Seberapa lama kebohongan itu bertahta, cepat atau lambat pasti akan terkuat. Disini tidak ada yang abadi, karena semua akan kembali kepada kuasa-Nya. Tidak perlu menyombongkan diri, jika pada akhirnya kita akan kembali.
...~Separuh Hati Yang Hilang~...
Desiran hati mengalir bak tersengat arus listrik. Layaknya deburan ombak menyapu daratan. Gemuruh di dalam dada rasanya terasa sesak, ketika sebuah kebenaran terungkap.
Tidak perlu disesali atau merasa sakit hati saat mengetahui fakta jika ternyata Alqan sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa kepada Fisya.
Seharusnya dia bisa merasa bahagia karena bisa berkumpul dengan teman lamanya, tetapi nyatanya dia merasa kecewa karena Alqan tidak jujur sedari awal. Andaikan saja Alqan jujur, maka sebuah pertentangan tidak akan pernah terjadi di antara mereka. Namun, Fisya saat ini bisa bernapas dengan lega saat perjodohan itu telah berakhir.
Fisya merasa bahagia jika Alqan akan bersanding dengan orang yang dia cintai. Beruntung saja pernikahan belum terjadi. Jika sudah terjadi maka akan ada dua hati yang akan tersakiti. Namun, ternyata Allah langsung membukakan kebenarannya.
Rayan tidak merasa shock saat bertemu dengan Alqan dan Zulfa, karena sebelumnya Rayan sudah pernah melihat mereka berdua.
"Sya, kita pulang aja ya! Aku takut jika nanti Abi marah," ucap Brayan untuk mengalihkan hati Fisya.
Sambil membuang napas beratnya Fisya membalas, "Ya sudah ayo! Lagian aku juga sudah bertemu dengan mereka, meskipun rasanya masih kurang. Setidaknya kita juga sudah membuat grup chat."
Sepanjang perjalanan tak ada percakapan di antara keduanya. Sama-sama memilih membisu, hanya alunan lagu yang mereka dengarkan.
Sesampainya di rumah Fisya, kalian segera mengetuk pintu dan mengucapkan salam.
"Tumben sudah pulang? Takut telat ya?" sambut Abi Fisya yang membukakan pintu.
"Iya Abi. Saya takut tidak bisa untuk berkunjung ke sini lagi."
"Bagus itu. Abi suka dengan caramu. Ya sudah ayo masuk dulu! Temani Abi main catur sebentar!"
Brayan membulatkan matanya dengan lebar saat mendengar ajakan Abinya Fisya. Jangankan main catur, main kelereng-pun Brayan akan turuti.
"Sya, buat kopi untuk Abi!" perintah Abinya.
"Tapi, Bi. Ini udah malam, Rayan juga harus pulang. Nanti kalau dicariin mamanya gimana?" protes Fisya.
"Tenang aja Mama aku nggak bakalan nyariin aku kok," sahut Brayan yang sudah tidak sabar lagi untuk beradu catur dengan Abinya Fisya.
"Benar itu ucapan Rayan. Mana ada anak laki-laki mau dicariin mamanya, kecuali kalau anak perempuan pulang lewat dari jam 9 malam pasti akan membuat orang tua kepikiran."
Dengan senang hati Brayan menerima tawaran dari Abi Fisya untuk bermain catur. Sudah lama juga Brayan tidak pernah main catur.
Brayan hanya tersenyum tipis saat Abi mengatakan bahwa selama ini belum ada orang yang mampu mengalahkan dirinya untuk bermain catur. Dalam hati Brayan menertawakan ucapan Abinya Fisya, karena sebentar lagi dia akan menjadi orang pertama yang akan mengalahkan Abinya Fisya.
Di ruang tamu bukan hanya Brayan dan Abi saja, tetapi juga ada Umi yang turut menyaksikan kedua lelaki sedang berpikir keras untuk menjalankan bidak catur.
Sepertinya Abi Fisya meremehkan sosok Brayan yang ternyata bisa mengimbangi dirinya. Dia pun beberapa kali harus membuang napas kasarnya saat tidak bisa membobol pertahanan Brayan.
"Kalau seperti ini sampai besok pagi Abi tidak akan menang melawan mu," ucap Abi, sambil mendengkus pelan
"Jadi bagaimana apakah Abi masih ingin melanjutkan permainan ini?" tanya Brayan dengan sedikit menyombongkan diri.
"Abi bukan pengecut."
Tidak lama Fisya datang untuk bergabung bersama mereka. Namun, kali ini Fisya telah berganti dengan pakaian rumah. Meskipun berada dibawah penerangan lampu, wajah Fisya tetap terlihat sangat bersinar. Dengan baju piyama dan balutan hijab yang menutupi kepalanya, aura kecantikan Fisya malah semakin terpancar.
"Bi, ini sudah malam." Fisya mengingatkan Abinya.
"Iya, Abi tahu. Tapi ini belum siap. Belum ada yang memecahkan telor," ucap Abinya.
Fisya takut jika Brayan merasa tidak nyaman dengan permintaan Abinya yang masih ingin tetap bermain, meskipun waktu sudah sangat malam.
"Tenang aja, Sya. Orang tuaku tidak akan menghawatirkan anak lelakinya yang sudah dewasa," celetuk Brayan.
Fisya tidak bisa berkata apa-apa lagi saat Brayan enggan untuk pulang. Fisya dan Uminya hanya bisa mengamati kedua lelaki yang masih berpikir keras untuk menjatuhkan lawan. Akan tetapi sepertinya keduanya sama-sama kuat hingga sampai saat ini belum ada yang terkalahkan.
Hampir dua jam Brayan menemani Abi Fisya untuk bermain catur. Namun, tak ada tanda-tanda yang akan terkalahkan, akhirnya Abi Fisya memilih untuk mengakhiri permainannya.
"Sudahlah kita akhiri saja permainan ini. Kita sambung di lain waktu. Pulanglah ini sudah malam tidak enak juga jika dilihat oleh tetangga."
Abi Fisya bukan mengusir, tetapi dia tidak ingin ada ucapan yang tidak enak dari tetangganya jika Brayan berlama-lama di rumahnya
"Baiklah Abi, Rayan akan pulang. Sepertinya permainan ini memang harus disambung lagi, karena diantara kita belum ada yang menang."
"Bagus itu. Aku tunggu kedatanganmu lagi!"
"Jadi Abi akan menyambut kedatanganku lagi?"
"Tentu. Abi akan menyambutmu lagi."
Hati Brayan seperti bunga yang sedang bermekaran. Dia sangat bahagia jika kedatangannya disambut baik oleh orang tua Fisya. Bahkan ketakutan sebelumnya sirna saat Abi memperlakukan dirinya dengan baik.
Brayan pun membenarkan ucapan Fisya, jika Abinya tidaklah garang.1
"Baiklah Abi, kalau begitu saya pamit pulang. Assalamualaikum."
Dengan sopan Rayan menyalami tangan Abi dan Umi. Saat berada di depan Fisya, Rayan hanya menyunggingkan senyum lebarnya.
"Walaikumsalam," jawab Abi dan Uminya.
"Sya, aku pulang ya."
Seminggu telah berlalu. Karena kegiatan Brayan yang sangat sibuk di pondok, maka dia tidak bisa menyempatkan diri untuk berkunjung lagi ke rumah Fisya lagi.
Beberapa pesan dikirim oleh Fisya yang menanyakan kapan Brayan akan berkunjung lagi ke rumah, karena Abinya sudah menunggu kedatangan Brayan untuk bermain catur lagi.
"Pa ... Ma ... ayolah! Tunggu apa lagi coba!" rengek Brayan kepada kedua orang tuanya.
Kedua orang tuanya hanya menggelengkan kepala saat Brayan meminta permintaan yang sangat konyol.
"Ray, jangan main-main ya!"
"Rayan enggak main-main Pa! Rayan serius, duarius malahan. Ma ... ayolah, Ma."
Nuri hanya bisa membuang napas kasarnya. Meskipun Nuri sudah mendengar cerita dari Brayan jika pertunangan Fisya dan Alqan telah berakhir, tetapi dirinya tidak percaya dengan keseriusan Brayan.
Bagaimana mungkin Brayan meminta mengkhitbahkan Fisya seperti meminta permen yang harus segera dituruti.
"Ray, Mama dan Papa butuh persiapan terlebih dahulu. Lagian kamu ngomongnya dadakan! Hari ini minta hari ini juga harus dituruti!" seru mamanya.
"Mumpung masih ada kesempatan, Ma. Nanti kalau sudah di serobot orang hati Rayan bisa hancur berkeping lagi. Ayolah, Ma!"
Nuri hanya bisa memijat pelipisnya yang terasa berdenyut. Ucapan Rayan memang ada benarnya. Bagaimana jika ternyata Fisya akan di jodohkan lagi oleh orang tuanya, bisa-bisa keinginan untuk memiliki menantu Fisya tidak akan terwujud.
"Mas Agung, siapkan semua sekarang!"
Mata Agung hanya membulat sempurna, saat ibu negara sudah menurunkan titahnya. Begitu juga dengan Brayan yang telah bersorak ria dalam hati.
Malam ini juga Brayan sudah berhasil meyakinkan kedua orang tuanya. Selangkah lagi dia akan bisa memiliki Fisya sepenuhnya.
Kini jalan menuju pelaminan sudah terlihat di depan mata. Tinggal menyakinkan orang tua Fisya saja. Andaikan saja tidak di terima, maka Brayan akan tetap mencari cara agar bisa diterima, bagaimanapun itu jalan.
...~~~...
...🌹 Bersambung 🌹...
...Jangan Lupa Like!...
Tak lupa Author ucapkan terima kasih yang sudah memberikan tips novel SHYH ini. Seberapapun yang kalian berikan itu sangat berarti untuk Author 🥰
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments
Mister Sutijono
rayan udah kebelet kawin,mbok rayan njaluk kawin ra mesti ayu sing penting lemu.
2023-12-21
2
Santi Liana
ya Allah aku benar2 terharu,msh ada kh stok laki2 seperti Rayan Thor,aku mau 1 buat anak aku😁😁
2023-02-02
0
Benazier Jasmine
semangat rayan, q mendukungmu😂😂😂
2023-01-02
0