Zidan tak membiarkan Marsha membuka kotak makanannya, Marsha benar-benar dibuat seperti ratu. Marsha hanya melihat setiap apa yang dilakukan Zidan dalam diam, hatinya berdesir dengan perhatian-perhatian kecil Zidan. Zidan mengelap garpu dan sendok yang akan dipakainya menggunakan tissu, kemudian dia membukakan tutup botol air mineral milik Marsha.
"Silahkan Miss, selamat makan siang." Ucap Zidan mengabaikan tatapan mengintimidasi Marsha.
"Apa seperti ini sifat kamu terhadap perempuan Zidan?" tanya Marsha belum menyentuh makanannya, Marsha menyandarkan tubuhku disofa, melipat tangan didada, menatap pada Zidan yang duduk disofa panjang, sedang dia duduk disofa single.
Zidan yang sudah menyuapkan nasi dalam mulut melihat Marsha tanpa menghentikan kunyahanya. "Kenapa memang Miss?"
"Perhatian kamu ini bisa disalah artikan oleh perempuan, kamu sadar itu?"
"Saya melakukan ini hanya sama Miss, karena Miss boss saya."
"Kamu pikir saya tidak tahu apa? Banyak perempuan dari divisi lain datang kemeja kamu, memberikan makan siang, kopi, dan camilan. Itu semua terjadi karena mungkin mereka salah mengartikan perhatian dan sikap ramah kamu."
Zidan tertawa "Jadi Miss selama ini suka merhatiin saya? Kok saya nggak tahu ya Miss? Wah saya merasa tersanjung sekali."
"Jangan geer kamu, jelas saya tahu, bukan perhatian. Kamu lupa jika ruang kerjaku kaca semua? Sudah pasti terlihat dari sini." Tunjuk Marsha kaca lebar yang langsung memperlihatkan meja Zidan dan beberapa staff yang ada disana.
"Iya, iya Miss, nggak mungkin Miss Marsha yang super sibuk sampai memperhatikan anak buah yang tidak penting seperti saya ini."
Marsha mendengus dengan jawaban Zidan, "makananya, jangan suka pacaran jika sedang kerja, kalian bisa saya pecat."
Zidan hampir tersedak salivanya sendiri mendengar perkataan Marsha.
Seusai makan Zidan kembali lagi ke mejanya, dia mengerjakan beberapa laporan yang akan dia serahkan pada Marsha. Dan ketika Zidan mengetuk pintu ruangan itu, tak terdengar sahutan sama sekali, lama Zidan menunggu, setahunya tidak ada siapa-siapa yang masuk keruang Marsha. Zidan berinisiatif membuka pintu ruangan itu, ketika Zidan melongokkan kepalanya, pemandangan yang Zidan lihat justru Marsha sedang tertidur dengan mulut sedikit menganga.
Hati Zidan terenyuh, dia melangkahkan kakinya mendekat, Zidan melihat Marsha masih mengenakan sepatu stiletto yang menyanggah kaki jenjangnya, dengan penuh hati-hati, Zidan melesat sepatu itu, kemudian Zidan merapikan rok Marsha yang sedikit tersingkap. Bukan pertama kali Zidan melihat paha mulus wanita, tapi melihat paha putih seputih susu milik Marsha, membuat jantungnya berdetak cepat.
Dengan memalingkan wajah, dan tangan yang gemetar, Zidan mendekatkan tangannya untuk merapikan rok itu.
"Nggak bisa, ini nggak bisa," Zidan kembali menarik tangannya, dia menghela nafas, hanya melihat paha Marsha saja dia seperti terkena setruman listrik tegangan tinggi, Zidan mengusap dadanya. Lebih baik dia menutup tubuh Marsha menggunakan jas miliknya. Dan beres, tak ada lagi pemandangan yang membuat Zidan susah bernafas.
"Untung saya yang masuk Miss, coba kalau mati-mati itu (julukan Zidan untuk Matthew) yang masuk, pasti dia langsung menerkam Miss, secara dia tergila-gila 'kan sama Miss." Zidan berceloteh sendiri.
Kemudian pandangan Zidan berpindah pada wajah lelah Marsha yang tenang dalam tidurnya, Marsha terlihat sangat cantik dan manis, tak ada raut garang yang terlihat disana. Tangan Zidan terulur, merapikan anak rambut yang menghalangi wajah Marsha.
Entah dorongan dari mana, Zidan kemudian mendekatkan wajahnya, dan mengecup kening Marsha, Zidan melihat Marsha yang tak terganggu sama sekali dengan apa yang dilakukannya, kemudian mencuri kecupan dibibir ranum yang selalu terlihat menggoda. Zidan mengusap pipi Marsha lembut, Zidan semakin menyadari, sikap keras Marsha hanya untuk menutupi kelemahannya. Ingin sekali Zidan menjadi pelindung garda terdepan wanita yang selalu terlihat kuat ini.
"Tidak seharusnya anda bekerja terlalu keras seperti ini Miss, lihat, badan anda juga butuh istirahat."
Saat tersadar, cepat Zidan menarik dirinya, jika Marsha tahu apa yang telah dilakukannya, sudah pasti Marsha akan membunuhnya, belum sempat Zidan beranjak, dia dikejutkan oleh kehadiran dua laki-laki keruang kerja Marsha.
"Ehem-ehem."
Zidan terkejut dengan suara berat itu, dia seketika menoleh ke sumber suara untuk melihat siapa gerangan yang datang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 87 Episodes
Comments
L i l y ⁿʲᵘˢ⋆⃝🌈💦
Kan Zidan udh mulai memudar tuh dendam, bukan Marsha yg tergila gila pada Zidan tapi dirimu 🙈🙈🙈
2022-07-05
0
Almiraaa Nasution
Gila Zidan udah berani cium" miss Marsha. Wah wah wah sebuah kemajuan buat Zidan. kira" Ketahuan g itu kamu Zidan 😱😱 aku jd deg-degan thor
2022-07-05
0
Bu Een Pucuk🌱Squard🐛
Apap apa Amam nih yg dateng🤫🤫🤫
2022-07-05
0