Bab 8. Malam Awarding

Marsha mengernyit, memegangi kepalanya yang masih terasa sakit ketika membuka mata. Marsha menemukan kain yang menempel dikeningnya, sontak dia mengengangkat tubuhnya saat tersadar jika ini bukanlah kantor atau rumahnya. Peluh sudah membasahi bagian leher dan seluruh tubuhnya, Marsha meraba keningnya yang tidak lagi terasa hangat, dan meraba lehernya menggunakan punggung tangannya. Dia mengedarkan pandanganya keseluruh ruangan, sebuah kamar ukuran sedang, kasur yang dilapisi sprei bermotif sebuah club bola, dengan pencahayaan yang tidak terlalu terang, matanya langsung berpindah pada pintu kamar yang sedikit terbuka.

"Dimana aku?"

Saat masih mencoba mengumpulkan ingatan dan nyawanya, aroma wangi dari mi instan langsung masuk ke indra penciumanya. Marsha menurunkan kakinya, berjalan menuju pintu.

"Kamu makan sendiri? Tidak menawariku Zidan?" Zidan terkejut mendengar suara bosnya. Kemudian Marsha langsung menyerobot piring mi instan ditangan Zidan. "Anak buah macam apa membiarkan bosnya kelaparan? Sedang dia enak-enakan makan sendiri." Marsha dengan lahap makan mi milik Zidan. Dan Zidan hanya bisa terbengong.

"Miss anda sedang tidak enak badan, kenapa makan milik saya? Lagipula itu mi instan milik saya." Zidan berdiri meraba kening Marsha, hingga kemudian menuju kebelakang, Marsha sama sekali tidak mempedulikan apa yang diucapkan sekretarisnya itu, dia benar-benar kelaparan.

Kemudian Zidan datang membawa sekotak makanan, Zidan membuka kotak makanan yang berisi ayam panggang lengkap dengan sambal dan sayur supnya.

"Sudah habis?" Heran Zidan piring yang diletakkan Marsha, bosnya itu mengelap mulutnya menggunakan tissu.

"Mi buatan kamu enak juga Zidan, aku berani membayar mahal jika kamu mau memasakkanya lagi untuk saya, kamu mau?"

"Tidak untuk sekarang, anda sedang sakit Miss," Zidan kemudian menyendokkan nasi dan ayam panggang, mengarahkan pada mulut Marsha "Makan ini, biar anda cepat sehat, saya membelinya khusus untuk anda Miss."

Marsha menggeleng cepat "Nggak mau."

"Anda harus mau, saya tidak punya cukup banyak uang untuk membeli makanan sehat seperti ini." Tatap Zidan mata bening bulat Marsha, kemudian dia mendekatkan wajahnya, keduanya seperti terhipnotis satu sama lain, tanpa Marsha sadari Zidan mencengkram pipinya hingga hingga bibirnya terbuka dan "Hup," satu sendok berhasil masuk kedalam mulut Marsha.

"Zidan kamu?" Marsha menahan marah, pipinya seketika memanas.

"Apa sih Marsha? Kenapa malah jadi salting begini ... akhhh memalukan sekali." Rutuk Marsha dirinya sendiri.

"Habis ini anda harus minum obat Miss, tadinya saya mau membawa anda kerumah sakit, atau membawa anda pulang kerumah. Tapi supir anda mengatakan jika anda sakit tidak mau amam dan apap anda tahu, jadi saya tidak ada pilihan lain selain membawa anda kekontrakan saya." Kemudian Zidan kembali menyuapi Marsha makan, kali ini Marsha menurut, tidak ingin membuat Zidan melakukan hal aneh-aneh padanya lagi.

Marsha memindai keseluruh ruangan, "kamu tinggal sendiri?"

"Kelihatannya?"

"Kenapa pertanyaan dijawab pertanyaan? Nggak sopan."

"Ini rumah saya, anda harus mengikuti aturan saya."

"Zidannn, kamu itu kurang ajar sekali ya sama bos kamu?" Bentak Marsha, namun itu tak berpengaruh untuk Zidan. Zidan kemudian mengambil tissu ingin mengelap mulut Marsha yang kotor terkena bumbu ayam panggang. Belum juga tangannya menyentuh bibir bosnya, dengan cepat Marsha mengambil tissu itu.

"Nggak usah lancang, dari tadi kamu ambil kesempatan terus."

Zidan menunduk, tertawa kecil atas tindakannya yang spontan pada Marsha, tidak pernah dia sepeduli ini, padahal Marsha bukanlah tipe wanita idamanya, bringas dan galak. Dia menyukai wanita lemah lembut dan penyayang.

"Kenapa anda tidak mau orang tua anda tau kalau anda sedang sakit, Miss?" Zidan coba mengalihkan kecanggunganya.

"Menurut kamu?" Marsha membalas ucapan Zidan.

"Anda membalas saya Miss?"

"Saya bukan pendendam Zidan, apa menurut kamu aku pendendam?"

Zidan seolah disadarkan oleh ucapan Marsha "Yasudah jika tidak mau menjawab, sebagai sekretaris anda, saya sangat ingin tahu alasannya. Tapi jika itu rahasia, saya tidak memaksa."

Marsha menghembuskan nafas kasar, membersihkan giginya yang terselip daging ayam "Daging ayamnya nggak matang Zidan, jangan beli di restoran itu lagi, belilah ayam dikedai ayahku. Aku tidak biasa makan makanan sembarangan." Sedikit memberitahu kesukaanya.

"Jika amam tahu aku sakit, aku bisa disuruh istirahat dirumah selama sebulan, aku tidak suka itu. Sebagai anak sulung perempuan, aku harus bisa memegang kendali perusahaan, karena jika aku menikah, aku tidak mau suamiku yang mengendalikan perusahaan apap."

"Dalam kata lain anda tidak mau dimanfaatkan?" Terka Zidan mengapa Marsha jadi perempuan gila kerja.

Biasanya wanita seusia Marsha masih suka menghambur-hamburkan uang orang tuanya, nongkrong kesana sini tanpa tujuan, asik berpacaran, menikmati masa muda, tapi tidak dengan bosnya, Marsha seolah menutupi sikap manjanya dengan bersikap galak dan angkuh agar tidak mudah ditindas sesama pengusaha, dan membatasi hubungan dengan lawan jenis karena tidak ingin laki-laki yang mendekatinya hanya untuk memanfaatkan kekayaan orang tuanya.

"Tidak juga, aku memang suka kerja."

"Selama menjadi sekretaris anda, saya tidak pernah melihat anda berlibur ataupun jalan-jalan, otak juga butuh diistirahatkan Miss. Tidak bisa dipaksakan. Lihat, anda tadi sempat pingsan, karena anda terlalu memforsir tenaga anda." Zidan mulai menunjukkan kekhawatirannya.

"Kenapa kamu jadi cerewet sih?"

Zidan terdiam, dia melipat bibirnya segaris, membenarkan ucapan Marsha, ya, dia tak perlu khawatir.

* * *

"Pak, tuan muda membawa Nona Marsha kekontrakan barunya, wanita itu sedang sakit." Seorang kepercayaan kakek Zidan memberikan laporan.

Kakek Zidan mengambil foto yang anak buahnya letakkan diatas meja. Melihat Zidan menggendong Marsha masuk dengan wajah khawatir.

"Terus awasi dia, jangan sampai ketahuan."

Kakek menghela nafas, tidak ada kedekatan antara laki-laki dan perempuan yang tidak melibatkan perasaan. "Kita lihat Zidan, apa kamu bisa membuktikan ucapan kamu yang akan membalas dendam atas apa yang terjadi pada ibumu?"

*

*

*

Malam ini merupakan malam acara akbar ulang tahun televisi milik keluarga Marsha. Marsha datang bersama kakek dan kedua adik kembarnya, Mahendra Mahardika, dan Mahawira Mahardika, yang sedang kuliah di Bandung sengaja pulang kejakarta untuk menghadiri pesta yang dibuat sang kakak.

Zidan menghembuskan nafas berat, dia sebenarnya tidak ingin ikut menghadiri acara itu, jika kakeknya tahu, kakek pasti marah, dan dia takut jika ada pengusaha yang mengenalinya, walau selama ini dia tidak berhubungan langsung saat membangun usaha sang kakek, tapi ada beberapa kali dia bertatap langsung dengan para pengusaha itu.

"Semoga malam ini semua berjalan lancar." Zidan menggelembungkan mulut, membuang nafas.

Zidan melihat dari jauh Marsha yang kini berjalan diatas red carpet bersama kakeknya. Marsha diapit kedua adik kembarnya berjalan mengiring sang kakek, Marsha terlihat begitu cantik dan bersinar dibawah sorot lampu dan blitz camera.

Namun pujian itu cepat-cepat ditarik oleh Zidan saat menyadari jika gaun bertabur kristal swarovski yang dikenakan Marsha begitu seksi, Zidan lantas berjalan cepat, menunggu Marsha keluar dan selesai dari sesi foto, dia sudah melepaskan jas miliknya, dan ketika Marsha turun dari Red carpet, berpisah dari adik kembar dan kakeknya, dengan cepat Zidan menutupi punggung terbuka Marsha.

"Astaga Zidan, kamu berhasil buat jantung aku copot."

"Apa anda tidak memiliki gaun lain selain ini Miss? Kenapa seksi sekali? Anda bisa dikerok kalau masuk angin."

"Kenapa kamu makin hari makin perhatian sih Zidan?" ceplos Marsha tak bisa menahan ucapannya. "Jangan-jangan kamu sudah mulai ada rasa sama aku?"

Glegg, Zidan menelan ludah kasar "Mana mungkin Miss, saya tidak tertarik wanita galak seperti anda."

Marsha kecewa atas jawaban Zidan, dia melepaskan jas Zidan dari pundaknya "Kamu ambil ini, jangan dekat-dekat saya, saya mau mendekati penyanyi duda yang terkenal dengan kharismanya, aku penasaran, dia tertarik nggak sama wanita cantik, sukses seperti aku."

Marsha berjalan berlenggak lenggok, kebetulan ada penyanyi wanita yang mengenalinya melambaikan tangan untuk minta foto bersama. Dan saat bersamaan penyanyi incaranya juga menyapanya, mengajaknya berfoto, dengan pipi yang saling menempel.

"Miss Marsha, anda begitu cantik dan wangi, saya seperti sedang berada dikebun bunga dekat dengan anda." Puji sang penyanyi.

Marsha menutup mulutnya "Tapi bukan bunga kematian kan?" Candanya mengakrabkan diri.

Terpopuler

Comments

Muhammad Dimas Prasetyo

Muhammad Dimas Prasetyo

Cakra khan

2022-07-05

0

Rachmawati 8281

Rachmawati 8281

marsha and the bear pundungan ma Aa Zidan 🤭🤭🤭

2022-07-03

0

Almiraaa Nasution

Almiraaa Nasution

kok aku jadi melting ya thor 💞💞❤❤

2022-07-02

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. New Sekretary
2 Bab 2. Kedatangan Mahesa
3 Bab 3. Kepribadian Marsha
4 Bab 4. Bertemu
5 Bab 5. Bertunangan
6 Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7 Bab 7. Zidan mulai membantah
8 Bab 8. Malam Awarding
9 Bab 9. Misya
10 Bab 10. Rencana Kakek
11 Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12 Bab 12. Kembali Malu
13 Bab 13. Mencuri kecupan
14 Bab 14. Kekasih Pura-pura
15 Bab 15. Bersandiwara
16 Bab 16. Kemarahan Marsha
17 Kota Jakarta
18 Hati Yang Saling Terpaut
19 CCTV
20 Mengungkapkan Isi Hati
21 Dia Berbahaya Seperti Racun
22 Malam Bersama Misya
23 Unexpected Insident
24 Apa Yang Terjadi?
25 Hati Orang Tua
26 Ikuti Ideku
27 Menjebak Hatimu
28 Rahasia Tersembunyi
29 Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30 Bab 30. Luka Hati Zidan
31 Bab 31. Malam Lamaran
32 Mengungkap Jati Diri
33 Bab 33. Melamar Marsha
34 Bab 34. Nyonya Xavier
35 Bab 35. Cucu Old Money
36 Bab 36. Marsha Hamil
37 Bab 37. Hubungan Terlarang
38 Malam Pertunangan
39 Hukum Tabur Tuai
40 Patah Hati Dua Insan
41 Rasa Yang Tak Sama
42 Suara Berisik Nyamuk
43 Mencoba Mengakhiri
44 Tidak Ingin Dia
45 Axcel
46 Aku Bukan Aib
47 Penuh Kejutan
48 Kerja Sama Dua Kakek
49 Kabar Buruk
50 Bertemu Besan Lama
51 Keputusan Zidan
52 Jiwa Wiro Sableng
53 Secercah Harapan
54 Cobaan Untuk Zidan
55 Setelah Sekian Lama
56 Hubungan Yang Membaik
57 Tak Direstui
58 Aku mencintaimu
59 Akhir Yang Menyakitkan
60 Hari Yang Kita Mau
61 Bukan Malam Pertama
62 Wanita Langka
63 Mengganti Acara
64 Baby Boy
65 Susan Dan Naima
66 Perhatian Susan
67 Ke kantor Zidan
68 Membuat Susan Kesal
69 Pecat Susan
70 Istri terbaik
71 Berbohong
72 Kembali Gagal
73 Puncak Pertengkaran
74 Pilihan Zidan
75 Suami Menyebalkan
76 Ikuti Permainan Ku
77 Apa Gunanya Lo Disini?
78 Rahasia Besar
79 Menjalankan Rencana
80 Kunci Dari Segalanya
81 Gosip
82 Surat Cerai
83 Kehebatan Misya.
84 Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85 Kebenaran Yang Terungkap
86 Isi Hati Marsha (Tamat)
87 Draft
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. New Sekretary
2
Bab 2. Kedatangan Mahesa
3
Bab 3. Kepribadian Marsha
4
Bab 4. Bertemu
5
Bab 5. Bertunangan
6
Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7
Bab 7. Zidan mulai membantah
8
Bab 8. Malam Awarding
9
Bab 9. Misya
10
Bab 10. Rencana Kakek
11
Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12
Bab 12. Kembali Malu
13
Bab 13. Mencuri kecupan
14
Bab 14. Kekasih Pura-pura
15
Bab 15. Bersandiwara
16
Bab 16. Kemarahan Marsha
17
Kota Jakarta
18
Hati Yang Saling Terpaut
19
CCTV
20
Mengungkapkan Isi Hati
21
Dia Berbahaya Seperti Racun
22
Malam Bersama Misya
23
Unexpected Insident
24
Apa Yang Terjadi?
25
Hati Orang Tua
26
Ikuti Ideku
27
Menjebak Hatimu
28
Rahasia Tersembunyi
29
Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30
Bab 30. Luka Hati Zidan
31
Bab 31. Malam Lamaran
32
Mengungkap Jati Diri
33
Bab 33. Melamar Marsha
34
Bab 34. Nyonya Xavier
35
Bab 35. Cucu Old Money
36
Bab 36. Marsha Hamil
37
Bab 37. Hubungan Terlarang
38
Malam Pertunangan
39
Hukum Tabur Tuai
40
Patah Hati Dua Insan
41
Rasa Yang Tak Sama
42
Suara Berisik Nyamuk
43
Mencoba Mengakhiri
44
Tidak Ingin Dia
45
Axcel
46
Aku Bukan Aib
47
Penuh Kejutan
48
Kerja Sama Dua Kakek
49
Kabar Buruk
50
Bertemu Besan Lama
51
Keputusan Zidan
52
Jiwa Wiro Sableng
53
Secercah Harapan
54
Cobaan Untuk Zidan
55
Setelah Sekian Lama
56
Hubungan Yang Membaik
57
Tak Direstui
58
Aku mencintaimu
59
Akhir Yang Menyakitkan
60
Hari Yang Kita Mau
61
Bukan Malam Pertama
62
Wanita Langka
63
Mengganti Acara
64
Baby Boy
65
Susan Dan Naima
66
Perhatian Susan
67
Ke kantor Zidan
68
Membuat Susan Kesal
69
Pecat Susan
70
Istri terbaik
71
Berbohong
72
Kembali Gagal
73
Puncak Pertengkaran
74
Pilihan Zidan
75
Suami Menyebalkan
76
Ikuti Permainan Ku
77
Apa Gunanya Lo Disini?
78
Rahasia Besar
79
Menjalankan Rencana
80
Kunci Dari Segalanya
81
Gosip
82
Surat Cerai
83
Kehebatan Misya.
84
Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85
Kebenaran Yang Terungkap
86
Isi Hati Marsha (Tamat)
87
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!