Menuju Akademi
Pagi ini aku sedang sarapan bersama keluargaku, ayahku juga akan segera berangkat kerja, mungkin sudah waktunya memberitahu mereka bahwa aku ingin belajar di akademi sihir.
Aku memejamkan mata sambil menyeruput secangkir kopi, setelah itu aku meletakkan cangkir itu di atas meja dan berdiri dengan wajah serius.
Tarik napas dulu lalu bicara.
"Ayah! Aku ingin masuk akademi sihir!"
Ayah menanggapi permintaanku santai sembari memakan sandwich.
"Lenn! kamu serius? Kalau mau sekolah disana kau harus memiliki Elemen sihir!"
"Aku memiliki elemen kok!"
"Bffftttt!"
Karena terkejutnya, Ayah menyemprotkan kopi yang diminumnya. Sikap santainya tiba-tiba berubah menjadi serius saat mendengar jawabanku. Wajah ibu pun tampak penasaran.
"Serius?" ayah bertanya.
"Aku serius, Ayah!"
"Coba tunjukkan sihirmu pada Ayah!"
Aku membuktikannya pada Ayah dengan membuat api kecil di tanganku.
Ayah dan Ibu melihatnya, mereka berdua kaget seolah tak percaya dengan apa yang mereka lihat.
"Mengapa kamu tidak memberi tahu Ayah tentang hal ini, di mana kamu belajar cara mengaktifkan sihir?"
"Ah, itu? Sebenarnya, aku menemukan buku sihir di gudang dan aku mencobanya. Setelah mengikuti instruksi di buku itu, aku bisa mengaktifkan sihir."
"Jadi kamu sudah diam-diam membaca buku itu!" ibu bertanya sambil menatap tajam diriku.
Apakah aku akan dimarahi? ini menakutkan. Namun tiba-tiba ekspresi Ibu berubah menjadi gembira, Ibu terlihat sangat senang karena aku bisa menggunakan sihir.
"Sayang, kamu melihatnya kan? Anak kita jenius. Ayo cepat kirim dia ke akademi sihir, dia pasti akan menjadi penyihir hebat di masa depan!" kata ibu.
Aku menghela nafas sambil memegangi kepalaku, aku tidak menyangka reaksi Ibu akan begitu heboh, Aku tidak bisa membayangkan bagaimana reaksinya jika aku bilang aku memiliki semua elemen sihir.
"Baiklah Lenn! Ayo kita berangkat bersama Ayah ke Akademi, kita akan mendaftar sekarang, kebetulan sekali tahun ini adalah tahun ajaran baru di Akademi Sihir."
"Oke!"
Aku sangat senang, akhirnya ayahku mengijinkanku untuk belajar di akademi sihir.
Hari ini aku akhirnya pergi bersama ayahku ke ibu kota untuk mendaftar sekolah di akademi sihir dengan menunggang kuda. Dan sampailah di ibu kota kerajaan Larazaya.
Ini pertama kalinya aku mengunjungi ibu kota, aku sangat takjub setelah melihat kota ini, semua bangunannya bergaya Barat kuno, hebat sekali.
Kami sampai di depan akademi sihir, akademi ini disebut Magisterial. Gedung sekolah sangat besar dan luas, terletak di tengah kota.
Hari ini suasana disini ramai sekali, banyak kereta kuda yang berlalu lalang, halaman terlihat ramai, karena hari ini adalah hari pendaftaran siswa baru dan ujian kelayakan.
Kebanyakan yang belajar di sini adalah bangsawan, walaupun tidak ada larangan bagi rakyat jelata sepertiku untuk belajar di sini, karena syarat mutlak sekolah di sini adalah memiliki elemen sihir di atas rata-rata.
Maka tak heran jika banyak rakyat jelata yang bersekolah di sini, tergantung perekonomian keluarga masing-masing.
Setelah mendaftarkanku, Ayah berangkat ke kerajaan untuk bekerja, aku tinggal menunggu tes sihir dimulai.
Setelah menunggu beberapa menit. Tes sihir akhirnya dimulai, aku diperintahkan untuk menghancurkan suatu benda dan akan dinilai seberapa besar kerusakan yang dihasilkannya.
Aku tidak ingin menonjol karena statusku cukup bagus, ATK saya masih 800 tetapi aku memiliki Crit rate 100% dan Ctit DMG 300%
Dengan memanfaatkan kenangan masa lalu, aku jadi memahami statusku saat ini.
Crit rate adalah peluang yang kamu dapatkan untuk menghasilkan Crit DMG.
Misal kalian mempunyai Crit rate sebesar 10% maka peluang mendapatkan serangan Critical adalah 10% x 10 \= 1 kali, karena aku punya 100% yang berarti 100% x 10 \= 10 kali, kesimpulannya setiap seranganku akan selalu Critical.
Sedangkan Crit DMG merupakan damage tambahan yang diberikan kepada musuh berdasarkan damage sebenarnya.
Misalnya Normal Damage saya 5.000 dan mempunyai 50% Crit DMG maka 5.000+50% \= 7.500. Karena aku mempunyai 300% Crit DMG yang berarti 5.000+300% \= 20.000, kesimpulannya, aku bisa menghasilkan Damage akhir senilai 20.000.
Untuk menghindari masalah agar tidak menonjol, gunakan komputer di otak untuk menemukan jawabannya.
Kesimpulannya adalah menyerang dengan energi sesedikit mungkin agar damage yang dihasilkan juga kecil. Aku menyebutnya strategi berpura-pura menjadi lemah.
Yosh, lakukan sekarang, aku langsung menembakkan sihir api ke objek tersebut, petugas langsung mencatat berapa damage yang dihasilkan.
Setelah penilaian selesai, petugas menyuruh saya pulang menunggu pengumuman, mereka akan mengirimkan surat apakah saya diterima atau tidak.
Tiga hari kemudian.
Setelah tiga hari menunggu, akhirnya surat itu sampai, aku membacanya, hasilnya aku diterima dan ditempatkan di kelas C, sesuai ekspektasiku, dari informasi yang kudengar. Siswa yang mempunyai damage tinggi akan ditempatkan di kelas S, yang mempunyai damage sedang akan ditempatkan di Kelas A, yang damagenya cukup akan ditempatkan di Kelas B, sedangkan yang damagenya kecil akan ditempatkan di kelas C, ya itu kelasku, sesuai rencanaku, aku akan masuk kelas C.
Mulai besok aku mulai sekolah dan harus tinggal di asrama.
Akademi juga mengirimkan seragam sekolah, kemeja putih, blazer hitam, celana panjang hitam dan dasi hitam, kenapa semuanya hitam? Mungkin kepala sekolah menyukai warna hitam? Mereka pun mengirimkan nomor kamar asrama sebagai tempat menginap.
Orangtuaku sangat bahagia karena aku diterima di akademi tersebut, terutama ibuku, beliau sangat bahagia melihat aku bersekolah disana, untuk merayakan hari bahagia ini, malam ini ibuku mengadakan pesta kecil-kecilan. Ibu memang selalu berlebihan.
Hari berikutnya.
Hari ini aku sudah bersiap untuk berangkat ke Akademi, aku juga sudah membawa semua barang-barangku di dalam koper besar. Sebelum berangkat, Ibu memelukku erat.
"Lenn, jaga kesehatanmu disana, jangan terlambat makan, istirahat yang cukup dan jangan memaksakan diri, kabari Ibu dengan mengirimkan surat setiap minggunya!"
Aku senang Ibu begitu peduli padaku, sampai-sampai aku menitikkan air mata.
"Terima kasih Bu, aku pasti akan selalu mengirimkan surat kepadamu, aku sayang ibu!"
Saat ingin pergi Ayah menawarkan untuk mengantarku dengan kuda, aku menolak karena aku membawa koper besar, akan sulit untuk menunggangi kuda.
Aku pun memilih naik kereta kuda, karena kereta kuda di sini adalah satu-satunya alat transportasi umum.
Saat kereta mulai bergerak, aku bisa merasakan sensasi di setiap melewati jalan bergelombang, hari ini langit terlihat biru cerah, aku bisa melihat pemandangan berubah dari satu daerah ke daerah lain, jumlah penumpang berangsur-angsur bertambah. Penumpangnya sebagian besar adalah pedagang, karena mereka akan berdagang di ibu kota.
Bau keringat dan bau tidak sedap dengan cepat menyebar di dalam kereta dan baunya menjadi tidak sedap. Aku melakukan kesalahan dengan menaiki kereta kuda, seharusnya aku setuju saja dengan ayahku untuk ikut naik kuda bersamanya. Setelah menahan bau tak sedap selama beberapa jam, akhirnya tiba juga.
Semua anak laki-laki dan perempuan berseragam berjalan menuju gerbang akademi sihir Magisterial. Sebuah sekolah yang diciptakan oleh Kerajaan untuk membina anak-anak yang memiliki kekuatan magis untuk melawan invasi Abyss.
Ini adalah tempat yang akan aku ikuti mulai hari ini. Berhenti, tarik napas dalam-dalam. Oke, ayo masuk.
Aku berjalan memasuki gerbang dengan santai, tiba-tiba ketenanganku terusik.
"Lepaskan aku, tolong jangan sakiti aku!"
"Kau rakyat jelata, jika kalian ingin aman di sekolah ini, jadilah budakku!"
Di sampingku ada seorang gadis yang di bully oleh gadis lain, menurutku gadis yang di bully itu adalah gadis dari kalangan rakyat jelata sepertiku, sedangkan yang menindasnya adalah seorang gadis dari kalangan bangsawan.
Haruskah aku membantu gadis itu? Aku memikirkan beberapa jawabannya di otaku.
A. Membantu gadis itu dan membawanya pergi.
B. Memberikan peringatan kepada gadis bangsawan
C. Kalahkan gadis bangsawan itu lalu pergi.
D. Berpura-pura tidak melihat lalu pergi.
Aku bingung dengan pilihan itu, tapi maaf, aku memilih D sebagai jawabanku.
Bukannya aku tidak punya hati nurani untuk menolongnya, hanya saja aku belum terbiasa berinteraksi dengan orang lain, aku juga tidak mau membuat keributan dengan para bangsawan karena pasti akan merepotkan. Mungkin suatu hari nanti ketika aku bertemu gadis itu lagi aku akan meminta maaf karena mengabaikannya.
Aku terus berjalan menuju asrama terlebih dahulu untuk menyimpan barang-barangku. Aku mencari nomor kamarku. Setiap siswa mempunyai ruangan masing-masing. Sesuai harapanku, lagipula aku tidak suka berbagi kamar dengan orang lain.
Setelah membereskan barang-barangku, aku segera menuju kelas, karena pelajaran akan segera dimulai.
Bersambung. . .
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 45 Episodes
Comments
SweetiePancake
yang main rpg tapi gapernah peduli dengan penjelasan status karakter:
2024-03-15
0
Frando Kanan
pura2 lemah huh
2023-12-16
0
𝙍𝙮𝙪𝙪 𝘼𝙯𝙖𝙩𝙝𝙤𝙩𝙝
... Tch
2023-01-18
1