SHYH 8 | Hanya Mimpi

"Dan diantara tanda-tanda kekuasaan -Nya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri supaya kamu cenderung merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan -Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir." ( QS. Ar-Rum: 21 )

Fisya terlihat sangat cantik dengan gaun kebaya putih yang senada dengan hijabnya. Polesan make up tipis menempel di wajahnya. Senyum indah terus terukir saat dirinya di jemput oleh calon suaminya untuk berangkat ke sebuah Masjid terdekat.

Hari ini adalah hari bahagia untuk Fisya, karena sebentar lagi dia akan di pinang oleh Alqan, calon imam yang di pilih oleh Abi-nya.

"Kamu sangat cantik, Nak," puji Nuri yang ikut hadir dalam acara akadnya.

"Terimakasih, Tante."

Nuri bersama dengan Uminya menggandeng tangan Fisya untuk masuk kedalam Masjid. Sementara itu, Rayan hanya bisa mengekori calon pengantin dari belakang.

Hatinya sangat remuk saat akan menyaksikan sebuah ikrar pernikahan Fisya dengan pria yang tidak mencintainya.

Andaikan bisa, saat ini juga Brayan ingin menggantikan pria brengsek yang bernama Alqan.

"Saya nikah dan kawinkan engkau wahai Brayan Albani Jalaluddin dengan anak saya yang bernama Nafisya Haira Ramadhani dengan mas kawin seperangkat alat sholat di bayar tunai."

Brayan menjabat tangan Abi-nya Fisya dan menjawab dengan lantang, hingga terdengar kata SAH dari belakangnya.

Akhirnya Brayan bisa tersenyum lebar saat menatap Fisya dengan tatapan penuh mendambakan. Akhirnya penantian selama 4 tahun tidak sia-sia. Saat ini Rayan sudah sah meminang Fisya sebagai istrinya.

Setelah selesai akad, Brayan segera menghembuskan doa di ubun-ubun Fisya sesuai dengan tuntunan Rasulullah.

"Allahumma ini as'akula min khoirihaa wa khoirimaa jabaltahaa 'alaih. Wa a' udzubika min syarrihaa wa syarrimaa jabaltahaa 'alaih."

Setelah itu, Fisya langsung mencium telapak tangan Brayan. Namun, saat hendak mengecup kening Fisya, tiba tiba saja ...

Bruukkk

Brayan merasa tubuhnya telah terjatuh di lantai. "Aduh .... " ringisnya sambil mengusap kepalanya.

Brayan membuka matanya dengan sempurna. Dia mengamati ke sekelilingnya, dimana dia masih berada di kamarnya dengan pakaian sehabis sholat Subuh tadi.

"Ternyata hanya mimpi."

Brayan menghela napas panjangnya sambil menggusar kasar rambutnya saat menyadari apa yang baru saja terjadi hanyalah sebuah mimpi. Dia pun berusaha untuk bangkit dan menjatuhkan lagi tubuhnya di tempat tidur, seolah merasa kecewa dengan mimpinya.

"Mengapa aku bisa bermimpi menikah dengan Fisya, ya? Apakah itu sebuah pertanda jika aku dan Fisya memang akan menikah?" gumamnya. Namun, detik itu juga Brayan segera menepis prasangkanya. "Ah, tidak mungkin! Fisya sudah diikat oleh pria lain. Mimpi hanyalah bunga tidur. Terlebih mimpi setelah sholat Subuh. Itu semua adalah tipu daya syaitan. Astaghfirullahaladzim."

Brayan segera mengusap kasar wajah lalu beranjak ke kamar mandi untuk membersihkan diri.

"Sya, Abi ingin mempercepat pernikahanmu dengan Alqan. Karena niat baik itu jangan ditunda lama-lama."

Nasi yang baru saja hendak masuk kedalam mulut hanya tertahan di udara. Ucapan Abi membuat jantung Fisya berpacu lebih cepat.

"Sya!" Umi menyenggol lengan Fisya yang tak bergerak.

"Umi." Fisya menggerutu saat nasi yang ada di sendoknya tumpah di meja.

"Kamu ini gimana sih? Malah ngelamun."

"Maaf Umi."

Abi hanya bisa melihat raut wajah datar dari Fisya. Bahkan tak ada kata-kata untuk menimpali ucapan tadi.

"Sya, apakah kamu merasa tidak rela untuk menikah dengan Alqan?" tanya Abi-nya.

"Abi kenapa bisa berpikir seperti itu? Fisya akan bahagia jika Abi juga bahagia. Karena kebahagiaan Abi dan Umi adalah kebahagiaan Fisya juga."

Lain di bibir, lain juga di hati. Begitulah yang saat ini sedang Nafisya rasakan.Dia tidak ingin membuat Abi-nya merasa kecewa, jika Fisya mengatakan sejujurnya, bahwa dia tidak setuju akan pernikahannya dengan Alqan.

"Ya sudah, habiskan sarapanmu. Nanti Abi akan bicarakan hal ini lagi pada Amir. Mumpung hari Minggu."

Rasa lapar tiba-tiba hilang begitu saja. Bahkan untuk menelan ludah saja rasanya sangat susah.

"Ya Allah, apakah Mas Alqan adalah pria yang sudah Engkau tetapkan untukku? Lalu, apakah salah jika hamba-Mu ini memiliki perasaan kepada pria lain? Ya Allah, berilah petunjuk agar hamba bisa menemukan jodoh yang telah sesungguhnya Engkau tetapkan."

Setelah membantu Umi membereskan meja makan, Fisya segera bergegas untuk membersihkan diri. Meskipun hari Minggu, tetapi Fisya tetap akan ke Butik. Karena biasanya Butik akan ramai jika hari libur.

"Umi, Fisya berangkat ke Butik, ya." pamitnya pada Umi yang sedang menyeduh teh untuk Abi.

"Ini 'kan hari Minggu, Sya! Ngapain ke Butik?"

"Justru hari Minggu, Umi. Karena pelanggan akan banyak yang datang. Sudah, Fisya berangkat ya, assalamualaikum."

"Wa'alaikumsalam, hati-hati."

**

Siapa yang tidak merasa kesal jika perjalanannya harus di hadang macet dan lampu merah yang menghadang di depan mata.

Fisya hanya bisa mendengkus kesal saat beberapa mobil tidak sabar untuk saling mendahului, padahal dalam keadaan macet.

"Ya ampun ... gak bisa sabar banget sih!" gerutu Fisya saat melihat sebuah mobil memepet motornya agar bisa berjalan lebih dahulu.

"Eh, tunggu! Itu 'kan mobilnya mas Alqan. Bersama siapa dia?"

Fisya yang sekilas melihat wanita di dalam sebuah mobil yang sangat dikenalinya merasa sangat penasaran. Terlebih wanita itu tidak mengenakkan hijab, sementara mama Alqan itu selalu menutupi kepalanya dengan hijab saat keluar rumah.

Suara klakson dari belakang membuat Fisya tersentak dalam lamunannya dan segera menjalankan motornya. Sepanjang perjalanan Fisya masih memikirkan siapa wanita yang ada di dalam mobil Alqan tadi. Bahkan pesan yang dikirim oleh Fisya saja belum dibalas oleh Alqan.

"Fisya, kamu tidak boleh berburuk sangka. Mungkin tadi itu adalah familinya." Fisya berusaha untuk menepis prasangkanya.

Setelah sampai di Butik, ternyata sudah ramai. Seperti biasa, Fisya akan turun tangan saat Butik sedang ramai.

"Bu, tadi ada seseorang yang mencari Anda, tetapi karena anda lama, orang itu pergi."

"Siapa dia?"

"Sekilas hampir mirip dengan mas Riyan, tapi kalau yang tadi itu lebih bersih dan tidak banyak bicara. Kalau mas Riyan pasti dia akan langsung ngevlog, nah ini diam aja, Bu."

Tanpa dijelaskan lagi, Fisya tahu siapa yang sedang dimaksud oleh pelayan butik. Tidak salah lagi jika itu adalah Brayan. Tapi ... untuk apa dia datang ke butik? Apakah ada yang dibicarakan lagi? Tapi jikapun ada, mengapa tidak langsung menghubungi saja? Sementara keduanya sudah bertukar nomor telepon.

Fisya pun segera menghubungi nomer Brayan. Dia penasaran, mengapa pria itu datang ke butik tanpa memberitahunya terlebih dahulu.

Sementara itu, Brayan yang masih berada di sekitar Butik, memilih tidak mengangkat panggilan dari Fisya. Entah dorongan darimana yang membuat Brayan tiba-tiba nekat datang ke butik milik Fisya.

"Tuh 'kan dia telepon. Angkat gak ya? Kalau aku angkat, aku kasih alasan apa ya? Duh ... kenapa juga tadi kaki ini malah nyelonong masuk ke butik, sih?" Brayan menimang ponselnya, antara ingin mengangkat dan mengabaikan panggilan telepon dari Fisya.

...~~~...

......🌹Bersambung 🌹......

Terpopuler

Comments

Amanah Amanah

Amanah Amanah

kakimu lebih tau dimna calon istrimu rayan

2023-01-01

0

Nena Anwar

Nena Anwar

hatimu sudah mencintai dan ingin memiliki Fisya kan Rayan sampai sampai terbawa mimpi 😄😄😄

2022-07-03

2

lihat semua
Episodes
1 SHYH 1 | Kembali Pulang
2 SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3 SHYH 3 | Terlambat Sudah
4 SHYH 4 | Salah Arah
5 SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6 SHYH 6 | Ajakan Brayan
7 SHYH 7 | Wanita Lain
8 SHYH 8 | Hanya Mimpi
9 SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10 SHUN 10 | Menjadi Imam
11 SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12 SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13 SHYH 13 | Menjemput Fisya
14 SHYH 14 | Acara Reuni
15 SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16 SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17 SHYH17 | Minta Nikah
18 SHYH 18 | SAH
19 SHYH 19 | Ngambek
20 SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21 SHYH 21 | Akhirnya ....
22 SHYH 22 | Telur Katak
23 SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24 SHYH 24 | Rencana Alqan
25 SHYH 25 | Pertengkaran
26 SHYH 26 | Permintaan Nuri
27 SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28 SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29 SHYH 29 | Kenyataan
30 SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31 SHYH 31 | Mangga Muda
32 SHYH 32 | Rencana Briyan
33 SHYH 33 | Positif
34 SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35 SHYH 35 | Anak Alqan
36 SHYH 36 | Nara Hilang
37 SHYH 37 | Menitipkan Benih
38 SHYH 38 | Demam
39 SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40 SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41 SHYH 41 | Menjemput Mey
42 SHYH 42 | Eksekusi
43 SHYH 43 | Keputusan Terberat
44 SHUN 44 | Penyesalan
45 SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46 SHYH 46 | Meminta Maaf
47 SHYH 47 | Menghajar Alqan
48 SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49 SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50 SHYH 50 | Terlambat Sudah
51 SHYH 51 | Minggat
52 SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53 SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54 SHUN 54 | Dua Nyawa
55 Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56 Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57 Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58 Promo Novel Baru Author
59 Imam Pengganti
60 Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61 Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62 Cinta Untuk Asiyah
Episodes

Updated 62 Episodes

1
SHYH 1 | Kembali Pulang
2
SHYH 2 | Bertemu Dengan Fisya
3
SHYH 3 | Terlambat Sudah
4
SHYH 4 | Salah Arah
5
SHYH 5 | Hanya Sebuah Alasan
6
SHYH 6 | Ajakan Brayan
7
SHYH 7 | Wanita Lain
8
SHYH 8 | Hanya Mimpi
9
SHYH 9 | Akhir Dari Pertunangan
10
SHUN 10 | Menjadi Imam
11
SHYH 11 | Jodoh Yang Tidak Akan Tertukar
12
SHYH12 | Ingin Memiliki Fisya
13
SHYH 13 | Menjemput Fisya
14
SHYH 14 | Acara Reuni
15
SHYH 15 | Beradu Dengan Abi
16
SHYH 16 | Mengkhitbah Fisya
17
SHYH17 | Minta Nikah
18
SHYH 18 | SAH
19
SHYH 19 | Ngambek
20
SHYH 20 | Bertemu Dengan Alqan
21
SHYH 21 | Akhirnya ....
22
SHYH 22 | Telur Katak
23
SHYH 23 | Kedatangan Brayan
24
SHYH 24 | Rencana Alqan
25
SHYH 25 | Pertengkaran
26
SHYH 26 | Permintaan Nuri
27
SHYH 27 | Sebuah Keputusan
28
SHYH 28 | Bukan kabar Buruk
29
SHYH 29 | Kenyataan
30
SHYH 30 | Bertemu dengan Alqan
31
SHYH 31 | Mangga Muda
32
SHYH 32 | Rencana Briyan
33
SHYH 33 | Positif
34
SHYH 34 | Gugurkan Bayi Itu!
35
SHYH 35 | Anak Alqan
36
SHYH 36 | Nara Hilang
37
SHYH 37 | Menitipkan Benih
38
SHYH 38 | Demam
39
SHYH 39 | Tak Pernah Peduli
40
SHYH 40 | Pulang Ke Rumah
41
SHYH 41 | Menjemput Mey
42
SHYH 42 | Eksekusi
43
SHYH 43 | Keputusan Terberat
44
SHUN 44 | Penyesalan
45
SHYH 45 | Sebuah Pengakuan
46
SHYH 46 | Meminta Maaf
47
SHYH 47 | Menghajar Alqan
48
SHYH 48 | Berharap Kabar Baik
49
SHYH 49 | Rasa Yang Tertinggal
50
SHYH 50 | Terlambat Sudah
51
SHYH 51 | Minggat
52
SHYH 52 | Menjadi Gelandangan
53
SHYH 53 | Untuk Pertama Kalinya
54
SHUN 54 | Dua Nyawa
55
Promo : Ranjang Big Bos by Nitta Siregar
56
Mengejar Cinta Pak Duda : Teh Ijo
57
Menikahi Ketua Osis | teh ijo
58
Promo Novel Baru Author
59
Imam Pengganti
60
Promo Novel : Kau Khianati Aku, Ku Nikahi Kakakmu
61
Promo Novel : HIDDEN BABY 2
62
Cinta Untuk Asiyah

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!