Bab 19

Diego telah bergabung bersama Victor dan Nino, mereka segera menjemput Rachel, Mira, Cindy dan Adel di dalam mobil. Mereka berjalan dengan sangat pelan, jika terdengar sedikit saja suara, pasti gerombolan zombie itu akan berlari menyerang mereka.

Ana tahu mereka akan membuka pintu mobil karena itu dia melempar beberapa piring dan gelas agar terdengar bunyi nyaring yang terus memancing mereka untuk mengejar suara itu, yang jaraknya lumayan jauh dari arah Diego CS.

"Kita harus pergi sekarang." bisik Diego kepada Rachel, Diego segera menggendong Cindy.

Cindy yang masih kecil mencoba mengerti dengan keadaan, tidak mengeluarkan suara sedikit pun walaupun sebenarnya dia sangat ketakutan. Cindy memeluk erat papanya. Dia sudah sangat merasa dekat sekali dengan pria yang berstatus papanya itu.

Lalu Victor menggendong Adel, sebagai seorang pria dewasa tentu saja dia tau apa yang harus dia lakukan disituasi genting seperti ini.

Nino dan Mira reflek saling memeluk, mereka yang lagi kasmaran pastinya dan sangat bahagia bisa bertemu lagi.

Rachel melihat Diego yang membawa pedang, dia tau pasti Diego akan bersiap siaga jika ada zombie yang datang menyerang.

"Biar Cindy sama aku aja." bisik Rachel sambil mengulurkan kedua tangannya.

Diego terpaksa membiarkan Rachel menggendong Cindy karena Diego memutuskan akan berjalan di paling belakang memastikan semuanya bisa masuk dengan selamat ke apartemen sana. Dia yang harus bertarung melawan zombie jika ada zombie menyerang mereka nanti.

"Jangan sampai terluka." bisik Rachel menatap Diego dengan penuh rasa khawatir.

Diego menganggukkan kepala dan tersenyum karena Rachel telah mengkhawatirkan dirinya.

Nino mencoba mencari benda yang bisa dijadikan senjata di sekitar sana, Diego tau apa yang sedang dicari Nino, dia memberikan pipa besi pada Nino.

Perjalanan pun di mulai.

Jarak mereka ke gedung apartemen itu lumayan jauh, apalagi mereka harus berjalan dengan sangat pelan agar tak ada zombie yang mendengar suara langkah mereka.

Victor yang sedang menggendong Adel berada di urutan pertama, untuk memastikan tidak ada zombie di depan mereka.

Rachel, Cindy dan Mira berada di tengah. Sementara Diego dan Nino berada di urutan belakang.

Diego dan Nino berjalan sambil terus memperhatikan ke semua arah, memastikan tidak ada zombie mengejar mereka. Mereka yang akan melawan jika sampai itu terjadi.

Mungkin karena harus berjalan dengan pelan membuat suasana begitu menegangkan, begitu terasa lama. Mira sangat ketakutan memperhatikan ada banyak zombie yang jaraknya lumayan jauh dari mereka, para zombie itu nampak fokus dengan cahaya senter yang sengaja dilakukan oleh Ana di atas balkon sana.

Sementara itu Dave dan Tio berjalan dengan pelan, mereka turun melewati anak tangga satu persatu. Mereka tidak ingin memaksa siapapun yang tidak ingin ikut bersama mereka.

Sampai akhirnya Dave dan Tio telah sampai ke bawah, mereka segera keluar dari gedung apartemen.

Mereka sangat merasa lega karena akhirnya mereka bisa bertemu dengan ketujuh orang itu di jalan beraspal sana.

Prang

Mereka dikejutkan dengan sebuah botol yang hampir saja mengenai Dave, beruntung Dave segera menghindar dengan cepat sampai botol kaca itu jatuh ke aspal. Sepertinya ada yang sengaja melemparkan botol itu mengenai Dave.

Sungguh sangat sial!

Terdengar suara bergemuruh.

"Agghhkkkrr...Agghhkkkrr..."

Rupanya para zombie berlarian ke arah mereka.

Percuma jika mereka diam tidak bersuara karena para zombie pasti akan menabrak mereka, satu-satunya cara yang harus mereka lakukan adalah lari sekencang mungkin.

"Nino, aku takut." lirih Mira sambil memegang tangan Nino.

"Kamu tenang saja, ada aku disini." Nino mencoba menenangkan Mira.

Mereka segera berlarian menuju gedung apartemen,namun sialnya lari mereka begitu cepat sampai ada yang menghadang mereka.

Tio dan Dave segera melawan dengan senjata yang mereka pegang.

Tio terus mengarahkan golok ke leher dan kepala zombie.

Sementara Dave terus memukulkan tongkat bisbol ke kepala zombie dan menusukan pisau ke jantunngnya.

Di bagian belakang sambil berlari Diego menebas leher mereka dengan pedang, sementara Nino memukul kepala mereka dengan pipa besi.

Mereka sangat kewalahan sekali. Diego melihat ada zombie yang menyerang Rachel sampai Rachel dan Cindy mengejit, "Aaaa..."

Dengan cepat Diego menebas kelapa si zombie itu, Rachel menutup kedua mata Cindy dengan tangannya, dia tidak ingin Cindy melihat kejadian mengerikan itu di depannya.

Sementara Nino terus berusaha menolong Mira, dia menarik tangan Mira untuk menyelamatkannya, namun sialnya ada beberapa zombie menyerang mereka. Dave ikut membantu, dia memukul kepala zombie dengan tongkat bisbol saat ada zombie yang hampir menggigit Nino dari belakang. Dave menancapkan pisau tepat ke area jantungnya dan menarik kembali pisau itu. Dave sangat kewalahan menghadapi zombie yang semakin banyak.

Padahal Ana mencoba untuk menarik perhatian mereka dengan cahaya senter dan bunyi benda yang berjatuhan, hanya beberapa zombie saja yang tergoda.

Nino terbelalak begitu melihat tiba-tiba ada Zombie yang menyerang Mira secara brutal. Sampai Mira jatuh tersungkur ke aspal. "Aaaahhh...!"

"Agghhkkkrr...Agghhkkkrr..."

"Mira!" teriak Nino.

Nino menendang badan zombie itu sehingga jatuh terpental ke aspal. Dia membantu Mira berdiri, sialnya Zombie yang terjatuh ke aspal itu dengan gerakan cepat zombie itu mencengkram kaki Nino dan mengigitnya.

"Aaaagghhh..." Nino sangat kesakitan sekali saat kakinya digigit secara brutal oleh zombie. Dia menginjak-injak kepala zombie agar berhenti mengigit kakinya.

"Nino!" teriak Dave dan Mira, hampir bersamaan.

Dave dengan penuh emosi menduduki zombie itu dan menusuk badannya dengan pisau beberapa kali, bahkan ke kepalanya juga, sampai dia menitikan air mata. "Brengsek! Brengsek!"

Diego melihat ada zombie yang hampir menyerang Dave, dia segera menebas lehernya dengan pedang.

Nino menangis, dia tau akhirnya nasib dia akan seperti apa nanti. Dia merebut pisau dari tangan Dave, lalu menatap Mira "Maaf aku gak bisa menepati janji aku untuk...untuk..." Nino tidak kuat meneruskan perkataannya.

"Nino." Mira juga menangis, dia tidak menyangka malam ini pertemuan terakhirnya bersama Nino.

Nino segera berlari menjauhkan dirinya dari mereka.

Sreettt

Nino mengoreskan pisau ke telapak tangannya, membuat darah segar keluar dan bercucuran, dia meringis karena kesakitan. "Shhhhh..."

"Zombie keparat. Ayo kejar gue!" teriak Nino.

"Aaagghhrrkkk....Aagghhhrrrkkk...!"

Para zombie yang mencium bau darah seger itu segera berlarian mengejar Nino.

"Cepat kejar gue zombie sialan!" Nino terus berteriak dan menghentakkan kakinya ke aspal, dia berlari dengan kencang semakin menjauh, walaupun kakinya terasa sakit, dia menggoreskan tangannya yang satu lagi dan mengibas-ngibaskan tangannya yang terluka. Dia ingin membawa para zombie menjauhi mereka.

"Ini kan yang kalian mau, darah segar!" Nino terus berteriak dengan suara yang serak menahan tangis, agar semua zombie hanya fokus padanya.

"Oh tidak, Ninooo!" Mira menangis histeris melihat Nino yang dikejar oleh gerombolan zombie itu. Dave menariknya untuk membawa Mira masuk ke gedung apartemen, dia tidak boleh membuat pengorbanan Nino menjadi sia-sia walaupun sebenarnya dia juga sangat sedih dan terpukul telah kehilangan sahabatnya.

Terpopuler

Comments

❤️‍🔥ℝ❤️‍🔥

❤️‍🔥ℝ❤️‍🔥

semoga marsel di mkn zombie

2023-12-16

1

Fina Novita

Fina Novita

Pasti Marcel yang melempar dengan sengaja botol ke arah Dave karena dia ingin buat Dave celaka jahat semoga dimakan juga sama Zombie gak tersisa

2023-11-07

0

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

😢😢😢😢😢😢😢

2023-08-13

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!