CCTV

"Hai Zidan, apa kabar?" Misya datang pagi-pagi.

"Kok kamu tahu aku tinggal disini?" Setelah bertanya hal itu Zidan memejamkan mata, pasti sang kakek yang memberitahukan alamatnya. "Ada apa pagi-pagi kesini, Misya?"

"Aku cuma mau tau penjelasan dari kamu langsung, ada hubungan apa kamu sama wanita semalam?" Misya bertanya pada intinya, tanpa basa-basi.

Zidan mengerutkan keningnya "Marsha maksud kamu?"

"I don't know, terserah namanya siapa, yang pasti perempuan yang-" Misya membuang nafas "Apa harus aku jelaskan kalau kamu semalam menciumnya?"

Zidan menghela nafas "Jangan urusi urusan pribadi ku, Misya. Kita baru bertemu sekali, aku tidak mungkin menjelaskan banyak hal padamu." Tak ingin banyak urusan, Zidan langsung menembak pada intinya.

"Aku tahu jika dia membayarmu untuk menjadi pacarnya kan? Kakek sudah memberitahunya, tapi walaupun cuma sandiwara, apa bisa jangan bermesraan didepan umum?"

"Aku banyak pekerjaan pagi ini Misya, jadi jangan ganggu aku, aku sudah kesiangan." Zidan sangat tahu, jika kedatangan Misya ada hubungannya dengan kakek, jadi sebisa mungkin dia menghindari Misya, jangan sampai kata-kata yang tak perlu dikeluarkan, sampai dia keluarkan.

"Jangan menghindar Zidan." Cekal Misya lengan Zidan yang akan menuju parkiran motornya. Zidan melihat pada lenganya yang dicekal Misya, kemudian melepaskan secara perlahan "Kita ini sudah dijodohkan, tau artinya apa kan? Kita berdua akan menikah, jangan terlalu dekat dengan wanita manapun."

Zidan teratawa tersentak mendengarkan ucapan mereka yang dijodohkanya dan pasti akan menikah "Ya itu baru rencana, kenapa kamu jadi sangat percaya diri? Bisa saja aku menolak dan membatalkannya. Walau bukan Marsha, setidaknya wanita yang lebih normal daripada kamu."

Misya mencelus, dia tersadar jika dia terlalu tergesa-gesa mengatakan itu pada Zidan. Misya segera menyusul pada Zidan yang sudah naik keatas motornya, dan siap untuk berangkat itu.

"Aku ikut," cegahnya, kemudian langsung naik tanpa permisi "mana helmnya? Antarkan aku sampai ke kantor." Tangan Misya terjulur kedepan, dia harus nekat dan lebih agresif pada Zidan.

"Aku hanya punya satu, maaf tidak bisa mengantarmu, lebih baik aku pesankan taksi saja." Tolak Zidan lembut, bagaimanapun dia harus menjaga sikap agar Misya tidak melapor pada kakeknya.

Bukanya menurut, Misya malah melingkarkan tangannya dipinggang Zidan dan menempelkan badanya dipunggung lebar Zidan, membuat Misya merasakan tak nyaman.

"Turun Misya, aku sudah sangat terlambat." Ucap Zidan tegas.

"Kita bisa beli helm dijalan, aku ingin merasakan nyamannya naik motor sama kamu pagi ini."

Zidan menurunkan pandanganya, melihat tangan Misya yang melingkar dipinggangnya, Zidan melepaskan tangan yang melingkar erat itu, kemudian meletakkan disisi kiri kanan pinggangnya "Begini akan lebih baik."

Akhirnya Misya menurut, namun saat motor Zidan sudah berjalan menembus hacticnya jalanan ibu kota dipagi hari, tangan Misya kembali melingkar indah dipinggang Zidan, Zidan tak dapat mencegah itu, padahal dia sudah mengendarai motornya begitu pelan, namun tetap saja Misya sengaja menempelkan dadanya dipunggung Zidan, sangat begitu terasa dipunggung Zidan bagaimana daging kenyal itu menekan, hal itu bukannya membuat Zidan merasa senang, justru membuat Zidan geli.

Zidan menepikan motornya, dan berhenti, dia membuka kaca helmnya "Misya, kamu bisa munduran sedikit nggak duduknya." Sungguh Zidan tidak bisa menahan lagi.

"Kan emang motor kamu yang nungging, otomatis aku merosot donk duduknya." Jawab Misya apa adanya.

Zidan menghela nafas, memang benar motor besar yang dia bawa sedikit menungging, "yasudah usahakan agak munduran, nggak enak pas kena polisi tidurnya."

Zidan kembali menutup kaca helm, kembali melajukan motornya, kali ini dia tak bisa pelan, karena sudah sangat kesiangan, dia harus cepat mengantar Misya.

Tak sampai lima belas menit, Zidan telah sampai di kantor Misya.

"Mkasih ya Zidan, aku seneng deh bisa dianterin kamu." Zidan hanya mengangguk tanpa membuka kaca helm full facenya, kemudian melajukan motornya ke kantor Marsha.

"Cieee dianterin cowoknya." Ledek teman Misya yang merupakan sekretarisnya, mereka bertemu di lobby, dan berjalan beriringan masuk ke lift menuju ruangan mereka. Misya mesem-mesem, menutupi hatinya yang kecewa karena Zidan bersikap dingin padanya sambil jemarinya menyisir rambutnya yang sedikit berantakan.

"Keren nggak?" tanya Misya kemudian saat mereka sudah didalam lift.

"Walau dia pakai helm, dan tidak kelihatan mukanya, aku yakin pilihan bu boss nggak salah pilih. Orang yang lama jomblo, kalau dapat pasangan pasti bibit unggul."

Misya tersenyum tipis menaggapi ucapan sekretarisnya. "Kamu siapin semua bahan meeting hari ini ya, aku mau ke toilet dulu." Misya masuk ke toilet yang ada diruanganya.

"Kalau bukan karena suka, nggak mungkin aku mau naik motor, debu, bikin rambut aku kusut aja," gerutu Misya sambil merapikan penampilannya "ihhhh sebel deh, kusut kan! Baru juga kemaren keramas, lagian ngapain sih si Zidan mau jadi sekretarisnya Marsha? Mending juga kerja dikantornya sendiri, nggak dikejar-kejar waktu." Misya mencuci tangannya, kembali memoles lipbalm nya, dan mentouchup bedaknya.

* * *

Melati keluar dari ruangan Marsha saat Zidan baru sampai.

"Pagi pak Zidan." Sapa Melati.

"Pagi Bu Melati."

"Bapak langsung dipanggil ayang tuh," goda Melati, "ciee diem-diem pak Zidan gerak cepat ya ternyata, kirain kemaren kasih bunga buat Rosa sukanya sama Rosa, nggak taunya selera Pak Zidan tinggi, hebat." Pujinya.

"Apa sih Bu Melati ini."

"Gosipnya udah tersebar Pak, saya takut Rosa yang sudah berharap gantung rak, resign dari kantor."

"Hah!" Zidan terbengong, tak menyangka jika Rosa berharap padanya. "Yaudah, nanti saya jelaskan sama dia, kalau kemaren itu bukan bunga dari saya."

"Yaudah gih Pak masuk, nanti Miss Marsha marah kalau kelamaan." Melati berlalu masuk keruanganya.

Zidan masuk setelah mengetuk pintu ruanganya, Marsha sedang berkutat dengan i-mac ditanganya, dia mendongak sejenak sebelum kemudian kembali fokus pada i-macnya.

"Pagi Miss."

"Kamu terlambat Zidan?" Ucap Marsha ketus seperti biasanya.

"Maaf Miss, tadi ban motor saya bocor, jadi harus cari tukang tambal dulu." Kilahnya.

"Bukan antar pacar kamu dulu?" Sela Marsha.

Degh

"Aku lihat kok kamu antar pacar kamu, tapi aku mau kamu segera akhiri hubungan bersama dia, karena aku ingin minta penjelasan sama kamu mengenai video ini." Marsha menunjukkan rekaman cctv pada i-macnya, yang memperlihatkan Zidan tengah mengecup bibirnya saat Marsha tengah tertidur beberapa hari lalu.

"Ternyata kamu lebih parah dari yang aku kira ya? Berapa sih sebenernya pacar kamu? Kamu sudah merasa jadi badboy gitu? Aku perempuan yang ke berapa yang kamu cium?"

Gleg

Zidan menelan salivanya susah payah, ternyata Marsha sering mengecek cctv ruanganya, dan kenapa dia tak menyadari selama bekerja dengan Marsha.

Zidan menunduk, membasahi bibirnya sebelum akhirnya meminta maaf.

"Maaf Miss, saya lancang."

"Kamu saya pecat Zidan."

Jederrr ...

Bak disambar petir Zidan mendengar dia dipecat.

Terpopuler

Comments

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Makanya jangan main nyosor2 aja, kayamya Marsha cemburu tuh pas liat Zidan boncengin Misya.
Di pecat deh 🤭🤭🤭

2022-07-08

1

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

waduh.... apa kabar hatimu Zidan?? masih bisakah dilanjut misinya?? atau malah si Miss akan kelimpungan kehilangan sesuatu yang sudah nyaman?

2022-07-08

0

Yayuk Bunda Idza

Yayuk Bunda Idza

menikmati kan Zidan....hayo ngaku?? sambil nyelem trus ikut minum, asal jangan keselek apalagi kembung wkwkwk

2022-07-08

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. New Sekretary
2 Bab 2. Kedatangan Mahesa
3 Bab 3. Kepribadian Marsha
4 Bab 4. Bertemu
5 Bab 5. Bertunangan
6 Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7 Bab 7. Zidan mulai membantah
8 Bab 8. Malam Awarding
9 Bab 9. Misya
10 Bab 10. Rencana Kakek
11 Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12 Bab 12. Kembali Malu
13 Bab 13. Mencuri kecupan
14 Bab 14. Kekasih Pura-pura
15 Bab 15. Bersandiwara
16 Bab 16. Kemarahan Marsha
17 Kota Jakarta
18 Hati Yang Saling Terpaut
19 CCTV
20 Mengungkapkan Isi Hati
21 Dia Berbahaya Seperti Racun
22 Malam Bersama Misya
23 Unexpected Insident
24 Apa Yang Terjadi?
25 Hati Orang Tua
26 Ikuti Ideku
27 Menjebak Hatimu
28 Rahasia Tersembunyi
29 Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30 Bab 30. Luka Hati Zidan
31 Bab 31. Malam Lamaran
32 Mengungkap Jati Diri
33 Bab 33. Melamar Marsha
34 Bab 34. Nyonya Xavier
35 Bab 35. Cucu Old Money
36 Bab 36. Marsha Hamil
37 Bab 37. Hubungan Terlarang
38 Malam Pertunangan
39 Hukum Tabur Tuai
40 Patah Hati Dua Insan
41 Rasa Yang Tak Sama
42 Suara Berisik Nyamuk
43 Mencoba Mengakhiri
44 Tidak Ingin Dia
45 Axcel
46 Aku Bukan Aib
47 Penuh Kejutan
48 Kerja Sama Dua Kakek
49 Kabar Buruk
50 Bertemu Besan Lama
51 Keputusan Zidan
52 Jiwa Wiro Sableng
53 Secercah Harapan
54 Cobaan Untuk Zidan
55 Setelah Sekian Lama
56 Hubungan Yang Membaik
57 Tak Direstui
58 Aku mencintaimu
59 Akhir Yang Menyakitkan
60 Hari Yang Kita Mau
61 Bukan Malam Pertama
62 Wanita Langka
63 Mengganti Acara
64 Baby Boy
65 Susan Dan Naima
66 Perhatian Susan
67 Ke kantor Zidan
68 Membuat Susan Kesal
69 Pecat Susan
70 Istri terbaik
71 Berbohong
72 Kembali Gagal
73 Puncak Pertengkaran
74 Pilihan Zidan
75 Suami Menyebalkan
76 Ikuti Permainan Ku
77 Apa Gunanya Lo Disini?
78 Rahasia Besar
79 Menjalankan Rencana
80 Kunci Dari Segalanya
81 Gosip
82 Surat Cerai
83 Kehebatan Misya.
84 Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85 Kebenaran Yang Terungkap
86 Isi Hati Marsha (Tamat)
87 Draft
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. New Sekretary
2
Bab 2. Kedatangan Mahesa
3
Bab 3. Kepribadian Marsha
4
Bab 4. Bertemu
5
Bab 5. Bertunangan
6
Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7
Bab 7. Zidan mulai membantah
8
Bab 8. Malam Awarding
9
Bab 9. Misya
10
Bab 10. Rencana Kakek
11
Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12
Bab 12. Kembali Malu
13
Bab 13. Mencuri kecupan
14
Bab 14. Kekasih Pura-pura
15
Bab 15. Bersandiwara
16
Bab 16. Kemarahan Marsha
17
Kota Jakarta
18
Hati Yang Saling Terpaut
19
CCTV
20
Mengungkapkan Isi Hati
21
Dia Berbahaya Seperti Racun
22
Malam Bersama Misya
23
Unexpected Insident
24
Apa Yang Terjadi?
25
Hati Orang Tua
26
Ikuti Ideku
27
Menjebak Hatimu
28
Rahasia Tersembunyi
29
Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30
Bab 30. Luka Hati Zidan
31
Bab 31. Malam Lamaran
32
Mengungkap Jati Diri
33
Bab 33. Melamar Marsha
34
Bab 34. Nyonya Xavier
35
Bab 35. Cucu Old Money
36
Bab 36. Marsha Hamil
37
Bab 37. Hubungan Terlarang
38
Malam Pertunangan
39
Hukum Tabur Tuai
40
Patah Hati Dua Insan
41
Rasa Yang Tak Sama
42
Suara Berisik Nyamuk
43
Mencoba Mengakhiri
44
Tidak Ingin Dia
45
Axcel
46
Aku Bukan Aib
47
Penuh Kejutan
48
Kerja Sama Dua Kakek
49
Kabar Buruk
50
Bertemu Besan Lama
51
Keputusan Zidan
52
Jiwa Wiro Sableng
53
Secercah Harapan
54
Cobaan Untuk Zidan
55
Setelah Sekian Lama
56
Hubungan Yang Membaik
57
Tak Direstui
58
Aku mencintaimu
59
Akhir Yang Menyakitkan
60
Hari Yang Kita Mau
61
Bukan Malam Pertama
62
Wanita Langka
63
Mengganti Acara
64
Baby Boy
65
Susan Dan Naima
66
Perhatian Susan
67
Ke kantor Zidan
68
Membuat Susan Kesal
69
Pecat Susan
70
Istri terbaik
71
Berbohong
72
Kembali Gagal
73
Puncak Pertengkaran
74
Pilihan Zidan
75
Suami Menyebalkan
76
Ikuti Permainan Ku
77
Apa Gunanya Lo Disini?
78
Rahasia Besar
79
Menjalankan Rencana
80
Kunci Dari Segalanya
81
Gosip
82
Surat Cerai
83
Kehebatan Misya.
84
Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85
Kebenaran Yang Terungkap
86
Isi Hati Marsha (Tamat)
87
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!