Jeici melihat ke sekeliling untuk mengetahui berapa jam yang telah ia lewatkan.
Hanya ada pusat-pusat struktur sistem yang bergerak secara otomatis dan hal ini membuat dirinya kerepotan.
"Yang benar saja kau tidak punya jam disini?" Tanya Jeici merapihkan pakaiannya hingga dirinya merasa benar-benar siap keluar.
"Punya. Apa anda tidak melihatnya di depan anda? Disana menunjukkan pukul 6 pagi." Ucap sistem kristal harus bersabar menghadapi tingkah Jeici.
"Oh! Sekarang sudah saatnya aku pergi. Sistem kristal! Bukankah pintu untukku sesuai lokasi ini." Ucap Jeici menyerahkan peta yang telah ditandai olehnya.
Tanpa banyak bertanya, sistem kristal menyetujui permintaan pengguna.
Ia menempatkan Jeici di pintu belakang gedung pertemuan ketiga penguasa besar dunia Zaerotheum, yaitu Hereira Kildome dari Echobillum, Fathfine Pieloor dari Heggeiro, dan Luvino Alfoist dari Omintourf.
"Baiklah, 'Vovil Roveye'! Ini saatnya menunjukkan kemampuanmu. Tunjukkan padaku dimana ruang pertemuannya!" Ucap Jeici berniat menguji kemampuan barunya.
Banyak koridor, penjaga, dan pelayan berhasil ia lewati.
Dirinya merasa sungguh beruntung telah mempelajari semacam ini sebelum dirinya benar-benar menjadi buronan.
"Ck! Kenapa rasanya seperti bermain permainan anak kecil itu, ya?" Gumam Jeici menyamarkan seluruh energi, kekuatan, dan tubuhnya sendiri dengan menapakkan kaki di atap ruangan.
"CTAK!"
"Anda sudah memesan ruangan ternyata." Ucap Tuan Pieloor mengakui keunikan selera tuan rumah.
"Itu sudah seharusnya kulakukan." Ucap Hereira diam-diam melemparkan pena miliknya hingga hampir mengenai Jeici.
"Woah! Pembukaan yang bagus! Hehe! Aku mendapatkan pelajaran berharga." Pikir Jeici langsung menyerap energi dari pena tersebut.
"Turnamen itu akan berjalan lancar seperti yang kita rencanakan. Setelahnya, kita membentuk pasukan baru. Para sosok suci itu pasti tidak akan tinggal diam mengetahui kerabatnya berjatuhan!" Ucap Tuan Luvino menyerahkan data ke tangan Hereira.
"Pindai berkas itu, 'Vovil Roveye'!" Pikir Jeici tetap diam di tempat.
Tanpa membuat dirinya turun tangan terlalu jauh, 'Vovil Roveye' langsung menjalankan perintah majikannya.
Hasil pemindaian itu ia buat sebanyak 2 buah salinan agar tidak diketahui ketiga penguasa.
"Lebih cepat, lebih bagus. Bukankah itu prinsip mereka berkerja?" Tanya Hereira membaca laporan dengan cepat.
"Tepat! Membentuk generasi baru kita yang lemah menjadi pendominasi. Dengan begitu, roda kehidupan di dunia kita akan berjalan stabil. Ah! Kurasa kita benar-benar menantikan perkembangan pesat bagi dunia Zaerotheum!" Ucap Tuan Pieloor bersemangat membayangkan tujuan utama mereka terwujudkan.
"Ya. Kita semua mengharapkan yang sama. Sayangnya, tidak semua generasi muda berpikiran sejalan dengan kita. Pemberontakan cepat atau lambat akan terjadi dan dari sanalah mereka akan bersinar walaupun harus terpecah belah!" Ucap Hereira memperhatikan persebaran kaum iblis mereka, terutama yang belum memiliki izin militer.
"Perkataanmu tidak ada kesalahan. Lalu, apa cara yang kita punya untuk mengurangi dampak buruk?" Tanya Tuan Luvino penasaran dengan persiapan yang dimiliki Hereira.
"Membuat masalah." Ucap Hereira tersenyum puas.
"Tunggu! Ini tidak masuk akal. Kita sudah mendamaikan Zaerotheum dari kekacauan. Apa maksudmu kita akan membuat masalah?" Tanya Tuan Pieloor terkejut saat mendengar satu-satunya jalan keluar.
"Lihat persebaran ini! Penduduk kita didominasi usia pertengahan dan sudah mampu menghasilkan sesuatu untuk kita, tetapi para anak-anak ini tidak lebih dari sampah tak berguna. Menunggu mereka bertumbuh di dalam kedamaian hanya akan membuat jiwa mereka semakin lemah! Bahkan menyedihkannya saja saat mereka mendapatkan satu kata ancaman sudah memancing pertarungan yang tidak penting. Itulah mengapa aku menyarankan hal tadi agar mereka mengerti dengan sendirinya." Ucap Hereira menunjukkan apa yang harus dilihat kedua rekannya.
Tidak ada yang bisa menyangkal pemikiran Hereira.
Kedua rekannya justru tersadar akan banyak hal yang akan terjadi di masa depan.
Sementara mereka berdua telah berniat menyelesaikan pertemuan, Jeici menghilangkan seluruh jejak keberadaannya dan pergi sebelum tuan rumah menegurnya.
"Aku yakin dia itu sengaja melakukannya! Bahkan membiarkanku pergi setelah mendengar sebagian percakapan? Urgh! Aku paling tidak suka jadi pion seseorang!" Pikir Jeici melesat ke dalam taman bermain.
"SNIFT! SNIFT! SNIFT!"
"Aku ingin permen kapas sebesar langit. Dengan warna pink, violet, tosca, kuning, dan biru tua!" Ucap putri kecil mengajak balon marshmallow miliknya membeli permen kapas bersama.
"Hm...! Jadi, aku berada di tempat anak kecil bermain, ya?" Tanya Jeici kebingungan karena tidak mengetahui tempat yang bagus untuk menutupi penyamarannya.
Ketika dirinya beranjak pergi, seorang putri kecil menarik lengan bajunya.
Wajah yang kecil dan manis ini sama sekali tidak berpengaruh bagi Jeici.
"Kau ingin mengajakku bermain?" Tanya Jeici mengernyitkan dahi.
"Balonku terbang ke langit. Kakak bantu aku meraihnya, ya?" Tanya putri kecil memohon secara terang-terangan pada orang asing di hadapannya.
"Jika aku tidak mau? Kau akan menangis hingga menarik perhatiaan para pengunjung?" Tanya Jeici menatap tajam lawan bicaranya demi mengetahui maksud tersembunyi.
"HWAAA!!!"
Baru saja lawan bicaranya terdiam mendengarkan perkataan Jeici, sang Putri Kecil langsung menangis sekuat yang ia bisa.
Dirinya sudah tidak peduli lagi meskipun senjata yang berupa tangisan anak kecil ini sudah diketahui Jeici.
"Hei, lihat! Apa kamu tidak merasa ayah itu terlalu kejam dengan anaknya?" Tanya pengunjung pertama dengan pengunjung lainnya.
"Kutitipkan anak ini, ya? Dia terpisah dari kedua orangtuanya." Ucap Jeici tersenyum ramah saat meminta bantuan petugas terdekat.
"Em...? Sepertinya tidak begitu, tuan. Anak ini lebih memilih anda untuk menjadi pengasuhnya." Ucap petugas memperhatikan keinginan putri kecil yang masih menggenggam erat kaki Jeici dengan tatapan mengintimidasi.
"Apa?! Tidak, tidak, tidak! Anak ini akan merepotkanku kedepannya, jadi kamu saja yang mengurusnya." Ucap Jeici melepaskan genggaman seorang putri kecil di kakinya.
"Hiks! Hiks! HWAAA!!! Ayah ingin membuang Teressa!" Ucap Teressa Novontee menangis lebih keras lagi.
"Sistem kristal! Apa kau bisa mencaritahu status anak ini?" Tanya Jeici mencoba sebisa mungkin tidak panik di hadapan anak kecil.
Ia sungguh tidak ingin seseorang memanfaatkan kelemahannya untuk diserang.
"Teressa Novontee? Anda mendapat kejutan hari ini." Ucap sistem kristal ikut terkejut setelah memeriksa seluruh data milik seorang anak.
"Apa maksudmu dapat kejutan?" Tanya Jeici kebingungan mendengar perkataan sistem kristal.
"Teressa Novontee, salah satu bawahan Ceresty van Zagen. Tugasnya saat ini adalah mengawasi tindakan anda hingga kelahiran pewaris kedua terbukti benar." Ucap sistem kristal menyimpulkan data yang telah diperolehnya agar lebih dipahami Jeici.
"Jadi dia bersungguh-sungguh ikut ke dalam permainan?" Tanya Jeici sungguh tidak menyangka Ceresty akan mendengarkan omong kosongnya.
Mengetahui informasi berharga seperti ini, dirinya hanya bisa membantu Ceresty dan Teressa mewujudkan keinginan.
Ia mengajak Teressa berkeliling dan menghabiskan waktu di taman bermain.
"Hanya perlu menunggu beritanya saja, tetapi mengapa aku merasa kelelahan?" Pikir Jeici memandang Teressa yang masih asyik bermain dengan tatapan kosong.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments