SHYH 14 | Acara Reuni

Bayan ditatap intimidasi oleh Abinya Fisya saat dia meminta izin hendak membawa Fisya menghadiri acara reuni, sementara hari sudah malam.

"Apakah tidak ada siang hari untuk melakukan acara reuni?" tanya Abinya Fisya.

"Ada, Bi. Tapi akan sulit bagi kami untuk mencari waktu luang di siang hari. Abi tenang saja saya akan membawa Fisya pulang tepat waktu."

Abi Fisya menatap tajam ke arah Brayan, membuatnya hanya bisa bergidik ngeri. Ternyata Abinya Fisya tak seperti yang dia bayangkan. Meskipun sebutannya adalah Abi, tetapi Brayan melihat tidak ada aura kelembutan dari wajah Abinya Fisya.

"Boleh ya Abi. Ini adalah acara, teman-teman Fisya. Masa iya, Fisya enggak datang. Apa kata mereka? Pasti mereka akan mengatakan bahwa saat ini Fisya sudah menjadi orang yang sombong dan enggan bergaul bersama mereka lagi." rengek Fisya sambil mengiba dengan raut wajah yang dibuatnya sedih.

Sejenak Abi Fisya berpikir untuk memberikan izin kepada anaknya. Terlalu berat, tetapi saat melihat wajah Brayan yang terlihat teduh, akhirnya Abi Fisya mempercayakan Brayan untuk membawa Fisya.

"Ya sudah Abi mengizinkan, tetapi kamu harus sampai rumah pukul 9 malam!"

"Wah, enggak bisa ditambahin satu jam lagi, Bi?" protes Brayan cepat.

"Kalau kamu tidak setuju ya sudah tidak apa-apa, tapi kamu tidak boleh membawa Fisya untuk ke acara reuni itu. Dan untuk kamu Fisya, Abi tidak akan mengizinkan jika kamu tidak setuju dengan permintaan Abi."

Brayan hanya bisa mendengkus pelan. Namun, demi bisa membawa Fisya ke acara reuni, maka Brayan akan menuruti saja syarat dari Abinya Fisya.

"Iya kan saja lah, biar urusannya cepat selesai. Maaf Abi aku akan memulangkan anakmu paling lambat pukul 10 malam."

Brayan tertawa dalam hati sambil menyusun rencananya sendiri. Tidak ada gunanya berdebat dengan orang tua.

"Ya sudah saya setuju. Saya akan memulangkan Fisya sesuai dengan permintaan Abi," ucap Rayan.

"Baiklah. Aku izinkan kamu membawa Fisya. tapi ingat jika kamu sampai telat satu detikpun, maka jangan harap kamu bisa datang lagi ke rumah ini, mengerti!" Abi Fisya memberikan sebuah ancaman kecil untuk Rayan.

"Dasar, bapak-bapak enggak bisa diajak nego. Rayan sabar, ingat kamu harus mengambil hati Abinya Fisya, jangan sampai satu-satunya jalan menuju pelaminan itu langsung kena blokir ."

Brayan terpaksa harus menyunggingkan senyumnya, seolah dia tidak merasa keberatan dengan permintaan Abinya Fisya.

"Tenang saja Abi, saya pasti akan memulangkan Fisya tepat waktu." Brayan menaikkan kedua alisnya membuat Abinya Fisya hanya menggelengkan kepalanya.

Aroma wangi parfum yang berbeda mampu menyengat hidung saat keduanya sudah masuk ke dalam mobil. Penggunaan yang berlebihan, membuat aroma itu semakin tajam.

Dada yang terus bergerumuh, terasa berisik. Beruntung saja keduanya tidak saling mendengarkan detak jantung yang sedang berisik. Hanya rasa gugup yang menyelimuti keduanya saat mereka berada di dalam satu mobil.

Sebisa mungkin Brayan berusaha untuk menetralkan detak jantungnya agar dia tidak terlihat gugup di depan Fisya. Entah kemana keberanian yang dimilikinya sehingga hilang begitu saja saat berada di sisi Fisya.

"Sialan ini jantung! Kalau seperti ini aku bisa terkena serangan jantung jika berada di dekat Fisya. Lalu bagaimana jika aku berjodoh dengannya, apakah aku langsung akan terkena serangan jantung? Tidak! itu tidak boleh terjadi." Brayan bergidik sendiri sambil membayangkan yang tidak pasti.

"Kamu kenapa Ray?" tanya Fisya heran saat melihat Brayan bergidik.

Brayan tersentak akan pertanyaan dari Fisya. Lagi-lagi jantungnya berdetak lebih keras.

Perlahan Brayan mencoba untuk menghembuskan napas beratnya lalu berkata, "Tidak apa-apa Sya. Aku hanya kepikiran saja jika aku sampai telat untuk mengantarkanmu pulang. Bisa-bisa aku di sate oleh Abimu."

Fisya malah menertawakan ucapan Brayan. Memang, semua orang yang belum mengenal abinya dengan baik, maka mereka akan mengira jika abinya itu sangat garang. Namun, nyatanya Abi Fisya tidaklah seperti itu.

"Abi itu orangnya baik loh. Kamu jangan berpikir yang aneh-aneh tentang Abi! Ya ... begitulah cara Abi untuk melindungi anaknya. Dia tidak ingin anaknya terbawa pergaulan malam bebas. Kamu tahu 'kan apa yang aku maksud?"

Brayan hanya mengangguk dengan pelan. Bukan tidak ingin menjawab, tetapi memang dia masih ingin menetralkan detak jantungnya yang masih belum tenang.

Lagi-lagi sebuah lagu Muhasabah Cinta diputar berulang-ulang. Namun, kali ini tidak ada yang memprotes lagu tersebut, karena nyatanya Fisya juga menikmati lagu tersebut. Bahkan sesekali mengikuti reff-nya.

"Kamu suka lagu itu, Sya?" tanya Brayan.

"Iya tapi aku lebih suka yang versi Anisa Rahma," ucapnya.

"Ya sudah ganti saja!"

Entah keberanian dari mana, tangan Fisya terulur untuk mengambil ponsel Brayan. "Bukain password-nya dulu!" Ponsel milik Brayan diarahkan kepadanya

"Tekan saja 100595!"

Fisya mengernyit saat mendengar angka yang disebutkan oleh Brayan. Bukan angka sembarangan, itu adalah angka tanggal bulan dan tahun kelahiran miliknya. Lalu mengapa angka itu bisa digunakan sebagai password di ponsel milik Brayan.

"Ray, kamu apa-apaan? itu kan angka—"

"Iya itu angka kelahiranmu. Aku sengaja menggunakan itu agar selalu mengingatmu dimanapun aku berada. Kamu keberatan? Kalau keberatan biar nanti aku ganti."

Fisya menggeleng pelan. "Tidak perlu," ucapnya dengan lirih.

**

Kini Brayan mempersilahkan Fisya untuk jalan lebih dulu untuk memasuki restoran, dimana sebagian teman-teman sudah berdatangan.

Kedatangan keduanya disambut meriah oleh teman-temannya. Saling menyapa dan saling berpelukan untuk melepaskan rasa rindu setelah lama tidak bertemu. Bahkan di antara mereka juga sudah ada yang menikah dan memiliki anak. Namun, banyak juga yang masih melebarkan sayapnya dalam bisnis mereka masing-masing.

Siapa yang menyangka ternyata dalam reuni kali ini Fisya bisa bertemu dengan Zulfa, teman satu angkatan saat dia duduk di bangku kuliah.

"Ray, aku ke sana sebentar ya."

"Oke." Brayan mengangguk sambil mengacungkan jempol kepada Fisya.

Sesampainya di dekat wanita yang mengurai rambut panjangnya Fisya memanggil nama wanita tersebut.

"Zulfa."

Wanita yang bernama Zulfa itu menoleh saat dia mendengar namanya dipanggil.

"Fisya." Zulfa menghampiri Fisya lalu memeluk teman lamanya.

Keduanya saling bertukar kabar dan bertukar cerita. Ternyata Zulfa datang ke acara malam ini karena diajak oleh sahabatnya yang ternyata juga alumni dari Al Jannah boarding school juga.

"Jadi kamu ke sini sama siapa Sya?" tanya Zulfa.

"Aku ke sini sama Rayan. Kebetulan kami satu arah," kilah Fisya.

Zulfa mengangguk pelan lalu dia berkata kepada Fisya. "Aku ke sini juga bersama dengan calon suami aku. Nanti aku kenalin ya, dia orangnya baik."

"Wah ... udah punya calon suami. Berarti bentar lagi ada yang mau nikah nih. Jangan lupa undangannya ya aku tunggu."

"Aman itu."

Saat keduanya asik saling bercerita, tiba-tiba datang seseorang yang datang lalu memeluk pinggang Zulfa di depan Fisya.

Fisya hanya membulatkan matanya saat melihat sosok yang tengah memeluk tubuh Zulfa. Begitu juga dengan sosok tersebut yang langsung terbelalak saat melihat Fisya yang berada di depan matanya.

...~~~...

...🌹 Bersambung 🌹...

...Jangan lupa tinggalkan Like. karena satu tanda like itu adalah semangat author 🥰...

Terpopuler

Comments

Amanah Amanah

Amanah Amanah

naaah.....loooh g ush nyari bukti langsung di perlihtkn di depan mata ..sya...

2023-01-01

1

Azizah az

Azizah az

calon suami Zulfa mantan tunangan fisya

2022-09-26

0

AlmiraAzniAdzkia🥰🌺

AlmiraAzniAdzkia🥰🌺

alqan itu pasti,,,,

2022-07-06

3

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!