"Bagus! Semuanya sudah disini! Tuan Jeici akan membawa seorang dari kalian untuk dijadikan gurunya. Ajukan diri kalian dan menghadap langsung ke ruanganku saat ini juga!" Ucap pemilik Pasar Bebas Tiesto berterus terang tanpa mengulur waktu.
"Siapa orang itu? Kita bahkan tidak melihat batang hidungnya!" Bisik seorang staf dengan rekannya yang lain.
"Aku tak tau, tetapi kita bisa keluar dari tempat ini." Bisik staf lama dengan semangat dan penuh harapan baru.
"Kau saja yang ikut bos baru itu! Aku tidak mau hidupku tidak terjamin." Bisik staf pertama sebagai pemulai gosip.
Dari dua staf itu, Jeici langsung tidak menyukai keduanya.
Ia menyingkirkan secepat mungkin dari daftar sosok yang tepat untuk memenuhi tujuan utama.
"Singkirkan dua orang yang berbicara di belakangku itu!" Ucap Jeici dengan menampakkan dirinya dibalik tubuh pemilik Pasar Bebas Tiesto.
"Mereka berdua? Baiklah, Tuan Jeici." Ucap pemilik Pasar Bebas Tiesto mengangguk setuju pada keputusan tamu pentingnya ini.
"Kalian berdua masuk ke ruangan kalian dan pergi berkerja!" Ucap pemilik Pasar Bebas Tiesto menunjuk dengan menyembunyikan rasa malu terhadap dua anak buahnya.
"Ini lebih bagus daripada kita disuruh berdiri lama di lapangan!" Gumam staf pertama mendengus kesal.
"Kalau begitu mengapa dari awal memanggil kita?" Tanya staf kedua pergi mengikuti rekannya yang bernasib sama.
Lapangan menjadi perlahan mulai sunyi tanpa ada satupun staf yang berani berbicara.
Mereka sama sekali tidak ingin mendapatkan tugas yang berkali lipat dari biasanya.
"Saya! Bawa saya bersama anda, Tuan Muda!" Ucap pemuda dengan tatapan tajam bercampur keseriusan dari setiap kata yang dilontarkan.
"Oh benarkah? Mengapa kau ingin aku membawamu?" Tanya Jeici turun dari pilar tanpa memalingkan wajah dari lawan bicara.
Ia sungguh terkesan mendapati seorang peminat baru yang mungkin saja menjadi bagian penting dalam hidupnya.
Mengajukan diri secara terang-terangan, suara yang lantang, dan bahasa tubuh menandakan diri sangat siap terhadap bahaya apapun inilah poin utama yang membuat Jeici bersedia turun menghampiri calon guru.
"Saya bisa membagi ilmuku padamu, menjadi pengikut pertamamu, dan terus bekerjasama memecahkan masalah. Saat ini pesaingku tidak banyak dan saya telah mencuri perhatian anda. Bahkan anda datang mendekatiku karena tertarik!" Ucap pemuda memperhitungkan keberhasilannya secara diam-diam.
"Haha! Aku mulai menyukai pikiranmu. Baik, kau jadi guruku mulai sekarang." Ucap Jeici merasa puas dengan pertukaran bisnis yang mereka lakukan.
"Memang seharusnya anda menyukai pikiranku. Salah satu tujuan anda melakukan sejauh ini juga karena ingin menyamakan pandangan. Dengan begitu anda mampu mendapatkan lebih!" Ucap guru Jeici menunggu perintah pertamanya.
"Siapa namamu, guruku? Kau tau banyak tentangku, tetapi tak satupun aku mengetahui tentangmu, kecuali pemikiranmu yang luas itu." Ucap Jeici berhenti sejenak demi memastikan gurunya memberikan identitas palsu.
"Pft! Kau serius tidak mengenaliku, Jeici?" Tanya Wophiel tersenyum pahit ketika menunjukkan jati dirinya yang asli.
"K-kau?! Jadi kau juga bekerja di bawah perintahnya?!" Teriak Jeici histeris karena tidak menyangka hal ini terjadi secara kebetulan.
"Itu bukan urusan penting sekarang. Kau tidak ingin membuang waktumu, bukan?" Tanya Wophiel menahan informasi penting agar tidak keluar dari mulutnya.
Pemilik Pasar Bebas Tiesto ikut senang melihat keakraban mereka berdua karena dirinya tidak perlu khawatir lagi jika masa kejayaannya akan berakhir.
Ia langsung menawarkan bantuan lebih banyak lagi agar Jeici bersedia menjadi pelanggan setianya.
"Tuan Jeici! Kemarilah lain kali! Kami akan menyiapkan pertukaran seperti yang anda butuhkan." Ucap pemilik Pasar Bebas Tiesto menyerahkan kartu nama.
Harapan besar tetap diberikan dan Jeici mengambil kartu nama itu sebagai kebutuhan darurat.
Kesan akan perbincangan, pelayanan, dan kerjasama mereka berdua telah terukir di hati Jeici.
"DING!"
"Pengguna baru berhasil menyelesaikan misi utama dan harian. Anda mendapatkan bonus +2.500, +125, +2.500, dan +6.000. Total perolehan poin yang anda miliki sekarang adalah 11.125 poin." Bunyi sistem kristal yang mendadak muncul.
"Seingatku tugasnya hanya tambah teman dan tukar 3 jantung 'Beast Hunter' saja. Mengapa bisa bertambah banyak bonus? Ah! Khekhekhe! Aku kaya!" Pikir Jeici menyeringai lebar tanpa diketahui Wophiel.
Ia pergi meninggalkan Pasar Bebas Tiesto, lalu berencana mengembalikan kartu dan bertemu Hereiko di luar.
Satu hal yang tersisa di pikirannya saat ini adalah teman pertamanya telah menunggu barang berharga.
"Bagaimana, kawanku? Apa kau diperlakukan dengan baik? Loh! Bukankah anda Tuan Wophiel yang legendaris itu? Woah! Aku mengagumi anda! Jadikan aku muridmu!" Ucap Hereiko benar-benar takjub pada apa yang dilihatnya.
"Kau mengenalnya, Hereiko?" Tanya Jeici tidak percaya setelah mengetahui kehebatan gurunya ini.
"Muridku ini mana mau percaya padaku. Benar bukan, penggemarku?" Tanya Wophiel yang memiliki motif menyudutkan muridnya sendiri selagi dirinya merangkul Hereiko.
"Aku tak akan menjawab pertanyaanmu jika anda tidak mengangkatku sebagai murid!" Ucap Hereiko bersikeras dan bertekad tidak akan patuh sebelum dirinya mendapatkan apa yang diinginkan.
"Hereiko juga ingin menjadi muridmu? Yoohooo! Aku punya teman tanding setiap hari! Hereiko! Jangan bosan berlatih denganku, ya?" Tanya Jeici meloncat-loncat kegirangan di sekeliling tubuh gurunya.
"Tentu saja! Aku akan lebih kuat darimu dan kau berlindung di belakangku!" Ucap Hereiko sangat yakin dengan kemampuannya.
"Huft! Karena aku suka persaingan kalian, maka aku akan mengajari kalian berdua. Hanya kalian berdua! Tidak lebih!" Ucap Wophiel mengulangi perkataannya disertai penuh penekanan.
Ia paling benci jika harus merepotkan diri untuk hal yang tidak berguna.
Beruntungnya, mereka bertiga masih memiliki waktu berlatih yang panjang.
"Tempat latihan kita akan selalu berpindah-pindah. Tidak ada markas tertentu! Jika dibutuhkan untuk berpindah tempat, maka kita cari tempat baru. Belajarlah berdamai dengan alam!" Ucap Wophiel memperhatikan pemahaman kedua muridnya.
"Jadi, kita bisa berlatih disini, guru?" Tanya Jeici kebingungan harus memilih tempat yang sesuai dengan dirinya sendiri.
"Ya! Sebelum itu guru punya pertanyaan. Menurut kalian, pedang mana yang terkuat?" Tanya Wophiel secepat mungkin mengeluarkan tujuh pedang yang memiliki berbagai bentuk dan kegunaan.
Ketujuh pedang itu memiliki ketajaman, keringanan, dan jumlah energi yang sama besar.
Hampir tidak ada pedang unggul di antara mereka.
"Aku yakin yang ini! Pedang pada dasarnya digunakan untuk pertarungan jarak dekat. Menggunakan pedang panjang hanya akan memperlambat gerak. Jikalau terlatih, butuh kecepatan untuk menyeimbangkannya sebelum musuh menjangkau kita." Ucap Hereiko menguji pengetahuan dasar yang ia miliki.
"Apa yang kau katakan itu stigma kepercayaan warga saat ini?" Tanya Jeici merasa tertantang untuk menyentuh pedang berukuran panjang.
"Tergantung pandanganmu, Jeici. Jika kau mempercayai stigma itu, itu artinya kau mudah terpengaruh. Pilihan ada di tangan kalian!" Ucap Wophiel masih menunjukkan enam pedang yang belum terpilih.
"Aku pilih ini!" Ucap Jeici begitu yakin tombak serba guna ini memiliki lebih dari satu mata pedang.
Mengetahui pilihan kedua muridnya, Wophiel langsung menyimpan kelima pedang yang tersisa.
Ia lebih menyarankan pelajaran pertamanya agar pedang dan pemiliknya mampu bersatu.
"SYAT!"
"Hehe! Kau tertangkap, Jeici!" Ucap Hereiko tertawa riang saat bermain peran sebagai penjahat.
"Curang! Kau mencuri peranku!" Ucap Jeici menyikut perut dan secepat mungkin melarikan diri dari Hereiko.
BERSAMBUNG
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 32 Episodes
Comments