Bab 12. Kembali Malu

Zidan memejamkan mata. Sungguh ini kecerobohan, kenapa dia jadi seringkali tak bisa mengontrol dirinya.

"Zidan kamu disini? Iya? " lagi suara melengking itu membuat telinganya berdengung.

"Saya lagi dikontrakan Miss, tadi saya lihat ada tetangga yang sedang sakit keluar dari kamarnya, jadi saya salah bicara."

"Oh ya, benar begitu? Bagaimana kalau besok saya cek cctv kalau itu benar kamu, kamu siap menerima hukuman dari saya Zidan, saya tidak suka dibohongi."

"Bagaimana kalau saya tidak ada Miss? Bagaimana anda bisa menghukum orang yang tidak bersalah?"

Entahlah Zidan kini lebih senang membantah setiap ucapan bos-nya, dan mendengar ocehan Marsha menjadi sesuatu hal yang menyenangkan. Zidan merasakan posisinya yang aman, dan jauh dari pantauan cctv.

"Zidan, kamu makin lama makin kurang ajar ya? Menelepon boss kamu malam-malam juga seharusnya kamu sudah salah. Itu sangat mengganggu."

Mulut Zidan sudah terbuka untuk kembali membantah, namun panggilan itu seketika terputus, hati Zidan mencelus, ada rasa tak rela panggilan mereka terhenti begitu saja. Kemudian Zidan menatap pada Marsha yang sudah hilang dari tempatnya, dan lampu kamar itu kembali gelap, Zidan tersenyum, setidaknya dia kini sudah tau mana kamar milik Marsha.

Saat hendak memakai helmnya, sebuah motor besar masuk kedalam pekarangan rumah Marsha, Zidan menunggu, memastikan siapa malam-malam bertamu kerumah bossnya itu. Zidan masih terus menyorot, menunggu sang pengendara membuka helmnya. Ternyata itu Mahesa, adik angkat yang Zidan tahu memiliki rasa pada Marsha.

Tak ada yang bisa Zidan lakukan saat ini, walaupun dia sedikit geram terhadap Mahesa, tapi dia akan mengorek lebih jauh kedekatan Mahesa melalui bossnya itu. Namun sepertinya Marsha tidak menyukai adiknya, Zidan akan memanfaatkan itu. Zidan memutar kunci motornya, menyalakan starter, kemudian melajukan kuda besi miliknya menuju kontrakannya.

"Mahesa? Ada apa malam-malam kesini?" Rasya yang mendengar suara bel keluar dari kamarnya, melihat tamu yang datang.

"Kata Amam tadi Marsha pulang cepat, apa dia sakit?"

"Tidak, tidak, hanya pekerjaannya saja sedikit."

"Tadi Mahesa dari club motor, Mahesa belikan kebab dari restoran kesukaan Marsha."

"Sepertinya Marsha sudah tidur Hes, kamu menginap saja disini, kamar Mahendra dan Maheswari 'kan kosong."

"Iya Pap, kalau begitu, Mahesa kekamar saja langsung, eh Mahesa juga belikan untuk Apap dan Amam. Coba makan Pap."

"Wah kebetulan perut Apap juga lagi keroncongan Hes, kamu tahu saja." Rasya berbinar menerima kebab dari Mahesa. sambil mengusap perutnya "Mumpung Amam sudah tidur, bagaimana kalau kita begadang nonton bola?"

Mahesa nyengir, dia sebenarnya sudah mengantuk, tapi tidak masalah, walau tanpa menjilatpun Mahesa tetap dekat dengan Rasya dan Mawar, jadi dia harus bisa mengambil hati orang tua Marsha terlebih dahulu, sebelum mendapatkan hati anaknya.

Saat mereka sudah menyalakan televisi dan mulai menyantap kebab yang dibawa Mahesa, Mawar datang seolah menjadi penyelamat bagi Mahesa.

"Pap, kamu mau begadang? Nggak ingat itu kolesterol? Amam nggak izinin ya." Mawar berdiri diambang pintu sambil bertolak pinggang.

"Malam ini saja ya Mam, ini ditemani Mahesa."

"Yasudah, kalau begitu untuk malam-malam seterusnya Apap tidur diluar saja. Karena Amam nggak mau ngurusin Apap kalau kolesterolnya kambuh." Ancam Mawar.

"Amam kok gitu sih?" Rasya mendesah "Yasudahlah Mahesa, malam ini kita tidak jadi nobarnya." Rasya berdiri, masuk kekamarnya sebelum dikunci dari luar. Dan Mahesa terkekeh melihat dua orang tua yang walaupun sering bertengkar, namun mereka tetap harmonis.

* * *

Pagi hari Marsha sudah bersiap akan kekantor, seperti biasa, tampilanya selalu rapi dan wangi, rambut keriting buatan yang membuat tampilanya semakin memukau, memikat para kaum adam yang lemah iman.

Marsha yang akan bergabung untuk sarapan memelankan langkahnya ketika melihat Mahesa bergabung disana.

"Kok pagi-pagi sudah ada disini sih?" Ujarnya ketus, lalu mendudukkan bokongnya ditempat biasa dia duduk, disebelah Mawar.

Bagi Mawar ataupun Rasya, sudah biasa Marsha berucap ketus terhadap Mahesa, karena Marsha dan Mahesa sudah bersama sejak kecil, tanpa mereka ketahui, jika Mahesa memiliki perasaan terhadap putrinya.

"Semalam aku kesini, bawain kebab dari restoran kesukaan kamu." Ucap Mahesa lembut.

Walau Marsha selalu berkata ketus padanya, namun itulah keunikan dari Marsha yang ia sukai, banyak gadis dikampusnya yang mengejar-ngejar dan mendekatinya, tapi Mahesa sama sekali tidak tertarik dengan para wanita itu. Bagi Mahesa, daya tarik Marsha tiada duanya, semakin Marsha menolaknya, dia merasa semakin tertantang.

Marsha memutar pupil matanya jengah, sangat tahu tujuan Mahesa. Tak ingin banyak berdebat, dan dia memang menyukai makanan yang dibawa Mahesa, Marsha mengambil satu, dan menghabiskannya dengan lahap.

"Amam, Apap, Marsha berangkat dulu, Marsha sudah terlambat." Marsha bangkit dari duduknya, sangat enggan berlama-lama didekat Mahesa. Marsha menyalami punggung tangan orang tuanya, kemudian dia cepat berlalu.

"Bisa kita bicara sebentar." Mahesa memegangi pergelangan tangan Marsha, namun langsung ditepis kasar oleh Marsha.

"Jangan melebihi batas Mahesa." Marsha begitu kesal "Jika kau melebihi batas, maka aku yang akan mengatakan pada Apap dan ayah kelakuanmu."

"Katakan saja, aku tidak takut, niatku baik ingin melindungi mu, namun ada satu hal yang harus kau tahu, jangan terlalu dekat dengan sekretaris baru mu itu."

Ya, Mahesa mencurigai Zidan yang mampu bertahan dengan Marsha, karena selama ini, baik disekolah ataupun yang menjadi sekretaris Marsha, tak ada yang sanggup berlama-lama bersama Marsha, karena Marsha memanglah wanita yang tidak bisa berbasa-basi ataupun berkata lembut pada siapapun. Diam-diam juga, Mahesa telah menyelidiki siapa Zidan yang sebenarnya.

Mahesa tahu, jika Zidan bukanlah dari keluarga biasa yang sangat membutuhkan pekerjaan atau uang, namun Mahesa harus mencari bukti lebih banyak lagi, sebelum memberi tahu pada Marsha.

"Kenapa memangnya? Harus menjelekkan orang lain, demi sesuatu yang kamu inginkan. Jangan pernah mencampuri urusanku Mahesa." Marsha enggan lagi berdebat, Mahesa selalu mengacaukan moodnya. Tak lagi Marsha hiraukan Mahesa yang kembali ingin berucap, dia segera masuk kedalam mobilnya.

Setelah kemarin mereka bisa pulang cepat dan beristirahat, nyatanya hari ini mereka dikejar banyak pekerjaan, selesai meeting bersama para staff keuangan dan pajak, membahas pengeluaran, keuntungan, serta kerugian. Kini Marsha harus meeting bersama para staff dari televisinya, membahas hal apa saja yang sedang digemari oleh penonton, agar acara yang akan dibuat bisa mencakup segala usia.

Dalam diam Zidan terus memperhatikan Marsha, wanita itu seperti tak ada lelahnya, Zidan juga tak pernah mendengar Marsha mengeluh, hanya saja, dia tidak suka jika Matthew selalu datang hanya untuk mengajaknya keluar untuk makan atau mengantarnya pulang.

Jam sudah menunjukkan pukul dua siang, selesai meeting, Marsha langsung menandatangani dokumen, dia bahkan melewatkan makan siangnya.

"Anda belum makan Miss, nanti anda sakit lagi." Zidan datang membawa dua kotak makan "Boleh saya menemani Miss makan siang disini?" Zidan meletakkan dua kotak makan dimeja tamu, kemudian menghampiri Marsha.

Marsha mendongak, melihat kotak makanan yang dibawa oleh sekretarisnya, kemudian menatap Zidan yang kini menatapnya lembut.

"Kamu sedang mencoba mendekatiku Zidan?" Bukan ucapan terima kasih yang Zidan dapat, malah ucapan tuduhan yang ia terima.

Zidan terkekeh, "apa saya terlihat sedang mendekati anda Miss, saya hanya tidak ingin boss saya sakit lagi, itu akan merepotkan sekali, bagaimana jika anda pingsan lagi, saya tidak akan membawa anda kekontrakan saya, melainkan ke hotel."

"Dan kamu akan menaggung akibat dari perbuatan mu itu, Zidan. Jangan harap kamu bisa selamat setelah ini."

Tanpa disadari Zidan mengulurkan tangannya untuk membantu Marsha berdiri, namun dia lupa, jika bossnya yang garang ini tidak suka disentuh oleh laki-laki, alhasil Marsha tidak menerima uluran tangannya, dan Zidan harus menahan malu akan hal itu.

Zidan tersenyum kecil, kemudian menggaruk tengkuknya yang tak gatal, kembali dia tak bisa mengontrol segala panca indranya untuk tidak lancang atau ceroboh.

Terpopuler

Comments

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦

Ingat ingat pesan kakek jgn jatuh cinta

2022-07-05

0

Rachmawati 8281

Rachmawati 8281

Aaaa,,,, Zidan bentar lagi bucin and possesive nih,,, Mahesa minta jodoh yang lain aja ma author,,,, 🤣🤣🤣🤣

2022-07-04

0

Firli Tanjung

Firli Tanjung

Zidan,,,,,Zidan antara mulutmu dah hatimu sudah gk sejalan, niatmu sudah molai melenceng tpi kamu gk sadar🤭🤭🤭🤭

2022-07-04

1

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. New Sekretary
2 Bab 2. Kedatangan Mahesa
3 Bab 3. Kepribadian Marsha
4 Bab 4. Bertemu
5 Bab 5. Bertunangan
6 Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7 Bab 7. Zidan mulai membantah
8 Bab 8. Malam Awarding
9 Bab 9. Misya
10 Bab 10. Rencana Kakek
11 Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12 Bab 12. Kembali Malu
13 Bab 13. Mencuri kecupan
14 Bab 14. Kekasih Pura-pura
15 Bab 15. Bersandiwara
16 Bab 16. Kemarahan Marsha
17 Kota Jakarta
18 Hati Yang Saling Terpaut
19 CCTV
20 Mengungkapkan Isi Hati
21 Dia Berbahaya Seperti Racun
22 Malam Bersama Misya
23 Unexpected Insident
24 Apa Yang Terjadi?
25 Hati Orang Tua
26 Ikuti Ideku
27 Menjebak Hatimu
28 Rahasia Tersembunyi
29 Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30 Bab 30. Luka Hati Zidan
31 Bab 31. Malam Lamaran
32 Mengungkap Jati Diri
33 Bab 33. Melamar Marsha
34 Bab 34. Nyonya Xavier
35 Bab 35. Cucu Old Money
36 Bab 36. Marsha Hamil
37 Bab 37. Hubungan Terlarang
38 Malam Pertunangan
39 Hukum Tabur Tuai
40 Patah Hati Dua Insan
41 Rasa Yang Tak Sama
42 Suara Berisik Nyamuk
43 Mencoba Mengakhiri
44 Tidak Ingin Dia
45 Axcel
46 Aku Bukan Aib
47 Penuh Kejutan
48 Kerja Sama Dua Kakek
49 Kabar Buruk
50 Bertemu Besan Lama
51 Keputusan Zidan
52 Jiwa Wiro Sableng
53 Secercah Harapan
54 Cobaan Untuk Zidan
55 Setelah Sekian Lama
56 Hubungan Yang Membaik
57 Tak Direstui
58 Aku mencintaimu
59 Akhir Yang Menyakitkan
60 Hari Yang Kita Mau
61 Bukan Malam Pertama
62 Wanita Langka
63 Mengganti Acara
64 Baby Boy
65 Susan Dan Naima
66 Perhatian Susan
67 Ke kantor Zidan
68 Membuat Susan Kesal
69 Pecat Susan
70 Istri terbaik
71 Berbohong
72 Kembali Gagal
73 Puncak Pertengkaran
74 Pilihan Zidan
75 Suami Menyebalkan
76 Ikuti Permainan Ku
77 Apa Gunanya Lo Disini?
78 Rahasia Besar
79 Menjalankan Rencana
80 Kunci Dari Segalanya
81 Gosip
82 Surat Cerai
83 Kehebatan Misya.
84 Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85 Kebenaran Yang Terungkap
86 Isi Hati Marsha (Tamat)
87 Draft
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. New Sekretary
2
Bab 2. Kedatangan Mahesa
3
Bab 3. Kepribadian Marsha
4
Bab 4. Bertemu
5
Bab 5. Bertunangan
6
Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7
Bab 7. Zidan mulai membantah
8
Bab 8. Malam Awarding
9
Bab 9. Misya
10
Bab 10. Rencana Kakek
11
Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12
Bab 12. Kembali Malu
13
Bab 13. Mencuri kecupan
14
Bab 14. Kekasih Pura-pura
15
Bab 15. Bersandiwara
16
Bab 16. Kemarahan Marsha
17
Kota Jakarta
18
Hati Yang Saling Terpaut
19
CCTV
20
Mengungkapkan Isi Hati
21
Dia Berbahaya Seperti Racun
22
Malam Bersama Misya
23
Unexpected Insident
24
Apa Yang Terjadi?
25
Hati Orang Tua
26
Ikuti Ideku
27
Menjebak Hatimu
28
Rahasia Tersembunyi
29
Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30
Bab 30. Luka Hati Zidan
31
Bab 31. Malam Lamaran
32
Mengungkap Jati Diri
33
Bab 33. Melamar Marsha
34
Bab 34. Nyonya Xavier
35
Bab 35. Cucu Old Money
36
Bab 36. Marsha Hamil
37
Bab 37. Hubungan Terlarang
38
Malam Pertunangan
39
Hukum Tabur Tuai
40
Patah Hati Dua Insan
41
Rasa Yang Tak Sama
42
Suara Berisik Nyamuk
43
Mencoba Mengakhiri
44
Tidak Ingin Dia
45
Axcel
46
Aku Bukan Aib
47
Penuh Kejutan
48
Kerja Sama Dua Kakek
49
Kabar Buruk
50
Bertemu Besan Lama
51
Keputusan Zidan
52
Jiwa Wiro Sableng
53
Secercah Harapan
54
Cobaan Untuk Zidan
55
Setelah Sekian Lama
56
Hubungan Yang Membaik
57
Tak Direstui
58
Aku mencintaimu
59
Akhir Yang Menyakitkan
60
Hari Yang Kita Mau
61
Bukan Malam Pertama
62
Wanita Langka
63
Mengganti Acara
64
Baby Boy
65
Susan Dan Naima
66
Perhatian Susan
67
Ke kantor Zidan
68
Membuat Susan Kesal
69
Pecat Susan
70
Istri terbaik
71
Berbohong
72
Kembali Gagal
73
Puncak Pertengkaran
74
Pilihan Zidan
75
Suami Menyebalkan
76
Ikuti Permainan Ku
77
Apa Gunanya Lo Disini?
78
Rahasia Besar
79
Menjalankan Rencana
80
Kunci Dari Segalanya
81
Gosip
82
Surat Cerai
83
Kehebatan Misya.
84
Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85
Kebenaran Yang Terungkap
86
Isi Hati Marsha (Tamat)
87
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!