SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan

Seberapa dalam bangkai yang terkubur, pada akhirnya akan tercium. Rahasia yang selama ini ditutupi oleh Alqan padahal akhirnya terbongkar juga. Bukan Fisya yang mengetahui, tetapi Abi Fisya sendiri yang melihat jika Alqan mempunyai hubungan dengan wanita lain.

Sebuah kebenaran yang atas doa yang telah di panjatkan oleh Nafisya. Melalui Abinya, akhirnya Semua tahu jika ternyata Alqan hanya terpaksa untuk menerima perjodohan orang tuanya.

Alqan yang tertangkap basah oleh Abinya Fisya hanya menunduk malu. Dia benar-benar tidak tahu jika akan bertemu dengan calon mertuanya hari ini di sebuah restoran.

"Jadi bisakah kamu jelaskan siapa wanita yang ada di sampingmu ini, Alqan?" tanya Abi Fisya.

Abi Fisya dan papanya Alqan sudah memiliki janji akan bertemu di sebuah restoran dan siapa yang menyangka jika mereka akan bertemu dengan Alqan di tempat yang sama.

Papa Alqan tidak bisa berkata apa-apa lagi. Rasa malu tidak dapat ditutupi dengan kata maaf karena kelakuan anaknya yang tidak telah bener-bener mencoreng nama baiknya.

"Maaf Abi. Dia adalah Zulfa, teman Alqan," gugup Alqan.

"Teman?" cicit Abi.

"Tidak ada seorang teman yang akan berpelukan di tempat umum seperti ini, sedangkan kamu sudah bertunangan dengan Nafisya, putriku. Kamu tahu kan sebentar lagi kamu akan menikah dengan putriku. Alqan, jawab dengan jujur, siapa dia!"

Alqan hanya bisa menelan kasar selisihnya. sebelum menjawab pertanyaan dari Abi, Alqan sudah siap untuk menerima semua konsekuensinya, jika detik ini juga pertunangan akan dibatalkan.

Ada bagusnya jika kenyataan ini terbongkar secepatnya. Karena setelah ini Alqan tidak perlu lagi berpura-pura menjadi orang baik di mata keluarga Fisya.

"Dia adalah kekasihnya Alqan, Abi." Alqan memejamkan matanya. Dia tidak tahu bagaimana ekspresi papanya saat mendengar pengakuan darinya.

Meskipun Alqan tidak berterus terang, Abinya Fisya juga tahu hubungan apa Alqan dengan wanita yang ada di sampingnya.

"Pak Yusuf, saya benar-benar minta maaf atas perbuatan anak saya yang mengecewakan Anda. Namun, saya akan memastikan jika Alqan akan meninggalkan wanita ini dan segera menikah dengan Nafisya," jelas Papanya Alqan.

Zulfa yang ada di samping Alqan hanya bisa meremas ujung bajunya. Dia tidak menyangka jika ternyata papanya Alqan sama sekali tidak hanya memikirkan perasaannya.

"Sebelumnya Alqan minta maaf jika keputusan Alqan membuat kalian kecewa, tetapi Alqan tidak bisa membohongi kalian lagi. Alqan mencintai Zulfa, dan Alqan tidak bisa meneruskan pertunangan ini. Papa, Abi, Alqan minta maaf."

"Kamu!" Tunjuk papa Alqan kepada Alqan dengan menahan amarahnya. Dia tidak ingin membuat keributan di restoran.

"Alqan, pulang sekarang juga! Papa ingin bicara denganmu!" bentak papanya Alqan.

"Pak Yusuf, sekali lagi saya minta maaf. Saya izin untuk permisi."

Dengan segudang rasa malu, papa Alqan berlalu meninggalkan calon besannya.

"Pak Rayan!" panggil salah seorang murid yang tak jera mencari perhatian kepada Brayan. Siapa lagi jika bukan Aliya. Hari ini adalah jadwal Brayan mengajar di kelas putri. Brayan hanya sekilas melirik saat Aliya berlari pelan untuk mendekatinya.

"Pak! Bapak saya panggil dari tadi, kenapa gak nyahut sih, Pak!" protes Aliya setelah sampai di depan Rayan.

"Ada apa?"

"Kami tidak bisa main basket, Pak. Selama ini kami belum pernah main basket," ujar Aliya dengan manja.

"Saya tahu. Makanya saya mau ganti pakaian dulu untuk mengajari kalian."

Mata Aliya berbinar saat mendengar jawaban dari Brayan yang mengatakan hendak mengajari mereka main. Sebuah kabar berita besar yang harus dia sampaikan kepada teman-temannya.

"Coba dari dulu dia ngajar kelas olahraga, pasti aku gak akan pernah bolos." Aliya menertawakan dirinya sendiri yang suka bolos dari sekolah formal dengan alasan kurang enak badan.

"Al, kamu kenapa?" tanya Mifta yang sedang memandang lapangan depan kelas.

"Kabar gembira teman-teman! Pak Rayan akan terjun langsung untuk mengajari kita main basket," seru Aliya. Namun, nyatanya tak ada yang heboh selain kedua temannya yang sangat girang mendengar penuturan Aliya.

Aliya mencebikkan bibirnya saat tak ada respon yang heboh dari teman-teman. Dia lupa jika saat ini dia bersekolah dimana.

"Gak asik banget sih, mereka!" gerutu Aliya kesal.

"Maklumi ajalah, Al. Mereka 'kan calon ustadzah semua," timpal Mifta.

"Termasuk kamu juga 'kan, Mif?" sahut Zahra.

Mifta hanya tertawa pelan. Tidak dipungkiri jika ucapan Zahra ada benarnya. Meskipun Mifta bergaul dengan Aliya yang sering bolos, tetapi dia tetap berteguh pada pendiriannya untuk bisa lulus dengan baik dan tidak mengecewakan kedua orang tuanya.

Tidak lama Brayan pun datang ke lapangan dengan pakaian untuk olahraga sambil menenteng bola basket.

"Saya tahu sebelumnya kelas putri belum pernah bermain basket. Saya telah bernegoisasi dengan kepala sekolah bahwa saya akan mengisi olahraga jenis basket ke dalam kelas putri. Namun, sebelum itu apakah diantara kalian ada yang tidak setuju? Saya tidak akan pernah memaksa kalian jika memang kalian tidak setuju," kata Brayan, sebelum melanjutkan kegiatannya.

"Kami semua setuju Pak. Kami juga ingin maju seperti sekolah lainnya meskipun kami berada dalam lingkungan pondok," jelas Aliya.

Brayan mengangguk pelan sambil memberikan tepuk tangan untuk Aliya.

"Bagus. Aku suka murid seperti ini. Murid yang ingin maju. Semoga kalian bisa mencontoh semangatnya. Baiklah mari kita mulai latihan perdana kita."

Sebelum memulai permainan basket Brayan memberikan arahan bagaimana cara-cara bermain basket. Karena hari pertama, Brayan tidak langsung bermain.

"Yah, Pak. Kalau hanya pemanasan seperti ini kami juga sudah bisa, Pak!" seru Aliya yang sudah tidak sabar untuk melihat Rayan bermain basket.

"Untuk hari ini kita belum langsung masuk kedalam permainan. Pemanasan dan tata cara adalah hal terpenting untuk kalian, nanti setelah selesai baru saya akan ajarkan bagaimana caranya memasukkan bola ini kedalam ring."

Meskipun kecewa karena tidak bisa langsung bermain, tetapi Aliya merasa sangat senang karena bisa berada lebih dekat dengan Brayan. Bahkan aroma keringatnya saja bisa dirasakan untuk saat ini.

Brayan sudah mengirim pesan kepada mamanya jika dia akan ke telat pulang, karena dia akan mengikuti kegiatan di pondok terlebih dahulu.

Hari ini Brayan mendapatkan amanat dari pak Dzaki untuk mengajar kelas tahfidz karena ustadz yang biasanya mengajar sedang izin.

Dengan bantuan dua orang yang sudah mendapatkan kepercayaan dari ustadz, Brayan pun mengajar kelas tahfidz dengan senang hati.

Jika masuk ke dalam ruangan tersebut, sekilas dia mengingat jika dia pernah melakukan kejahilan yang luar biasa. Selain mengambil sendal-sendal milik temannya, Brayan juga sering menabur tikus di kamar teman-temannya. Hal itu tidak akan pernah terlupakan untuk Brayan, terlebih kejahilannya diikuti juga oleh Fisya.

Tempat ini memang penuh kenangan. Dan selamanya akan terkenang di hati. Seperti seseorang yang sudah mengisi relung hati ini tak akan pernah bisa tergantikan dengan siapapun, meskipun aku tahu jika sebentar lagi dia akan menikah dengan pria lain, tapi rasa ini akan tetap tersimpan dalam hati.

Tiba-tiba lamunan Brayan teralihkan oleh suara salam yang sangat familiar baginya. Suara yang mampu menggetarkan hatinya selama ini.

Apakah aku hanya terbawa suasana hati sehingga suara orang lain adalah suaranya?

"Fisya."

...~~~...

...🌹Bersambung 🌹...

Terpopuler

Comments

Amanah Amanah

Amanah Amanah

apakah cuma hayalan rayaan yg lagi inget SMA fisya...Thor?

2023-01-01

2

borjun as

borjun as

hmm cinta dalam diam ya Ray..tp sebelum janure kuning melengkung tidak ada salahnya Ray berjuang apalagi alwan dah putusin pertunangan dengan fisya

2022-07-03

1

Nena Anwar

Nena Anwar

baguslah yg menangkap basah Alqan Abi Fisya sendiri, coba jika Fisya pasti susah buat jelasin sama Abinya

2022-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!