kelihatan nya sangat takut dengan makhluk yang ada di depan nya.
" Kau jangan takut, nanti dia malah menyerang mu. Ya tapi benar sih apa kata mu energi ya sangat besar dan kuat, gue merasakan energi gue kesedot. Tapi it's okay gue masih kuat dengan perbekalan air dan doa pasti akan kuat" sambung Anin yang mulai mengeluarkan buku tulis yang di bagian belakang masih kosong dan bolpoin di gunakan untuk menggambar.
" Udah udah jangan ribut. Kita selesaikan misi kali ini" Arumi menyemangati dua sahabatnya agar misi nya tidak gagal.
Kini mereka bertiga telah sampai tepat di depan pohon bringin yang berdiri kokoh. Yang tadi nya makhluk itu berdiri di samping pohon, kini ' dia ' melangkah mundur seakan akan ketakutan melihat kami. Lama kelamaan makhluk itu hilang dari pandangan kita dan itu sangat menguntungkan bagi kami karna tidak susah susah melawan energi negatif yang dibawa oleh ' dia ' .
" Alhamdulillah ' dia ' pergi sendiri " Siska menghela nafas lega karna batin nya tidak tersiksa.
" Kita berpencar mencari sumur tua itu, kalau kalian menemukan langsung teriak. Mengerti lokasi nya di daerah ini " ucap Arumi yang sudah mencari letak sumur tua itu berada.
Meraka bertiga sibuk mencari letak sumur tua, hingga kaki kanan Anin tanpa sengaja tersandung dengan akar pohon bringin yang mencuat ke atas tanah.
" Aw.." pekik Anin yang otomatis membungkukkan badan untuk memeriksa yang berada di bawah. Betapa terkejut nya tepat di sebelah kaki kiri nya terdapat bongkahan batu yang ukuran nya besar dan diameter batu itu sangat besar melebihi batu ( gorong gorong ). Sontak Anin memanggil Arumi dan Siska untuk segera mendekat ke arah nya.
" Siska... Arumi... sini gue menemukan batu yang ukuran besar " teriak Anin yang masih membawa buku tulis dan bolpoin.
" Elu menemukan apa? " tanya Arumi yang sudah tiba di lokasi yang mana Anin berdiri. Lokasi Anin berdiri tak jauh dari pohon bringin yang jarak nya kuang lebih lima meter dari titik semula.
" Tuh " ujar Anin sembari menunjuk batu besar yang tergeletak di bawah.
Arumi dan Siska mengikuti arah pandang Anin.
" Itu bukan batu biasa deh coba kita singkirkan rumput rumput ini " ucap Arumi
Anin , Siska dan Arumi mencabut semua rumput liar yang menutupi batu besar ini menggunakan kedua tangan mereka. Tiba tiba angin datang dengan sangat kencang sampai sampai daun daun pada berterbangan.
Wuuzzz.... wuuzzz ( suara angin yang bertiup sangat kencang )
" Ada apa nih guys kok ada angin yang secara tiba tiba " ujar Siska dengan suara keras sembari melindungi kedua mata nya dari debu.
" Gue juga enggak tau " jawab Anin yang berada di belakang Siska.
" Kita berdoa sekarang ini angin nya tidak beres " sahut Arumi dengan susah payah mempertahan kan diri nya agar tidak terbawa oleh sapuan angin.
Mereka bertiga memanjatkan doa kepada sang pencipta alam semesta, meminta pertolongan agar selamat.
*
Membutuhkan waktu empat puluh lima menit untuk mereda kan hembusan angin kencang ini. Di saat angin sudah hilang kini terdengar suara perempuan minta tolong dengan nada merintih kesakitan di campur dengan tangisan.
" Hiks tolong... , tolong... hiks " dengan suara yang sangat lirih tapi sangat jelas di telinga.
" Siapa itu " balas Arumi dengan sedikit berteriak. Mereka sadar bahwa hanya mereka bertiga yang tersesat di sini dan tiga orang ini lah yang manusia. Dipastikan suara tadi bukan dari manusia melainkan dari ' mereka ' yang tak terlihat.
" Tolong saya... " disisipi dengan rintihan kesakitan.
" Kamu ada di mana, tolong katakan kami" jawab Siska yang sama sama mendengar teriakan misterius.
" Tolonngggg!!!...."
Arumi , Anin dan Siska mencari sumber suara ini. Dan ternyata sumber suara nya ada di dalam batu besar yang di temukan oleh Anin.
Betapa terkejutnya mereka bertiga, ternyata lempengan batu besar ini di bawah nya adalah sumur tua yang sedari tadi mereka cari cari. Dan berkat hembusan angin tadi membawa berkah karna rumput rumput liar tercabut sampai ke akar akar nya tanpa mengeluarkan tenaga ekstra untuk mencabut.
" Besar banget penutup nya " beo Siska yang berdiri tepat di depan sumur tua.
" Bantu gue angkat batu ini " Arumi mengangkat lempengan batu besar ini.
" Satu.., dua.. ,tiga.. " ucap mereka serempak sambil mengangkat lempengan batu yang besar ini.
" Astagfirullah " ucap mereka di saat mereka bertiga melihat ada kerangka manusia berjumlah sepuluh orang dan salah satu masih utuh jazad nya belum terurai. Namun bau nya yang sangat busuk karna tercampur dengan air sumur yang kedalaman nya kira kira sebelas meter dan aneh nya air nya terlihat sangat bersih padahal sudah tercampur dengan jazad manusia.
" Ini apa apaan " Anin memundurkan langkah dengan satu tangan nya menutup lubang hidung.
" Apa ini yang di maksud buku kuno itu " ucap Arumi sembari melihat isi yang berada di dalam buku kuno.
" SELESAI " gumam Arumi saat membaca tulisan aksara jawa yang baru muncul.
Sesaat kemudian... Mereka bertiga melihat sinar terang dari arah belakang tubuh mereka.
" Pasti itu jalan keluar nya, ayo pergi kesana " Siska menarik tangan Anin dan Arumi. Dan mereka hilang terbawa sinar terang itu.
Bersambung....
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 120 Episodes
Comments