Bab 8

Dave yang baru sampai bersama keempat orang lainnya, dia meminta Willy untuk menceritakan apa yang dia lihat waktu menulusuri pulau ini kepada para penumpang yang selamat.

"Jadi aku dan teman-teman ingin menulusuri pulau ini sambil mencari sinyal, sayangnya kami sama sekali tidak mendapatkan sinyal, tapi kami melihat ada bangunan yang letaknya tidak jauh dari hutan ini." Willy menunjuk hutan yang letaknya tidak jauh di tepi pantai.

Teman-temannya Willy membenarkan perkataan Willy.

Semua yang ada disana terperangah mendengarnya, ada sedikit rasa lega, berharap ada penghuni di pulau ini.

"Kamu yakin disini ada bangunan?" tanya Diego dengan nada menekan. Diego masih setia menggendong Cindy yang masih tidur.

"Benar bang, kami melihatnya tapi tidak sampai kami cek kesana, cuma bangunan itu terlihat kumuh seperti kota mati."

"Sepertinya dugaan saya benar, ada kehidupan disini." ucap Victor, "Walaupun seperti kota mati tapi intinya ada yang pernah tinggal disini, kita bisa pakai bangunan disana untuk beristirahat sambil memikirkan bagaimana caranya kita bisa keluar dari sini."

Mereka semua yang ada disana menyetujui ucapan Victor.

"Berapa lama perjalanan ke sana?" tanya Marsell pada Willy.

"Mungkin ada sekitar dua jam bang." jawab Willy.

Ada beberapa orang disana merasa keberatan untuk berjalan kaki selama dua jam apalagi harus menyusuri hutan. Belum lagi ada beberapa orang yang terluka.

"Maaf saya lebih baik disini saja, siapa tau ada kapal melintas disini." kata pria berkaca mata, dia tidak sanggup menggendong istrinya yang tengah terluka.

Marsell menghela nafas, "Kalau ada, kalau tidak ada bagaimana? Akan mati sia-sia disini."

"Tapi istri saya terluka parah."

"Biar saya bantu gotong bang." Dave menawarkan bantuan kepada pria berkaca mata itu.

Ana rupanya salah menilai Dave, dia pikir Dave pria yang badung karena dulu waktu SMA dia sangat terlihat nakal. Rupanya ada sisi baik Dave yang dia tidak tau. Karena dia merasa dia dan teman-temannya sehat, dia juga menawarkan diri untuk membantu siapapun yang terluka disana."Bagi siapa yang merasa sehat, ayo kita saling bantu dan bergandengan tangan, apalagi buat orang-orang yang terluka disini."

Ana membantu nenek yang tadi dia beri roti, nenek itu bernama nenek Sela, kakinya sedikit terluka, dia membantu sang nenek untuk memapahnya, apalagi nenek itu membawa cucunya yang berusia 7 tahun. "Biar nenek sama aku aja,"

Marsell hanya menghela nafas melihat Ana yang lebih memilih memapah Nek Sella dibandingkan jalan berduaan dengannya.

Rachel juga merasa tersentuh hatinya dengan perkataan Ana, dia memilih meraih tangan cucu nenek Sela, "Biar kamu sama tante aja ya."

Diego tersenyum menatap Rachel, menatap dengan penuh rasa kagum, dia memilih berdiri di samping Rachel untuk menjaganya juga. Diego mengusap punggung Cindy yang tertidur pulas di pangkuannya.

"Kamu benaran gak pegal dari tadi gendong Cindy?" tanya Rachel pada Diego

"Nggak kok, malah aku senang Cindy bisa tidur seperti ini, aku harap Cindy bisa sering tidur seperti ini dipangkuanku."

Rachel hanya diam, dia tidak tau harus bagaimana menanggapi perkataan Diego.

Beberapa orang disana memang ada yang memiliki handphone yang tahan air jadi handphonenya tidak rusak sama sekali walaupun dibawa berenang tadi, termasuk Diego, Diego melihat sebentar ponselnya untuk melihat jam berapa sekarang. Rupanya jam telah menunjukkan pukul 8 malam. Itu artinya mereka akan sampai ke tempat tujuan sekitar jam 10 lebih.

Victor menghitung jumlah semua orang yang ada disana. "Oke, perjalanan kita dimulai dari sekarang. Aku harap disini kita saling kompak. Kita harus sampai kesana bersama-sama, jangan ada yang egois."

Mereka semua mengiyakan.

Dan akhirnya perjalanan pun di mulai dengan di temani cahaya senter dari ponsel. Victor dan Willy sebagai pemimpin jalan.

Sementara Diego setia berjalan di samping Rachel.

"Siapa namamu?" tanya Rachel kepada seorang anak yang dia gandeng.

"Namaku Adel tante, aku dan nenek ingin bertemu ayah untuk memberitahu mama meninggal." jawab Adel.

Rachel merasa tersentuh mendengarnya. Diego juga, dia mendengarkan pembicaraan mereka tanpa berkata apa-apa.

"Ayah gak bisa dihubungi dan gak pernah pulang. Karena itu Adel ingin bertemu dengan ayah, apalagi ayah tidak tau mama meninggal."

Diego jadi teringat dengan kesalahannya pada Rachel dan Cindy walaupun sebenarnya dia sama sekali tidak tahu bahwa waktu itu Rachel tengah mengandung anaknya. Dia berharap setelah berhasil keluar dari pulau ini, dia bisa diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya dan bisa hidup bersama Rachel dan Cindy. Namun jika kesempatan itu tidak ada, dia berharap dia bisa melakukan sesuatu yang penting dalam hidup Cindy dan Rachel agar mereka tidak melupakan dirinya.

Terpopuler

Comments

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

pendek babnya ya 😁

2024-03-23

0

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

ꪶꫝ🍾⃝ͩDᷞᴇͧᴡᷡɪͣ B⃟Lཽ𝐀⃝🥀ᴳ᯳ᷢ ㅤㅤ

SubhanAllah.. banyak kisah disetiap pemain dan orang² yang selamat dari kecelakaan pesawat tersebut.. mengharukan sekali.
semoga kalian semua selamat sampai ada tim penyelamat atau kapal dan perahu yang lewat mau menolong kalian.
Kuncinya harus sabar, saling melengkapi dan berpegangan tangan membantu. hilangin egoisnya.

2023-08-13

1

Mila Jamila

Mila Jamila

aku koq takut ya mmbacay

2023-01-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!