Bab 2. Kedatangan Mahesa

Walau sempat terkejut karena dia harus memulai bekerja hari ini juga, tapi Zidan bisa mengimbangi kerja Marsha yang cukup padat dengan cepat. Setelah diberi tahu Melati meja kerjanya yang terletak didepan ruang Marsha, dan telah diperkenalkan staff-staff yang sering berhubungan dengan Marsha, makanan dan minuman apa saja yang disukai dan tidak disukai oleh atasanya itu. Kini Zidan mengikuti Marsha mengadakan rapat diluar bersama seorang clien yang cukup penting.

Pertemuan itu diadakan direstoran cukup mewah, ditempat yang tertutup dan sangat privasi, awalnya Zidan tidak diperbolehkan masuk, namun Marsha cukup pintar dalam membaca situasi, dan akhirnya Zidan diperbolehkan ikut serta dalam meeting.

Selama meeting, Zidan memperhatikan cara clien Marsha memandangnya penuh minat dan tatapan liar. Namun Marsha tak terganggu sedikitpun, setiap pertanyaan dan ucapan laki-laki tua yang memiliki perut buncit itu ditanggapi Marsha seadanya.

"Brengsekk, jangan dia pikir aku wanita dan masih muda dia bisa mengecoh ku." Marsha melempar map yang telah ditandatangani oleh clienya itu disisi tempat duduknya "dasar laki-laki hidung jambu, sudah jelek banyak tingkah." Gerutu Marsha setelah didalam mobil. "Pak, antar aku ke mall biasa," pintanya tak ingin dibantah.

Zidan hanya diam, dia tak berani berkomentar, namun dia memperhatikan cara kerja Marsha, dan mencari cela, terobosan apa yang akan wanita itu lakukan? Zidan harus tahu rahasia perusahaan Mahardika corp.

Sampai di mall, Zidan terus mengikuti langkah Marsha dari belakang, wanita itu banyak membeli barang-barang brandet kesukaanya hingga menghabiskan uang ratusan juta rupiah, dan berhasil membuat kepala Zidan cukup pening.

"Laki-laki seperti apa yang bisa menerima wanita boros seperti ini? Terlalu menghambur-hamburkan uang." Gumam Zidan dalam hati.

"Zidan, bagaimana menurutmu? Aku ..." Marsha mengulum senyum "cocok nggak pakai gaun ini?" Marsha keluar dari ruang ganti mengenakan gaun hitam dengan tali spagetthy, yang mengekspos bahu serta punggungnya, serta belahan hingga kepahanya. Pandangan Zidan makin turun, kini kaki bosnya dibalut dengan sepatu hight heels baru lagi.

Perasaan tadi udah beli?

"Terlalu seksi dan terbuka." Jawab Zidan apa adanya, dan itu membuat Marsha mendengus.

"Kamu tidak tahu fashion Zidan, model pakaian terbuka seperti ini sudah menjadi tren dipakai oleh kalangan pengusaha seperti ku," Marsha mengibaskan rambutnya kebelakang "Ahhh kamu tidak akan paham, kamu anak baru didunia bisnis." Ucapnya seolah merendahkan.

Ya ya ya, suka suka anda saja Bu Marsha terhormat.

"Gaun ini akan aku pakai dalam rangka ulang tahun televisi ku nanti, kamu juga harus berdandan yang rapi, jangan membuatku malu."

Setelah selesai dengan acara belanja, kini mereka kembali lagi ke kantor, Zidan duduk ditempatnya, kemudian menyalin hasil meeting mereka tadi, hingga tak lama, datang laki-laki muda tampan masuk menerobos keruang Marsha begitu membuat Zidan terkejut.

Zidan segera berdiri dan mengekori pemuda itu.

"Maaf Bu, laki-laki ini langsung menerobos masuk," ucap Zidan seraya menundukkan tubuhnya, dihari pertamanya dia merasa benar-benar ceroboh.

Marsha menatap tajam Zidan, kemudian berpindah pada pemuda yang justru tersenyum manis padanya.

"Kamu perhatikan wajahnya Zidan," tunjuk Marsha wajah pemuda didepanya "jika laki-laki ini datang lagi, tendang dia sampai kelantai bawah." Marsha berkata ketus, membuat pemuda itu tertawa kecil bukannya marah atau terhina. Zidan mengangkat pandanganya untuk melihat jelas wajah yang dimaksud atasanya, cukup tampan dan kira-kira seusia Marsha, namun gayanya cukup trendy dan santai, gaya anak kuliahan, sepatu sneakers, mengenakan kaos putih dan dilapisi kemeja biru tua polos.

"Sekretaris baru lagi? Dan sekarang laki-laki?" pemuda itu berkata lembut, melihat Zidan sekilas kemudian menatap Marsha.

"Keluarlah Zidan," usir Marsha dengan mengibaskan tangannya.

Zidan menurut, dia membungkukkan badan terlebih dahulu sebelum berlalu keluar dari ruangan Marsha, meninggalkan Marsha dan pemuda itu hanya berdua saja didalam, Zidan mencoba mengingat, dia seperti sering melihat wajah pemuda itu, tapi siapa? Zidan menggeleng cepat, itu bukan urusannya, apapun status laki-laki itu, tujuan utamanya adalah membuat Marsha jatuh cinta padanya.

"Mau apa kamu kesini?" Tanya Marsha sambil menandatangani berkas-berkas tanpa mengalihkan pandangannya.

"Hanya berkunjung, melihat kakak ku yang sekarang sangat sibuk, sampai tak sempat menjenguk bunda." Mahesa, adik angkatnya menarik kursi yang ada didepan Marsha, Mahesa melipat tangannya didepan dada, memandang wajah cantik yang terlihat semakin cantik saat sedang serius bekerja seperti ini.

"Aku nanti pasti akan mengunjungi bunda, dan bunda tahu kalau aku saat ini benar-benar sedang sibuk."

"Luangkan waktumu untuk menjenguk bunda. Bunda merindukanmu" Ucap Mahesa "Kenapa harus sekretaris laki-laki, kenapa tidak perempuan seperti biasa?" Mahesa mengatakan hal yang tidak ia suka, ia tidak suka Marsha dekat dengan laki-laki manapun.

Tangan Marsha yang sedang sibuk membolak-balikkan berkas yang harus ia tanda tangani, sontak menghentikan kegiatannya, dan mengangkat pandangan melihat Mahesa.

"Bukan urusanmu." Jawab Marsha singkat, kemudian kembali membaca berkas yang ada dihadapanya.

"Tentu menjadi urusanku, sudah aku katakan, aku yang akan menjadi sekretarismu, hanya tinggal beberapa minggu lagi aku sudah mendapatkan ijazah ku. Lagipula apa sulitnya menerima aku menjadi sekretarismu tanpa harus menunggu lulus kuliah. Aku akan bersikap profesional dan bekerja sesuai yang kamu mau."

"Jangan membuang waktuku Mahesa, cepat keluar aku banyak pekerjaan."

"Kamu selalu menghindar Marsha, apa kurangnya aku? Aku bisa setia seperti yang kebanyakan wanita inginkan. Aku akan bertahan disampingmu seperti apapun kamu. Lihat sudah berapa kali kamu ganti sekretaris, tidak ada yang kuat dengan sifat angkuh dan galak mu itu."

"Aku bilang aku tidak mencintaimu Mahesa, kamu tetap adikku ku," tatap Marsha Mahesa "Adikku tetap adikku, tak akan pernah merubah status itu, kamu paham anak kecil." Ucap Marsha tegas dan itu membuat dada Mahesa naik turun karena menahan emosi. Sudah berapa kali pernyataan cintanya ditolak, jika dia bisa memilih lahir kembali, dia tak ingin menjadi adik angkat Marsha.

Mahesa berdiri dari duduknya, "dan aku juga seperti itu Marsha, perasaanku padamu tak akan berubah, dan tidak ada yang bisa merubah pendirianku. Aku tetap mencintaimu, kita lihat, aku pasti bisa mendapatkanmu." Kemudian Mahesa keluar meninggalkan Marsha yang kini memijat keningnya.

"Mahesa tidak waras, bagaimana kalau amam dan apap tahu perihal ini, atau bunda dan ayah tahu? Apa dia tidak memikirkan perasaan mereka? Anak kecil hanya mementingkan perasaannya." Seketika moodnya menjadi turun, kedatangan Mahesa selalu membuatnya kacau.

Zidan menatap heran pada laki-laki yang keluar dari ruang atasanya itu dengan raut marah dan kecewa, walau dia cukup penasaran dengan apa yang terjadi.

* * *

Hari yang cukup melelahkan bagi Zidan, hari pertamanya bekerja menjadi swkretaris Marsha Mahardika benar-benar menyita waktunya. Jam satu dinihari dia baru sampai rumah. Zidan memakirkan motornya digarasi, dia mengendurkan dasinya, melepaskan kancing kemeja teratasnya.

"Baru pulang Zidan?" Suara kakek mengagetkan Zidan, kakinya yang sudah menyentuh anak tangga sontak terhenti, Zidan membalikkan badanya, melihat kakek yang ternyata sedang menonton televisi.

Zidan kemudian menghampiri sang kakek, menyalami punggung tangannya.

"Kenapa Kakek belum tidur?" Zidan duduk disebelah kakeknya.

"Apalagi jika bukan menunggu cucu kesayangan Kakek pulang."

"Maaf Kek, membuat Kakek khawatir." Zidan mengusap punggung tangan kakeknya.

"Yasudah istirahatlah, kamu pasti kelelahan mengahadapi wanita yang dikenal galak itu." Zidan yang memang sudah sangat mengantuk dan lelah memilih beranjak kekamarnya.

Baru saja sepertinya Zidan memejamkan mata, tapi dia sudah terganggu dengan pergerakan disebelahnya, perlahan ada sesuatu mengusap kelakianya, menyapa dengan manja, Zidan menggeliat, dan tangannya seperti menyentuh benda kenyal yang sekarang malah bermain-main didepan bibirnya. Zidan seketika membuka mata, senyum wanita yang sudah setahun menemaninya menyambut paginya.

"Morning sayang." Sapa wanita yang sudah tak mengenakan apa-apa itu.

Terpopuler

Comments

Yuliana Purnomo

Yuliana Purnomo

iih siapa siihh,, zidan jg misterius

2024-05-22

0

Rachmawati 8281

Rachmawati 8281

penasaran,,,, lanjoot thor

2022-07-03

0

Maida_Ai

Maida_Ai

bukanya Mahesa Sama besar dgn adek nya marsya yg kembar tu ya kk author?

2022-06-30

0

lihat semua
Episodes
1 Bab 1. New Sekretary
2 Bab 2. Kedatangan Mahesa
3 Bab 3. Kepribadian Marsha
4 Bab 4. Bertemu
5 Bab 5. Bertunangan
6 Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7 Bab 7. Zidan mulai membantah
8 Bab 8. Malam Awarding
9 Bab 9. Misya
10 Bab 10. Rencana Kakek
11 Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12 Bab 12. Kembali Malu
13 Bab 13. Mencuri kecupan
14 Bab 14. Kekasih Pura-pura
15 Bab 15. Bersandiwara
16 Bab 16. Kemarahan Marsha
17 Kota Jakarta
18 Hati Yang Saling Terpaut
19 CCTV
20 Mengungkapkan Isi Hati
21 Dia Berbahaya Seperti Racun
22 Malam Bersama Misya
23 Unexpected Insident
24 Apa Yang Terjadi?
25 Hati Orang Tua
26 Ikuti Ideku
27 Menjebak Hatimu
28 Rahasia Tersembunyi
29 Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30 Bab 30. Luka Hati Zidan
31 Bab 31. Malam Lamaran
32 Mengungkap Jati Diri
33 Bab 33. Melamar Marsha
34 Bab 34. Nyonya Xavier
35 Bab 35. Cucu Old Money
36 Bab 36. Marsha Hamil
37 Bab 37. Hubungan Terlarang
38 Malam Pertunangan
39 Hukum Tabur Tuai
40 Patah Hati Dua Insan
41 Rasa Yang Tak Sama
42 Suara Berisik Nyamuk
43 Mencoba Mengakhiri
44 Tidak Ingin Dia
45 Axcel
46 Aku Bukan Aib
47 Penuh Kejutan
48 Kerja Sama Dua Kakek
49 Kabar Buruk
50 Bertemu Besan Lama
51 Keputusan Zidan
52 Jiwa Wiro Sableng
53 Secercah Harapan
54 Cobaan Untuk Zidan
55 Setelah Sekian Lama
56 Hubungan Yang Membaik
57 Tak Direstui
58 Aku mencintaimu
59 Akhir Yang Menyakitkan
60 Hari Yang Kita Mau
61 Bukan Malam Pertama
62 Wanita Langka
63 Mengganti Acara
64 Baby Boy
65 Susan Dan Naima
66 Perhatian Susan
67 Ke kantor Zidan
68 Membuat Susan Kesal
69 Pecat Susan
70 Istri terbaik
71 Berbohong
72 Kembali Gagal
73 Puncak Pertengkaran
74 Pilihan Zidan
75 Suami Menyebalkan
76 Ikuti Permainan Ku
77 Apa Gunanya Lo Disini?
78 Rahasia Besar
79 Menjalankan Rencana
80 Kunci Dari Segalanya
81 Gosip
82 Surat Cerai
83 Kehebatan Misya.
84 Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85 Kebenaran Yang Terungkap
86 Isi Hati Marsha (Tamat)
87 Draft
Episodes

Updated 87 Episodes

1
Bab 1. New Sekretary
2
Bab 2. Kedatangan Mahesa
3
Bab 3. Kepribadian Marsha
4
Bab 4. Bertemu
5
Bab 5. Bertunangan
6
Bab 6. Pengusaha Muda Dan Sukses
7
Bab 7. Zidan mulai membantah
8
Bab 8. Malam Awarding
9
Bab 9. Misya
10
Bab 10. Rencana Kakek
11
Bab 11. Zidan Kamu Dimana?
12
Bab 12. Kembali Malu
13
Bab 13. Mencuri kecupan
14
Bab 14. Kekasih Pura-pura
15
Bab 15. Bersandiwara
16
Bab 16. Kemarahan Marsha
17
Kota Jakarta
18
Hati Yang Saling Terpaut
19
CCTV
20
Mengungkapkan Isi Hati
21
Dia Berbahaya Seperti Racun
22
Malam Bersama Misya
23
Unexpected Insident
24
Apa Yang Terjadi?
25
Hati Orang Tua
26
Ikuti Ideku
27
Menjebak Hatimu
28
Rahasia Tersembunyi
29
Bab 29. Kejujuran Hati Kakek
30
Bab 30. Luka Hati Zidan
31
Bab 31. Malam Lamaran
32
Mengungkap Jati Diri
33
Bab 33. Melamar Marsha
34
Bab 34. Nyonya Xavier
35
Bab 35. Cucu Old Money
36
Bab 36. Marsha Hamil
37
Bab 37. Hubungan Terlarang
38
Malam Pertunangan
39
Hukum Tabur Tuai
40
Patah Hati Dua Insan
41
Rasa Yang Tak Sama
42
Suara Berisik Nyamuk
43
Mencoba Mengakhiri
44
Tidak Ingin Dia
45
Axcel
46
Aku Bukan Aib
47
Penuh Kejutan
48
Kerja Sama Dua Kakek
49
Kabar Buruk
50
Bertemu Besan Lama
51
Keputusan Zidan
52
Jiwa Wiro Sableng
53
Secercah Harapan
54
Cobaan Untuk Zidan
55
Setelah Sekian Lama
56
Hubungan Yang Membaik
57
Tak Direstui
58
Aku mencintaimu
59
Akhir Yang Menyakitkan
60
Hari Yang Kita Mau
61
Bukan Malam Pertama
62
Wanita Langka
63
Mengganti Acara
64
Baby Boy
65
Susan Dan Naima
66
Perhatian Susan
67
Ke kantor Zidan
68
Membuat Susan Kesal
69
Pecat Susan
70
Istri terbaik
71
Berbohong
72
Kembali Gagal
73
Puncak Pertengkaran
74
Pilihan Zidan
75
Suami Menyebalkan
76
Ikuti Permainan Ku
77
Apa Gunanya Lo Disini?
78
Rahasia Besar
79
Menjalankan Rencana
80
Kunci Dari Segalanya
81
Gosip
82
Surat Cerai
83
Kehebatan Misya.
84
Susan Dan Zidan Tidur Bersama
85
Kebenaran Yang Terungkap
86
Isi Hati Marsha (Tamat)
87
Draft

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!