Bab 12

Diego sangat kewalahan mengahadapi mereka, dengan hanya mengandalkan pipa besi, dia bertekad untuk terus melawan walaupun dia sejujurnya sangat kelelahan.

Tenaganya hampir terkuras dari tadi dia sudah melawan beberapa zombie, namun sialnya para zombie sama sekali tidak terlihat kelelahan walaupun sudah berlarian tak tentu arah dari tadi.

Bugh

Bugh

Diego berhasil melumpuhkan satu zombie, kini tinggal dua zombie lagi yang masih terus tanpa lelahnya menyerang dirinya. Dia harus segera mengalahkan mereka sebelum datang zombie yang lainnya.

Diego melihat ada satu buah botol minuman yang tidak jauh dari sana, dia memukul kedua zombie itu dengan keras oleh pipa besi namun sayang mereka masih kuat, Diego dengan hati-hati terus mundur sambil memukul mereka agar mereka tidak mengigit dirinya.

Dan dia sampai di tempat yang ada botol minuman itu, dengan cepat Diego menendang zombie satu sehingga tubuhnya tersungkur ke aspal, dia membawa botol minuman memukulkan botol itu ke kepala zombie dua.

Prang

Sampai bagian ujung botol itu pecah hingga terlihat begitu runcing, dengan cepat Diego menusukan botol itu ke badan zombie dua sehingga menembus jantungnya, lalu memukul kepalanya kembali oleh pipa besi.

Dengan sigap dia memukul beberapa kali kepala zombie satu dan menusuk perutnya dengan botol yang runcing.

Brukkk

Tubuh zombie itu ambruk ke aspal.

Diego merasa sedikit aman karena tak ada zombie yang fokus lagi ke dirinya. Mungkin karena suara lari dan jeritan para penumpang membuat fokus para zombie terbagi-bagi.

Diego berusaha untuk diam sebentar sambil memperhatikan pemandangan yang mengerikan di mana banyak para penumpang yang diserang oleh para zombie, bahkan sudah ada yang terinfeksi juga.

Diego berjalan dengan pelan agar tak ada zombie yang mendengar suara langkahnya. Karena sekali mereka fokus ke sumber suara maka dia akan terus mengejarnya.

Namun sialnya usahanya tidak berhasil, saat dia melewati satu zombie yang ada disana padahal dia sudah berjalan dengan pelan, zombie itu bisa mencium bau darah yang ada di tangan Diego, bekas cakaran zombie yang sudah dia bunuh.

"Sial!" Diego mengumpat.

Diego rasa dirinya tidak akan aman jika harus mengalahkan satu zombie disana karena akan ada datang lagi zombie menyerang dirinya.

"Agghhkkkrr...Agghhkkkrr..."

Satu Zombie menyerang dirinya, bahkan ada beberapa zombie yang berlarian ke arahnya. Diego menendang zombie itu agar sedikit menjauh darinya, dia segera berlari ke arah mobil.

Dia melihat ada zombie menghadang dirinya, dengan cepat Diego memukul kepala zombie itu beberapa kali lalu berlari lagi karena terdengar suara gemuruh gerombolan zombie yang berlarian ke arahnya.

Rachel segera membuka pintu mobil, "Cepat masuk!"

Diego semakin mempercepat larinya, dan tangannya memukul kembali zombie yang menghadangnya lagi dengan pipa besi.

Diego benar-benar harus segera masuk ke dalam jika ingin selamat karena jarak gerombolan zombie semakin mendekatinya.

Diego dengan cepat segera masuk ke dalam mobil, sialnya ada satu zombie berhasil mencengkram kaki kirinya.

"Aaaa...!" Adel dan Cindy menjerit histeris.

Kaki kanan Diego tidak tinggal diam, dia terus menahan lehernya agar tidak menggigit kakinya lalu menendang kepalanya beberapa kali.

Diego tak bisa bergerak dengan bebas karena takut gigi zombie itu mengenai kakinya.

Rachel merebut pipa besi di tangan Diego, dia duduk di dekat Diego lalu memukul kepala zombie dengan keras, si zombie jadi fokus untuk menyerang Rachel.

Jlebb

Diego menusukan botol yang runcing itu ke dada si zombie begitu zombie itu bangkit untuk menyerang Rachel.

Diego menendang zombie itu agar menjauh dari mobil, dan segera menutup pintu mobil. Telat beberapa detik saja gerombolan zombie itu akan masuk ke dalam mobil.

Cindy dan Adel sangat ketakutan karena mobil yang mereka tumpangi dikerumuni oleh banyak zombie di luar sana. Rachel memeluk mereka dengan erat. Mereka berusaha untuk tidak bersuara walaupun sangat ketakutan sekali.

Rachel melihat tangan Diego terluka.

Sreekk

Rachel merobek bagian lengan bajunya. Dia merobek bagian lengan yang satunya lagi agar terlihat sama.

Satu sobekan kain Rachel gunakan untuk membersihkan darah, dan satu sobekan lagu Rachel gunakan untuk menutupi luka itu. Mungkin saja jika lukanya ditutupi tidak akan tercium bau darah lagi di diri Diego. Padahal lukanya tidak begitu parah.

"Jangan sampai terluka lagi. Kita harus pulang bersama." lirih Rachel dengan pelan seakan menahan tangis tidak tega melihat Diego terluka apalagi dari tadi dia sangat mencemaskan Diego. Dia takut tidak akan bertemu dengannya lagi.

Diego hanya terdiam, memandangi Rachel, perkataannya sungguh menyentuh hatinya. Dia memperhatikan Rachel yang sedang mengurus luka di tangannya. Setidaknya perlakuan Rachel kepadanya memberi dia kekuatan agar dia tidak boleh lelah, dia harus berusaha untuk melindungi mereka.

Terpopuler

Comments

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

𝓚ˢᵍⁿ🍁ᗰᗩᕼᗴՏ ʷᵃʳᶦ ❣️

semoga orang2 yg baik selamat

2024-03-23

0

Fina Novita

Fina Novita

semoga mereka bisa bersama

2023-11-07

1

༄༅⃟𝐐귀여워요🎀

༄༅⃟𝐐귀여워요🎀

rasa marah dan kecewa Rachel sama Diego jadi melebur setelah melihat perjuangan dan pengorbanan Diego melindungi dirinya , Cindy dan Adel ...

2022-12-09

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!