SHUN 10 | Menjadi Imam

Berperang dalam perasaan, berharap ada keajaiban untuk memenangkan hati yang telah menjadi milik orang lain. Bukan ingin menjadi orang ketiga, tetapi Rayan tidak bisa membohongi perasaannya sendiri jika dia telah benar-benar jatuh hati kepada Nafisya.

"Nafisya."

Seakan Brayan tidak percaya akan hadirnya seorang wanita yang baru saja dia pikirkan. Dengan mata yang tak berkedip, Rayan terus menatap Nafisya yang baru saja gabung di ruangan tersebut.

Sekilas, Nafisya melihat sosok Rayan yang berada tidak jauh darinya. Karena di dalam ruangan itu ada beberapa orang yang telah dipercayakan untuk membantu jalannya tahfidz hari ini. Biasanya Nafisya akan turut membantu jalannya tahfidz jika Butik sedang tidak ramai.

"Pak!" Salah seorang murid yang hendak menyetorkan hafalannya.

"Bapak jaga pandangan anda! Kak Nafisya sudah ada yang punya."

Rayan segera memutuskan pandangannya dari Nafisya lalu melanjutkan tugasnya untuk mengajar anak-anak yang ingin menyetorkan hafalan mereka.

Satu jam telah berlalu, ini Rayan sedang berkemas untuk pulang. Saat melirik arlojinya yang melingkar di pergelangan tangannya, ternyata hari sudah menunjukkan pukul 17.30 dan sudah hampir memasuki waktu maghrib.

"Kamu mau pulang sekarang?" Tiba-tiba suara yang menghantarkan hati Rayan menggema di pendengarannya.

Rayan segera menoleh ke belakang, di mana saya sudah berdiri di belakangnya.

"Iya. Aku akan pulang. Mau ikut?" tanyanya.

"Tidak. Aku nanti pulangnya selepas magrib. Kamu nggak mau magriban disini?"

Sebisa mungkin Rayan mencoba menahan gejolak dadanya. Jangan ditanya lagi jantung Rayan akan ingin berlari saat mendengar suara dari Nafisya.

"Astaga jantung, kamu bisa tenang gak? Jangan buat aku gugup di depan Fisya, dong!"

Rayan merutuki hatinya yang selalu bergerumuh jika bertemu dengan Fisya. Mungkinkah ini adalah karma di masa lalu ketika dia selalu membenci Fisya terlalu berlebihan.

"Ray! Ditanya malah bengong!"

"Kalau kamu yang meminta, aku pasti akan shalat di sini menjadi imam mu."

Seketika itu juga, Rayan langsung menutup rapat mulutnya dengan kedua telapak. Mulutnya benar-benar lepas kendali.

Fisya hanya bisa menahan tawanya. Tak disangka seorang Rayan bisa mengatakan hal seperti itu. Apakah kepergian ke luar Negeri mampu melunakkan hatinya yang keras.

"Kamu ini ada-ada aja, Ray." Fisya malah meninggalkan Rayan begitu saja tanpa ingin menimpali ucapan dari Rayan.

"Mana mungkin dia percaya dengan ucapanku. Lagian mulut ini kenapa bisa lepas kendali, sih?" Rayan menggerutu sendiri.

Tidak ingin membuang waktu yang ada, Rayan mengurungkan niatnya untuk lebih awal dari jadwal sebelumnya. Namun, sebelum itu dia mengirimkan sebuah pesan kepada mamanya jika dia akan pulang telat karena masih ada kegiatan di pondok. Tidak mungkin Rayan menulis pesan kepada mamanya jika dia sebenarnya masih ingin melihat Nafisya.

***

Sebaik-baiknya kata adalah doa. Siapa yang menyangka jika Rayan menjadi kenyataan. Saat ini yang menjadi imam salat magrib adalah Rayan. Entah sebuah kebetulan atau memang itu adalah ucap Rayan yang di jabah oleh Allah.

Karena sudah terbiasa menjadi imam di Masjid, Rayan tidak merasa gugup lagi. Semua jamaah terkesima akan lantunan dan irama yang dibawakan Rayan dalam salat. Membuat jamaah Putri yang ada di belakang tidak bisa khusyuk dalam menjalankan salatnya.

Dalam hati mereka memuji Rayan. Selain tampan ternyata dia juga memiliki suara yang indah dan menyentuh hati.

Setelah selesai salat magrib, kasak-kusuk di shaf bagian putri tidak dapat terelakkan lagi. Bahkan Fisya sendiri juga kagum akan suara Rayan yang menyentuh hatinya.

"Ya ampun, Ra! Kalau Pak Rayan yang selalu menjadi imam, aku pastikan akan selalu salat tepat waktu. Bukan hanya wajahnya saja yang mempesona, suaranya juga mampu menghipnotis hatiku. Aduh ... kira-kira udah ada yang punya belum ya."

"Stttt! Ini masih di masjid, Al! Nanti saja kalau mau heboh, di kamar saja!"

Dengan jelas Fisya bisa mendengar perbincangan yang ada di sampingnya. Ternyata bukan hanya dirinya saja yang terhipnotis, tetapi hampir semua jamaah yang hadir.

"Sya, tunggu!" Rayan menghentikan langkah Fisya.

"Ya, ada apa?"

"Kamu sudah mau pulang?" tanya Rayan cepat.

"Iya. Tapi aku mau mampir ke Butik dulu."

"Gak takut?"

Fisya ingin tertawa melihat wajah Rayan yang terlihat serius.

"Buat apa takut, jika Allah akan selalu menyertai langkahku. Kamu lupa kalau aku ini bekas altet taekwondo?"

Saat itu juga Rayan hanya nyengir. Kekhawatirannya hanya mempermalukan dirinya di depan Fisya.

"Ah, iya. Aku lupa." Rayan tertawa pelan.

"Kalau begitu, aku antar ya!"

"Aku 'kan bawa motor sendiri Ray."

Lagi-lagi Rayan hanya bisa menelan rasa malunya.

"Ya sudah aku antar dari belakang."

***

Sesampainya di Butik, kedatanga Nafisya bersama dengan Rayan disambut hangat oleh para karyawan Butik. Meskipun selama ini mereka tahu jika pemilik Butik sudah memiliki tunangan, tapi sosok itu tidak pernah mau meluangkan waktunya untuk masuk ke dalam butik.

"Kamu tunggu di sini ya aku ambil minum dulu untukmu," kata Fisya yang hendak berlalu menuju belakang.

"Gak udah, Sya. Gimana kalau kita keluar cari makan malam depan sana. aku sudah lama tidak makan di lesehan, gimana kamu mau kan nemenin aku?"

Fisya masih terdiam. Ingin menolak tapi lagi-lagi dia merasa tidak enak.

"Ya sudah ayo!"

Kali ini Rayan terlihat sangat bahagia. Untuk kali pertamanya dia bisa duduk di dekat Fisya tanpa beradu mulut.

"Sya!" panggil Rayan.

"Ya."

"Aku aku cuma mau minta maaf karena selama kita satu sekolah dulu aku sering membuatmu marah. Bahkan aku sering mengerjai mu. Sering memasukkan tikus ke kelas putri." Rayan menatap Fisya tanpa berkedip.

Fisya menarik kedua garis simpul bibirnya. Dia ingin tertawa jika mengingat kekonyolan di masa sekolahnya. Gimana dia juga lebih jahil daripada Rayan.

"Sudahlah, nggak usah diingat-ingat lagi. Anggap aja saat itu kita masih puber dan labil. Yang penting sekarang adalah waktunya untuk membenahi diri. Aku juga minta maaf ya jika dulu sudah sering menghakimimu sendiri, tanpa ingin mendengarkan penjelasanmu."

Rayan dan Fisya saling menatap. Hanyut dalam pikiran masing-masing, membuat keduanya tidak sadar jika pesanan mereka sudah hampir dingin.

"Sya, bisakah kita melupakan masa-masa sekolah dan kita berteman?" tanya Rayan penuh keraguan. Namun, dia yakin jika Fisya akan menerima pertemanannya.

Fisya mengangguk pelan sebagai jawabannya

"Serius?" Rayan memastikan lagi.

"Dua rius." Fisya menujukan jari kelingking sebagai kesungguhannya.

Dengan senang hati Rayan mengaitkan jari kelingkingnya pada Fisya. "Janji, ya. Apapun itu yang terjadi kita akan berteman selamanya."

"Insha Allah."

Sya, mungkin saat ini kamu masih menerima ku sebagai teman biasa. Tapi aku akan pastikan suatu saat aku akan menjadi tempat luar biasa. Setiap malam aku selalu berdoa jika hubungan mu dengan Alqan kandas di tengah jalan, meskipun aku tahu itu tidak mungkin. Saat itu tiba aku akan segera mengikatmu dalam ikatan yang suci di mata agama dan negara. Sya, maafkan jika doaku tidak baik untukmu, tetapi baik untuk ku."

...~~~...

...🌹Bersambung🌹...

...Jan Lupa Like ya!...

Terpopuler

Comments

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

menikung di dalam doa

2024-04-06

0

Amanah Amanah

Amanah Amanah

doamu udh di dikabul SMA Allah ray

2023-01-01

1

anti sinetron suara hati istri

anti sinetron suara hati istri

kalau berkarakter islami,ganti atuh kata astaga nya,sama astaghfirulloh🤭🤭🤭

2022-10-02

1

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!