SHYH 4 | Salah Arah

Mentari pagi telah menyapa. Sedikit demi sedikit langit gelap mulai hilang. Kilauan cahaya emas menyinari alam semesta, menandakan hari telah berganti. Kicauan burung pun saling bersahutan diatas pohon rindang samping rumah.

Pagi hari adalah waktu yang sangat menyibukkan bagi semua orang, dimana mereka hendak memulai kegiatannya masing-masing. Namun, tidak dengan Rayan yang terlihat santai, meskipun ini adalah hari pertama dia mulai mengajar. Hal itu membuat mamanya terus mengoceh agar Rayan segera bersiap.

"Ray, cepat habiskan sarapanmu! Lihatlah sudah pukul berapa sekarang!" ujar mamanya dengan tidak sabar, karena waktu hampir menunjukkan pukul tujuh pagi.

Rayan hanya menghela napas panjangnya. Sedari tadi mamanya terlalu sibuk menyuruhnya untuk segera bersiap agar tidak terlambat.

"Iya, Ma," jawaban santai.

"Daripada kamu menghawatirkan Rayan, mending kamu siapkan perlengkapan untukku. Dasi, tas sama sepatuku saja belum terlihat," sahut Agung dengan wajah yang dibuat kesal.

"Ya ampun Mas! Biasanya juga disiapkan sendiri. Dasar bayi tua!" gerutu Nuri yang kemudian berlalu meninggalkan meja makan untuk menyiapkan perlengkapan suaminya yang juga ingin dimanja seperti Brayan.

Sepeninggal mamanya, Brayan segera membereskan piring bekas makannya. Sejak kecil mamanya telah mengajarkan kepada semua anggota keluarga setelah makan piring harus dibawa ke tempat cucian piring agar tidak berserakan diatas meja makan.

"Rayan siap-siap dulu ya, Pa." Brayan pun meninggalkan papanya yang masih menikmati sarapannya.

"Oke. Selamat berjuang semoga hari pertamamu mengajar menyenangkan."

Tak berselang lama Brayan pun keluar dari kamar sambil menggendong sebuah ransel. Satu tangannya menenteng helm sambil menyalami mamanya yang sedang menyiapkan bekal untuk dirinya.

"Ma, Rayan bukan anak TK lagi yang harus membawa belak," protesnya saat mengetahui jika bekal itu untuknya.

"Udah nurut aja! Mama udah masak banyak. Kan sayang nanti gak ada yang makan. Kamu tahu sendiri 'kan kalau papa pulangnya sore dan Briyan belum tentu pulang atau tidak karena harus menyiapkan projectnya."

Tidak bisa menolak, akhirnya bekal itu langsung masuk kedalam ransel milik Brayan.

"Kalau bawa motor jangan ngebut-ngebut! Ingat, kamu belum nikah!" pesan mamanya saat Brayan sudah memasang helm di kepalanya.

"Iya, Mamaku sayang. Rayan akan hati-hati. Kalau begitu Rayan berangkat dulu ya. Assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam."

Sesuai dengan pesan mamanya, Brayan hanya mengendarai sepeda motornya dengan pelan. Jarak yang dia tempuh pun juga tidak terlalu jauh, sehingga dia tidak perlu melaju kencang untuk memburu waktu.

Untuk pertama kalinya setelah 4 tahun berlalu, kini Brayan bisa mengendarai sepeda motor kesayangannya lagi. Rindunya telah terobati saat dia bisa berkeliling jalanan terlebih dahulu sebelum menuju tempatnya mengajar.

"Kayaknya ini jalan baru." Brayan bergumam dalam hati sambil melihat kanan kirinya yang terasa asing baginya.

"Kemarin kayaknya nggak lewat sini deh." Kini Brayan memilih untuk memberhentikan sepeda motornya di pinggir jalan dan membuka helm yang menutup kepalanya.

Dia mengamati jalanan dengan seksama. Empat tahun berlalu membuat banyak perubahan disekitar jalan, sehingga dia tidak bisa mengenali jalanan dengan jelas. Dan saat matanya menangkap sebuah objek petunjuk arah, dia pun langsung mengernyitkan keningnya. Ternyata saat ini dia sedang salah arah.

Seharusnya Brayan tidak mengambil jalur ke kiri, tetapi entah apa yang ada di dalam pikirannya sehingga dia mengambil jalur tersebut.

"Astaghfirullahaladzim .... bisa-bisanya salah jalan," gerutunya dengan helaan napas panjang. "Eh tunggu ... kalau gak salah ini jalan menuju ke rumah Fisya, deh! Aduh ... ngapain juga aku lewat jalan sini, harusnya 'kan aku belok kanan bukan belok kiri." Brayan bermonolog sambil menyalahkan dirinya sendiri.

Saat melihat jam tangan yang melingkar di pergelangan tangannya, Brayan hanya bisa menghela nafas beratnya. Karena saat ini waktu telah menunjukkan pukul 08.00 pagi. Seharusnya Brayan sudah sampai di pondok, akan tetapi karena dia salah jalan dia harus terlambat sampai ke pondok.

"Astaghfirullah, sebenarnya apa yang aku pikirkan!" Brayan memasang kembali helmnya dan kemudian melanjutkan perjalanan yang sempat terhenti.

Tidak bisa melaju dengan pelan lagi, dia pun mengabaikan pesan mamanya. Dengan kecepatan tinggi, Brayan membelah jalanan yang sedikit padat berharap segera sampai di tempat tujuan, karena saat ini dia telah terlambat. Namun, mendadak Brayan harus mengerem secara mendadak ketika sebuah mobil berhenti secara tiba-tiba di depannya di untuk menurunkan seseorang. Beruntung saja motor Brayan tidak mencium pantat mobil yang ada di depannya.

Sebenarnya Brayan ingin marah, tetapi mengingat dia sedang buru-buru dia memilih berlalu begitu saja. Sekilas Brayan melihat wanita yang baru saja turun dari mobil.

Meskipun telah berpisah selama empat tahun, namun tak membuat Brayan tak bisa mengenalinya. Namun, karena saat ini Brayan sedang memburu waktu, dia memilih untuk melanjutkan perjalanannya.

"Benarkah itu Fisya? Dan .... apakah pria itu adalah calon suaminya? Lalu apakah sudah tak ada kesempatanku untuk memperjuangkannya?"

***

Dengan pikiran penuh tanda tanya, akhirnya motor yang dikendarai oleh Brayan telah sampai di tempat tujuan. Tak ada rasa cemas ketika dia datang terlambat dihari pertamanya mengajar.

Bangunan gedung dibagi menjadi dua bagian. Gedung selatan dan gedung utara. Dimana gedung utara adalah milik siswa laki-laki, sedangkan gedung selatan adalah gedung milik siswa perempuan.

Sekolah yang berbasis boarding school, dimana semua siswa diwajibkan untuk tinggal di asrama. Selain mendapatkan pelajaran formal, semua siswa juga mendapat pelajaran tambahan untuk ilmu keagamaan.

Karena saat ini yang sedang dibutuhkan adalah guru olahraga, maka Brayan hanya pasrah menerima jabatannya sebagai guru olahraga. Meskipun dalam hati Rayan sangat menginginkan untuk menjadi guru fisika.

"Pak Rayan, semoga anda betah untuk mengajar di sini ya," kata salah seorang guru, saat Brayan selesai memperkenalkan diri kepada para guru yang ada di kantor.

"Iya, Bu. Mudah-mudahan saya betah."

Di dalam ruangan kantor ternyata masih ada beberapa guru lama, dimana mereka adalah guru Brayan saat dia masih menjadi murid. Para guru itu pun sangat salut atas prestasi yang diraih oleh Brayan, mengingat dulu Brayan adalah salah satu murid yang seringkali membuat onar. Namun, siapa yang menyangka, kini Brayan tumbuh menjadi orang yang sangat membanggakan.

Karena saat ini Brayan sedang mengajar gedung Selatan, sudah pasti muridnya adalah perempuan. Tidak seperti sekolah lainnya yang akan histeris saat melihat guru tampan masuk ke dalam kelas, mereka hanya menyambut dengan baik guru baru tanpa ada sorak menyorak ataupun candaan yang dilemparkan kepada guru baru tersebut.

"Senang bisa bergabung dengan sekolah kalian. Semoga kedepannya kita bisa bekerjasama untuk kemajuan sekolah ini," ujar Brayan setelah melakukan perkenalkan diri.

"Sya, sepertinya aku tidak bisa berlama-lama disini. Kamu tahu sendiri kan kalau aku juga harus bekerja," kata pria tampan yang sudah mengantarkan Nafisya ke butiknya.

Dengan senyum manis yang menghias di bibirnya Nafisya pun menjawab, "Iya. Tidak apa-apa, Mas. Fisya tahu kok."

Detik itu juga ponsel Alqan berdering. Melihat siapa yang memanggil, bukannya langsung menjawab tetapi Alqan malah langsung memasukkan kembali ponselnya ke dalam saku.

"Lho, kenapa gak diangkat, Mas?" tanya Nafisya heran.

"Ah, ini dari teman kantor," jawab Alqan sedikit gugup.

"Ya sudah, kamu berangkat saja ke kantor. Makasih ya, udah mau nganterin aku."

Alqan hanya bisa menarik tipis kedua sudut bibirnya lalu meninggalkan butik milik Nafisya. Setelah sampai di luar, Alqan segera menjawab ponselnya yang sedari tadi terus bergetar.

"Iya, aku tahu. Aku segera kesana!" Jawaban ketus keluar dari bibir Alqan.

Mobil Alqan pun segera meninggalkan butik dan melaju dengan kecepatan tinggi agar segera sampai ditujuan berikutnya.

..._...

..._...

..._...

...🌹BERSAMBUNG 🌹...

...JANGAN LUPA DUKUNG NOVEL AUTHOR DENGAN CARA LIKE DAN KOMEN 🙏 GAK MINTA LEBIH 😃...

Terpopuler

Comments

Mister Sutijono

Mister Sutijono

ok lanjut.

2023-12-21

0

Amanah Amanah

Amanah Amanah

tuuuuh dri cewek lain ya...alqan

2023-01-01

1

Nafisatun Najah

Nafisatun Najah

kak ko peranya ngepasin banget sih, nafisyah namaku, agung temanku di pondok, juga ngajar b. inggris di pondok😁😁😁

2022-10-10

2

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!