"Duchess Ornella, saya dengar lady kedua Ornella menghilang dan sudah satu minggu ini belum ditemukan. Apakah anda sudah mencoba menghubungi ksatria putih untuk mencari lady?"
Duchess Ornella yang sedang menikmati teh, menghentikan gerakannya.
"Ya, benar. Lady kedua Ornella juga memiliki kedudukan tinggi setelah lady pertama, saya khawatir terjadi sesuatu pada lady kedua."
"Duchess?"
Duchess Ornella meletakkan cangkir teh di atas meja dan menjawab. "Duke sudah berusaha keras mencarinya, keluarga Ornella masih mampu mencari dan tidak bisa merepotkan keluarga kerajaan, para ksatria putih masih harus menjaga keamanan istana."
"Tapi negara kita sudah aman jadi-"
"Countess Fiss, apakah anda ingin ikut campur masalah internal Duchy Ornella?" tanya Duchess Ornella.
Countess Fiss terdiam lalu menundukkan kepala. "Maafkan saya, duchess. Saya hanya khawatir dengan kondisi lady kedua."
"Terima kasih sudah mengkhawatirkan putri saya. Tenang saja, ini hanya kenakalan anak kecil saja."
Di tempat kerja perdana menteri.
"Perdana menteri, saya sudah mendengar hilangnya lady kedua. Apakah anda tidak meminta tolong ksatria putih untuk mencari putri anda?"
"Ya, benar. Ksatria putih sangat cepat menyelesaikan suatu kasus, jadi sebaiknya minta tolong ke raja untuk menurunkan ksatria putih."
Perdana menteri hanya diam, menyelesaikan pekerjaan tanpa mendengarkan omongan sumbang bangsawan lainnya.
Di sekolah Sean.
"Sean, aku dengar adikmu menghilang. Apakah sudah ditemukan? kenapa masih belum ada kabarnya?" tanya salah satu teman Sean ketika mereka sedang berjalan ke perpustakaan.
"Ayah sedang berusaha mencari." Sean menjawab singkat.
"Sean, adikmu yang menghilang itu yang jahat kan? disebut wanita jahat dari keluarga Ornella, apakah dia diculik oleh musuhnya sendiri? atau oleh keluarga Ornella?"
Sean menghentikan langkahnya. "Musuh adikku?"
"Bukannya tanpa sebab, lady Ornella disebut wanita jahat kan? pasti ada yang membencinya."
Sean menghela napas panjang. "Aku heran, kenapa Miselia tidak bisa seperti Kamila yang lembut? kenapa mereka sangat berbanding terbalik?"
"Tapi lady pertama Ornella juga berbanding terbalik dengan lady kedua kan? lady pertama sedang belajar ilmu pedang."
Sean teringat saudara kembarnya. "Tapi meskipun Sunny belajar ilmu pedang, dia tidak sejahat Miselia."
Semua teman Sean terdiam melihat komentarnya mengenai lady kedua Ornella. Apakah hubungan mereka sedang renggang?
Di sekolah Sunny.
"Sunny, apakah kamu tidak khawatir dengan Miselia?"
Sunny yang sedang mengusap keringat setelah mengelilingi lapangan, menoleh. "Kenapa dengan dia?"
"Dia sudah satu minggu menghilang, apakah kalian tidak mencarinya?"
"Ayahku sudah turun tangan untuk mencarinya, kami harus melanjutkan kegiatan masing-masing."
"Tapi bukankah ini tidak adil?"
"Apanya yang tidak adil?"
"Lady ketiga hanya kakinya terkilir di pesta countess Argo, seluruh keluarga mempercepat kegiatan dan mencemaskannya tapi begitu lady kedua menghilang, semua tetap melakukan kegiatan seperti biasa. Apakah lady kedua Ornella bukan adik kandung kamu?"
Sunny mulai merenungkan perkataan temannya. "Apakah semua orang berpikir seperti itu?"
"Aku tidak tahu, mungkin ada yang berpikiran seperti itu. Countess Argo terkenal suka membuat pesta teh jadi- yah- kamu tahu mulut orang-orang yang hadir disana bagaimana."
Sunny bergegas pulang ke rumah.
Di rumah, Kamila sedang mengadakan pesta teh dengan teman-temannya.
"Lady Ornella, kakak anda sedang hilang. Apakah tidak apa-apa mengadakan pesta?"
Kamila mengerutkan kening. "Apa hubungan hilangnya kakakku dengan pesta teh? kita sudah menantikannya sebelum kakak hilang."
"Tapi ibu saya bilang itu sangat tidak pantas, kakak saya juga pernah tidak ada kabar saat ikut perang melawan kaum naga dan kami tidak mengadakan pesta bahkan memakai pakaian sederhana sampai kakak ditemukan satu tahun kemudian."
Kamila menyeka air mata di sudut mata. "Ayahku bilang untuk melakukan aktifitas seperti biasa, dan tidak terpengaruh karena tidak mau lawan melihat kami jatuh. Maka dari itu-"
"Nona Mia, apakah baroness Mia tidak pernah mendidik untuk tidak ikut campur urusan orang lain?!" gertak salah satu teman dekat Kamila. "Kedudukan duchy Ornella sangat berbeda dengan baron Mia bahkan dalam etika dan pengajarannya, jadi jangan samakan didikan murahan kalian dengan keluarga Ornella."
Mia berdiri lalu membungkuk untuk meminta maaf. "Maafkan saya lady, atas ketidakbijaksanaan saya. Saya hanya prihatin dengan kasus yang menimpa lady."
"Tidak apa," senyum Kamila lalu menenangkan teman dekatnya. "Tidak perlu menggertak begitu, semua bangsawan ibukota sejak kecil pasti sudah paham mengenai hal ini."
"Benar, jika sudah tinggal di ibukota sejak kecil pasti paham tentang pendidikan keluarga perdana menteri." Sahut yang lain untuk mencemooh Mia.
Mia kembali duduk dan menundukkan kepala. Dia memang baru tiba di ibukota satu bulan lalu berkat bisnis ayahnya yang meningkat atas bantuan perdana menteri, dia tidak bisa melawan atau bicara sembarangan ke keluarga perdana menteri. "Maafkan saya," ucapnya dengan nada getir.
Setelah itu mereka melanjutkan acara pesta teh tanpa melibatkan Mia. Mia hanya duduk dan makan dengan perasaan getir dan hambar. Takut Kamila akan mempermasalahkan hal ini ke orang tuanya.
------
"Keluarga baron Mia ada di ibukota?" tanya Miselia yang terkejut dengan perkembangan baru ibukota. "Sejak kapan? satu minggu lalu?"
"Satu bulan yang lalu," koreksi Helena.
"Satu bulan yang lalu? apakah itu bersamaan dengan kebijakan perluasan jalur bisnis barat ke negara tetangga?" tanya Miselia.
Ezard menatap rumit Miselia. "Kamu tahu itu?"
Miselia berkedip dan menggigit lidahnya sendiri. "Tidak, lupakan saja. Anggap saya tidak tahu."
"Miselia, bicaralah jujur." Perintah Helena.
"Jika saya bicara jujur atau tidak, apakah kalian akan percaya? semua orang selalu meragukan perkataan saya dan menganggap jahat hanya karena satu atau dua kalimat." Balas Miselia, tidak kalah sengit. Sekarang dia mulai terbiasa dengan sikap Helena.
"Memangnya aku seperti mereka, apakah kamu menganggapku sebodoh itu? aku tahu kamu bohong atau tidak, kaum naga selalu bisa mendeteksi kebohongan."
"Kaum naga? apakah kalian adalah kaum naga?" tanya Miselia tidak percaya.
Helena menutup mulutnya dengan cepat.
"Jadi benar, kalian adalah kaum naga?" tanya Miselia.
"Apakah kamu sudah menduganya?" tanya Ezard yang tidak berusaha menyembunyikan keberadaannya.
"Hmm-" Miselia mencari jawaban yang tepat. Tidak mungkin bahas film tentang penyihir, naga dan lain-lain. Biar bagaimana pun di kehidupan pertamanya memang ada yang menyebut kaum naga bahkan sepuluh tahun lalu negara ini berperang dengan kaum naga yang barbar tapi tidak ada yang bisa melihat wujud asli kaum tersebut, tentara dan bangsawan yang berperang dengan kaum naga berwujud manusia itu meragukannya sendiri meskipun diluar mereka gembar gembor melawan kaum naga.
Helena menatap bingung Miselia. "Lupakan soal kaum naga, beritahu kami mengenai kebijakan itu. Perdana menteri sangat vokal untuk membuka jalur tersebut padahal tidak ada yang berani melewatinya dan memilih jalur memutar. Hal itu berdampak pada wilayah baron Mia."
Miselia menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Jika saya yang membuat ide itu, apakah kalian akan percaya?"
"Apa?!" teriak Ezard dan Helena bersamaan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments