SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya

Malam ini juga dengan persiapan yang serba mendadak, Agung dan Nuri langsung meluncur ke rumah Fisya. Brayan juga sudah mengabari kepada Fisya jika dirinya akan berkunjung ke rumahnya. Mendengar kabar dari Brayan, Fisya pun segera memberitahukan kepada Abinya jika Brayan akan ke rumahnya.

"Baguslah itu, malam ini Abi yakin bisa mengalahkan Rayan," kata Abi Fisya dengan mantap.

Tidak lama mobil yang dikendarai oleh Agung dan Nuri sudah berhenti di depan rumah Fisya.

"Lho, ini kan rumah pak Yusuf," gumam Agung.

"Mas Agung kenal dengan pemilik rumah ini?"

"Iya kenal dong. Dia juga salah satu pengurus yayasan saat itu, tapi sekarang dia sudah keluar karena memilih membuka usaha sendiri," jelas Agung.

Sebelum mengetuk pintu, Nuri sangat berharap jika ini adalah pertanda baik untuk mereka.

"Assalamualaikum."

Mendengar ucapan salam dari luar, Fisya langsung tergopoh dengan cepat untuk membukakan pintu. Dia berharap itu adalah Brayan. Namun, dia harus dibuat terkejut saat melihat kedatangan orang tua Brayan ke rumahnya.

"Waalaikumsalam. Om Agung, Tante Nuri, ada apa ya? Tumben malam-malam ke sini?"

Dalam hati Fisya takut jika kedatangan kedua orang tua Brayan adalah untuk mengingatkan dirinya untuk menjauhi Brayan. Seperti telenova yang pernah dia baca.

"Kamu tidak menyuruh kami masuk?" tanya Nuri.

Fisya yang tercengang langsung menyuruh kedua orang tua Brayan untuk masuk. Didalam sana Abi Fisya dan Umi merasa sangat terkejut saat melihat siapa tamu yang datang. Padahal mereka saat ini sedang menunggu kedatangan Brayan, tetapi mengapa malah orang penting yang datang.

"Lho, pak Agung. Ada apa ini?" Abi Fisya yang terkejut langsung menyalami Agung. Keduanya pun langsung berbincang santai.

Fisya yang melihat keakraban antara Abinya dan papa Brayan juga sangat terkejut, ternyata mereka berdua sudah saling mengenal. Dan kini Fisya bisa bernapas sedikit lega, karena apa yang dia bayangkan tidaklah terjadi.

Syukurlah jika ternyata kedatangan om Agung dan tante Nuri bukan untuk mengingatkan aku agar menjauhi Rayan. batin Fisya.

Tidak butuh waktu lama, Agung segera mengutarakan niat atas kedatangannya. Abi Fisya sangat shock saat mendengar Agung yang langsung kepada intinya, jika dia ingin mengkhitbah Fisya untuk Brayan.

"Untuk kali ini saya tidak akan egois untuk mengambil keputusan. Saya akan menyerahkan semuanya kepada Fisya, karena saya tidak ingin kesalahan saya terulang untuk kedua kalinya," ucap Abinya Fisya.

"Jadi bagaimana, Nak?" Kini Umi yang menimpali.

Fisya masih terdiam, dia belum bisa membuka mulutnya. Lidahnya sangat kelu saat dia ingin mengucapkan kata iya. Namun, saat Fisya hendak membuka mulut tiba-tiba suara salam memecahkan keheningan di ruangan itu.

Lagi-lagi Abi dan Umi sangat terkejut dengan kedatangan Brayan, karena Abi menganggap jika Brayan datang di waktu yang tidak tepat.

"Maaf semuanya saya terlambat, tadi habis membeli sesuatu," jelas Brayan yang kemudian menyalami Abi dan Uminya Fisya.

Abi dan Umi yang belum mengetahui hubungan Brayan dengan Agung merasa heran mengapa tiba-tiba Brayan langsung duduk di samping Nuri dan tidak menyalami tamunya. Sungguh pemuda yang tidak sopan, begitulah yang ada didalam pemikiran Abinya Fisya.

"Kam ini gimana sih Ray? Tadi aja ngebet pengen di cepetin, giliran Mama sama Papa udah sampai disini kamunya entah dimana," gerutu Nuri kesal, sebab Brayan tidak on time.

"Mama apaan sih jangan buat Rayan malu," bisik Rayan sambil menyenggol lengan mamanya.

Hal itu tak luput dari pandangan Abi yang merasa heran dengan kedekatan Brayan dengan Nuri.

"Tunggu ... Mama? Ini maksudnya bagaimana ya?" Abi mengerutkan dahinya merasa heran.

Saat itu juga Agung menjelaskan jika Brayan adalah anaknya dan dia yang hendak mengkhitbah Fisya malam ini.

"Pak Yusuf, saya minta maaf atas keterlambatan anak saya. Yah, tolong dimaklumi namanya anak muda pasti mampir sana mampir sini," ujar Agung.

"Rayan nggak mampir sana mampir sini, Pa. Rayan cuma mampir di toko aja kok," protes Brayan yang tidak terima.

"Sama aja Ray itu kan mampir juga," sahut sang papa.

Nuri hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat kedua lelaki itu berseteru lagi. Namun, bukan berarti mereka tidak saling menyayangi. Tapi begitulah cara keduanya mengungkapkan kasih sayangnya.

Abi benar-benar tidak menyangka jika Brayan adalah anak dari Agung. Namun, untuk memutuskan bagaimana selanjutnya, Abi tidak bisa mengambil keputusan. Semua itu Abi serahkan kepada Fisya. Abi tidak ingin mengulangi kesalahan yang lalu, menjodohkan Fisya dengan pria yang tidak dicintainya.

"Jadi bagaimana, Nak Fisya? Apakah kamu mau menerima khitbah dari kami?" Kali ini Nuri yang bertanya kepada Fisya.

Fisya masih menundukkan kepalanya. Semenjak Abi meminta jawaban darinya, Fisya memilih menunduk karena dia sangat gugup.

Brayan sudah tidak sabar lagi untuk mendengarkan jawaban dari Fisya. Dia sangat berharap jika Fisya mau menerima menerima khitbahnya malam ini.

"Ayo Fisya, bilang iya gitu aja apa susahnya sih. Please jangan buat aku kecewa. Ya Allah berikanlah jawaban yang terbaik."

Brayan sudah harap cemas saat Fisya mulai mengangkat kepalanya dan menatap satu persatu di antara mereka. Detik kemudian Fisya hanya mengangguk lalu menarik kedua garis bibirnya dengan tipis.

"Jadi kamu menerima Sya?" tanya Brayan antusias saat sebuah anggukan pelan adalah jawaban Fisya.

"Alhamdulillah," seru kedua orang mereka bersamaan.

**

Setelah pulang dari rumah Fisya, tak hentinya Brayan tertawa sendiri di dalam kamarnya. Brayan benar-benar tidak percaya jika semudah itu Fisya menerima dirinya.

"Aku harap setelah menikah nanti aku tidak terkena serangan jantung karena setiap hari harus melihat Fisya di sampingku."

Saat mengingat kata menikah, Brayan segera bangkit dari tempat tidurnya lalu berjalan keluar dengan cepat. Saat ini tujuannya adalah ke kamar mamanya.

Tok ... tok ... tok

"Ma, Mama udah tidur belum? Brayan mau ngomong sesuatu sama Mama!" teriak Brayan sambil menggedor pintu kamar orang tuanya.

Di dalam kamar, Agung mengacak kasar rambutnya saat Brayan mengganggu kegiatannya. Ingin mengabaikan tetapi anaknya terus menggedor pintu membuat dia tidak bisa berkonsentrasi.

"Mas, itu Rayan manggil!"

"Udah abaikan saja, nanggung ini!"

Awalnya Agung memang ingin mengabaikan panggilan Brayan, tetapi sepertinya Brayan tidak akan berhenti jika di tanggapi.

"Ray, kamu ngapain gedor-gedor pintu kamar papa? Tidur sana!" teriak Agung kesal.

"Pa ... Papa belum tidur kan? Buka dulu sebentar pintunya Pa! Rayan ingin ngomong sesuatu yang sangat penting!"

"Besok kan bisa Ray! Sudah sana pergi tidur! Ganggu saja!"

"Rayan enggak mau pergi sebelum Papa bukain pintu. Dan Rayan akan tetap menggedor pintu sebelum pintu ini dibuka!"

"Ya Allah anakmu, Dek. Gak tahu orang tuanya lagi apa." Akhirnya Agung memilih menyudahi permainannya dengan raut wajah yang sangat kesal, kemudian memakai lagi pakaiannya.

Nuri hanya menggeleng dengan pelan. Dia tahu jika saat ini suaminya sedang sangat kecewa karena kegiatan malam ini harus terganggu.

"Sudah kita keluar dulu. Mungkin ada sesuatu yang sangat penting, Mas. Nanti kita lanjutkan lagi ya," bujuk Nuri agar suaminya tidak larut dalam kekecewaan.

"Tapi dua kali lipat!"

"Iya, 10 kali lipat juga gak apa-apa kalau kamu sanggup." Nuri tertawa pelan sambil memasang lagi pakaiannya yang sudah tercecer di lantai.

...~~~...

...🌹TO BE CONTINUE 🌹...

Jangan Lupa Like, Oke!

Sekali lagi makasih tipsnya ya.🥰

Terpopuler

Comments

maya ummu ihsan

maya ummu ihsan

telenovela bukannya ditonton ya ..di baca kan noveltoon

2024-04-06

0

Medy Jmb

Medy Jmb

😀😀😀😀

2023-05-26

1

Santi Liana

Santi Liana

Rayan dasar semprul LG nanggung di gangguin😁😁

2023-02-02

0

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!