Devil'S Show

Devil'S Show

Proposal Pria Misterius

Dunia penuh kegelapan ini sedikitpun tidak memiliki secercah harapan.

Penuh penderitaan, rintihan, dan keinginan balas dendam.

Sebuah dunia yang bernama Zaerotheum inilah tempat Jeici dilahirkan.

Kebebasan adalah hal utama disini, meskipun diharuskan merebut segalanya dari kaum lemah.

"Dicari seorang pemuda bernama Jeici! Siapapun yang menemukannya akan diberikan 1.000 keping emas." Teriak pria bertubuh besar dengan tanda pengenal kerajaan Qiyeron hampir di setiap atribut pakaian.

"Cih! Apa mereka ini naif atau bodoh, ya? Mencariku seperti itu tentu menarik di telinga makhluk kotor seperti mereka dan bahkan rela meniru diriku demi imbalan kecil. Oh ya ampun! Diriku ini populer!" Pikir Jeici menyeringai dan mengambil jubah hitam yang ringan selagi melewati toko pakaian.

Tangannya begitu lihai, cepat, dan cekatan hingga pemilik toko tidak menyadari tindakannya.

Wajah datar yang khas justru dipadukan dengan situasi pasar yang ramai dipenuhi para pembeli.

"SNIFT! SNIFT! SNIFT!"

"Ketua! Aku yakin Jeici masih di sekitar sini!" Ucap seorang goblin mengandalkan penciuman sebagai pencariannya.

"Dimana dia?! Cepat tunjukkan jalannya!" Ucap ketua pencarian tidak lagi peduli jika anggota kelompok ataupun dirinya menggunakan sihir.

Tanpa menunggu lebih lama, goblin itu menyetujui ketua pencarian.

Mereka bersedia melakukan apapun demi harta kekayaan yang melimpah.

"Tidak ada orang disini, bukan? Baguslah! Sekarang saatnya mencoba ini!" Pikir Jeici memperhatikan kondisi di sekelilingnya sebelum memasuki ruang penyiksaan.

"TAP!"

"Kita akhirnya bertemu, Jeici!" Ucap pria misterius berpakaian serba klasik.

Hanya dengan caranya berbicara, hal ini telah memudahkan Jeici untuk mengetahui status tamu di hadapannya.

Baik dirinya atau pria misterius, mereka berdua menyadari keberadaan musuh di saat yang bersamaan.

"Waktu kita tidak banyak. Kita bahas tujuanku kemari setelah membantumu!" Ucap pria misterius tersebut menarik kerah belakang baju Jeici.

"Kau ini datang sebagai sosok malaikat suci, ya? Baiklah! Lanjutkan permainanmu dan akan kuajari cara bermainnya!" Pikir Jeici yang diam-diam menilai kemampuan milik musuh.

Ia sama sekali tidak ingin siapapun membaca pikirannya secara jelas.

Tingkat kewaspadaan Jeici ternyata bukan hal terpenting untuk dicurigai pria misterius.

Secepat mungkin dirinya meneteskan sedikit darah dan membiarkan darahnya membentuk simbol sihir hitam kelahirannya.

Di tempat yang lembab, gelap, dan tidak terurus justru menjadi pertemuan dengan kesan buruk.

"Kau ini tinggal disini? Jangan bercanda!" Ucap Jeici sungguh tidak percaya pada apa yang ditunjukan musuhnya ini.

"Tidak. Aku senang kau tidak menganggap remeh orang asing di hadapanmu." Ucap pria misterius menyeringai saat melepaskan topi hitam yang dikenakan.

Warna mata yang sama dengan darah dan sebuah kacamata emas sangat sesuai pada ciri khas penampilan dirinya.

Tidak ada hal menarik untuk diperkenalkan pada seorang tamu.

"Kau menurutiku sampai sini tanpa pemberontakan, Jeici. Aku ragu kau berpikir bahwa aku rekan yang tepat untuk masalah ini." Ucap pria misterius menekan sebuah tombol di saat dirinya memberikan tanda pengenal khusus ke pigura.

"Tidak kusangka kau juga berasal dari rawa kotor. Kau dan aku tidak suka membuang waktu. Langsung saja katakan intinya!" Ucap Jeici tampak acuh dan terkesan tidak berperasaan.

"Haha! Perkataan kejam itu membuatku ingin menangis. Kuakui kau pintar, sayangnya kau sudah terikat dengan kami, Jeici!" Ucap pria misterius menunjukkan apa yang seharusnya diketahui tamunya ini.

Ia menatap kedua mata tamunya hingga terlihat begitu jelas bahwa terdapat hal yang tidak dimengerti Jeici.

Sebuah pilar kecil memenuhi panggilan tuannya dan menyerahkan selembar kertas.

"A-apa maksudnya ini? K-kau tidak mengelabuiku, bukan?" Tanya Jeici terkejut setengah mati setelah melihat tanda tangan dan foto wajah aslinya tercantum di dalam kontrak aneh.

"Mengapa aku harus mengelabuimu? Tanpa melakukan itu saja kau sudah mengerjakan tugas seperti yang kami inginkan. Dengar, Jeici! Bergabunglah dengan kami! Dunia ini membutuhkanmu." Ucap pria misterius membiarkan tamu di hadapannya ini berpikir terlebih dahulu.

"Persetan dengan dunia! Katakan siapa dirimu dan mengapa kalian membutuhkanku! Kau pastinya tidak datang mencariku dan pulang dengan tangan kosong." Ucap Jeici menjadi jengkel karena teringat permasalahan dirinya yang belum selesai.

"Tidak diragukan lagi! Aku beruntung menemukanmu lebih awal, Jeici! Ah! Ini kesalahanku belum memperkenalkan diri. Panggilan umumku adalah Wophiel. Kau bisa memanggilku dengan nama itu." Ucap Wophiel dengan berbangga diri.

"Pft! Kau tidak punya nama bagus selain itu?" Tanya Jeici yang sangat ingin menertawakan musuhnya.

"Jaga bicaramu, dasar tak tau malu! Nama itu telah menjadi hasil pencapaianku. Memberitahumu nama asliku yang istimewa hanya akan dibuat lelucon olehmu dan terburuknya lagi, kau tidak akan peduli!" Ucap Wophiel merasa kesal saat mendapati respon tamunya ini.

"Memang itu yang ingin kulakukan." Ucap Jeici berbalik badan dan berniat meninggalkan orang aneh seperti Wophiel.

Tekanan ruangan semakin besar, angin di sekitarnya membantu api agar terus membesar hingga siap melahap siapapun secara agresif.

Bulu kuduk Jeici berdiri dengan seketika saat melihat cahaya hijau menyapa dirinya.

"Patuhlah, Jeici! Ini tidak akan menyakitkan." Ucap Wophiel yang hanya berdiri di tempat dan terus memberi perintah kecil sebagai pelajaran bagi tamunya.

"KLIK!"

"Anak baik...!" Gumam Wophiel tersenyum senang ketika menyaksikan Jeici tidak mampu memberontak kembali.

Ia membuka pintu masuk ke ruang pemeriksaan dan melemparkan Jeici hingga terhempas di bawah kaki rekannya, Gulfone Yurrekeil.

Tidak ada sedikitpun suara yang dihasilkan karena lantai ruangan Gulfone terbuat dari jelly.

"Kau tidak bisa berhenti memberiku pekerjaan saat makan, ya? Siapa yang kau bawa kali ini, Phiel?" Tanya Gulfone menggigit daging mentah yang segar dari hasil buruannya.

"Pekerjaan dan kehidupan pribadi harus bisa kau pisahkan, Keil! Teruslah berusaha dan dapatkan simpati dirinya!" Ucap Wophiel mengambil rantai untuk disambungkan dengan alat pengekang di leher Jeici.

"Simpati dirinya? Kau tidak perlu lagi memberitahuku. Dia akan tertarik dengan tindakan kita." Ucap Gulfone membayangkan betapa hebatnya hasil kinerja mereka berdua.

"Beritahu aku jika anak ini bergerak satu inci saja! Aku ada di lantai atas." Ucap Wophiel mengambil minuman di kulkas Gulfone dan pergi sesuai keinginannnya.

"Haish! Meninggalkan sampel rusak ini lagi? Jika benar-benar tidak berguna, aku akan menghajarmu habis-habisan!" Gumam Gulfone yang hanya memandang tubuh Jeici dalam sekejap.

Meskipun ia tidak suka pekerjaan ini, rasa penasarannya tetaplah besar dan itulah yang membuatnya bertahan.

Terlebih lagi dirinya memiliki sedikit keterlibatan dengan Wophiel.

"Jangan kecewakan aku kali ini, nak!" Bisik Gulfone dengan penuh penekanan di setiap kata.

Alat pengekang yang telah dipasangkan rekannya tidak mengalami kerusakan.

Beragam akses lengkap mengenai alat pengekang ini juga dimiliki dirinya.

"Hmph! Anak ini hanya pandai mencari celah! Kemampuan khusus masih tidak ada. Apa yang dilihat Phiel dari anak ini? Potensinya? Tidak mungkin! Jika ada yang tersegel, aku sudah tau lebih awal." Pikir Gulfone terkejut sekaligus marah mendapati kinerja rekannya yang buruk.

"Hei, kau! Kau tidak bisa membaca pikiran, bukan?" Tanya Jeici bangun dari tidurnya.

Cara bicaranya yang tenang sangat berbeda saat berhadapan dengan Wophiel.

Mengetahui pengendalian emosi ini, Gulfone semakin ingin memeriksa kembali apa yang telah dilewatinya.

"Jika kau mau bertanya yang tidak penting, cari saja orang yang mengantarmu! Dia sama bodohnya denganmu!" Ucap Gulfone mendengus kesal setelah menyadari kemampuannya menurun.

"Orang? Jadi dia itu manusia? Aku tau kau dan dia sama-sama berbahaya, sayangnya keyakinanku mengatakan bahwa aku bisa mengimbangimu." Ucap Jeici merasa tidak nyaman dengan kalung tajam yang aneh di lehernya.

"Kau terlalu yakin. Aku ingin tau mengapa kau tidak bertanya apapun tentang tempat ini. Atau... Kau sudah mengetahuinya?" Tanya Gulfone menatap dingin sampel uji coba.

"Tidak. Kalian ingin memberitahuku, maka sudah seharusnya kalian melakukannya lebih awal tanpa aku sendiri yang turun tangan." Ucap Jeici tampak tidak peduli terhadap respon musuhnya.

"Lalu, kau akan duduk diam dan membiarkan dunia memberitahu rahasianya padamu?" Tanya Gulfone beralih ke meja kerjanya dan membereskan peralatan pemeriksaan.

"Aku tidak berhak menjawab pertanyaanmu. Dimana orang itu? Dia tidak meninggalkan tangkapannya kabur, bukan?" Tanya Jeici menatap punggung Gulfone yang rapuh.

Pertanyaannya dibalas dengan kesunyian hingga membuatnya berbicara pada sebuah patung.

Posisi dirinya saat ini tidaklah bagus dan ia menyadari banyak hal yang mengancamnya.

Sedikit saja melakukan hal mencurigakan, hidupnya akan berakhir dalam waktu kurang dari sedetik.

BERSAMBUNG

Terpopuler

Comments

Crazy Souls

Crazy Souls

kalo rawa kotor berarti tempat penuh kejahatan, lah tuh jeici sama penguntit juga villain?

2022-06-27

1

Crazy Souls

Crazy Souls

ya jelas naif lah suruh sapa ganggu mc

2022-06-27

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!