Miselia sudah bertekad, sebelum meninggalkan negara. Dia harus mengubah sistem negara ini, raja dianggap remeh oleh para bangsawan membuktikan sudah tidak sehat lagi.
Kenapa mereka melakukan itu? kemungkinan salah satu faktor adalah raja dan keturunannya merupakan keturunan naga dan bisa berubah wujud menjelang tua dan saat belum dewasa, kaum naga saat ini dianggap musuh para manusia. Jadi kemungkinan besar keluarga kerajaan sedang bertindak hati-hati supaya identitas tidak ketahuan.
Jika aku berusaha menyamankan diri di masa depan, berarti aku harus memperbaiki negara ini supaya tidak ada kesenjangan sosial.
Begitulah pemikiran Miselia saat ini.
"Hak paten? Apa itu?" tanya Helena.
Miselia menjelaskan dengan sabar. "Semisalnya aku membuat suatu barang seperti pedang dengan bentuk hati. Bentuk itu masuk ke merk dagang milik aku dan bebas dijual beli atas namaku setelah mendaftarkan hak paten, jika ada yang berusaha meniru benda tersebut maka aku bisa mengajukan tuntutan dan kerugian biaya."
Helena mulai tertarik. "Hak merk dagang? Kenapa kami tidak memikirkannya dari dulu? Miselia, kamu harus mengatakan ini ke ayah!"
Miselia mengangguk.
Helena teringat sesuatu lalu memiringkan kepala. "Lalu, apa hubungannya dengan topi di pesta teh?"
Miselia memasang senyum nakal. "Setidaknya, ini akan membuat hobi anda tersalurkan dan bisa menampar para bangsawan muda yang hobi pamer dan tidak suka belajar."
Helena masih tidak memahami perkataan Miselia.
Sesampainya di kastil, Helena segera menyeret Miselia ke ruang kerja ayahnya. Kebetulan raja dan pangeran mahkota sudah pulang lebih awal karena pertemuan berjalan lancar.
Raja dan pangeran mahkota yang mendengar itu terpana lalu mengangguk setuju.
Helena mulai tidak sabar. "Kapan kita akan melakukannya? aku ingin segera membuat topi dengan dibantu desainer."
Miselia juga menjelaskan tentang kerja sama jika ada yang ingin memakai barang yang sudah dipatenkan.
Raja menggebrak meja. "Tunggu apa lagi, kita harus mengumumkan ini ke para pedagang dan lainnya."
Miselia memiringkan kepala. "Yang Mulia, sebaiknya anda bicarakan ini ke kerajaan lain juga. Saya takut ada yang memanfaatkan ini dengan memalsukan barang ke luar kerajaan."
Ezard setuju dengan pendapat Miselia. "Ayah, sebaiknya beritahu paman mengenai hal ini sehingga tidak ada kecurangan."
Raja mengangguk setuju lalu memerintahkan sekretarisnya untuk mengirimkan pesan ke kaisar.
Miselia terkejut. Kaisar? paman?
Setelahnya, raja menyuruh Miselia dan Helena masuk ke dalam kamar dan menunggu kabar. Di samping itu, Helena tidak menyia-nyiakan waktunya, dia bersama dengan Miselia membuat gambar topi lalu diserahkan ke desainer. Jarang ada desainer topi yang mau menerima desain dari orang lain, tapi berhubung Helena adalah seorang putri. Mau tidak mau mereka mengerjakannya.
Awalnya Helena merasa tidak enak hati, tapi begitu mendapat saran dan sedikit tekanan dari Miselia. Helena menggunakan wewenangnya sebagai putri.
Miselia terpaksa melakukan hal ini untuk menekan orang-orang butik supaya tidak bertindak sembarangan terhadap putri, mereka juga pasti terpengaruh dengan para bangsawan yang meremehkan anggota keluarga kerajaan.
Miselia jadi teringat dengan semua presiden di dunia di kehidupan kedua. Mereka maju karena rakyat, berusaha keras untuk rakyat meskipun memang ada berbagai gosip miring, tapi yang membuat Miselia menyayangkan adalah cara rakyat hanya melihat kerugian yang mereka dapat, bukan sisi positif sang presiden.
Katakanlah presiden membuat banyak kerugian untuk negara, kita sebagai rakyat juga pasti maju untuk melindungi negara- tapi bukan berarti semua hal pribadi juga dikritik.
Miselia bukan pecinta politik sampai mengkritisi pendapat dan kinerja orang lain, meskipun sempat belajar politik karena tertarik dengan struktur negara, cita-citanya bukan menjadi politikus hebat tapi ingin memberikan ide segar sebagai generasi muda.
Yang paling disayangkan Miselia adalah tidak ada hormatnya rakyat terhadap presiden atau orang yang lebih tua, hormat disini bukan memuja berlebihan sampai bertengkar dengan saudara sendiri tapi lebih ke menghargai dan menghormati pekerjaan orang lain, menangani satu negara itu tidak mudah karena kita harus berhati-hati setiap mengeluarkan kebijakan supaya tidak ada kerugian.
Dan meskipun anggapan orang-orang hukum tajam ke bawah dan tumpul ke atas, faktanya memang hal ini sudah lama terjadi di masa lalu, bukan sekarang atau kemarin saat presiden siapapun yang bekerja.
Intinya kita harus bisa menghargai dan menghormati pemimpin negara, jika salah langsung tegur dan berikan pendapat, jika tidak didengar- kita yang maju dan melakukannya. Ide bukan untuk disimpan tapi diterapkan, jangan memaksakan ide ke orang lain.
Miselia berharap di kehidupan ketiga, tidak akan menemui hal ini- ternyata malah ada dan lebih parah. Para menteri sudah meremehkan raja, jika ini dibiarkan saja maka tidak akan ada namanya kerajaan lagi. Rakyat pasti akan lebih mendengarkan posisi yang menguntungkan, perlahan tapi pasti fungsi raja tidak dibutuhkan lagi.
Miselia tidak mau hal itu terjadi, raja merupakan keturunan pendiri negara sekaligus penjaga adat negara. Jika rajanya jahat, tentu tidak masalah- tapi raja yang sekarang baik, terlalu baik malah sampai diremehkan para menterinya sendiri.
Dan kemungkinan besar pasti ada yang meremehkan soal hukum hak cipta.
Miselia menatap luar jendela kastil lalu tersenyum, mungkin ini juga bisa jadi jalan untuk menjatuhkan mental para bangsawan?
Helena yang berdiri di belakang Miselia, merinding. "Kenapa kamu senyum-senyum sendiri?"
"Saya punya ide untuk menjatuhkan mental para bangsawan kaya."
"Hah?"
------
"Yang Mulia Kaisar, saya rasa ide raja benar-benar hebat." Kata si sekretaris.
Kaisar menunjukkan senyum miring dengan tatapan bosan. "Memang benar, ide ini tidak pernah digunakan siapa pun."
"Yang Mulia-"
"Sudah saatnya aku bertemu dengan saudara terkasih, bersiaplah."
Sekretaris membungkuk lalu keluar dari ruang singgasana raja.
Kaisar meremas kertas surat itu lalu membakarnya dengan api yang muncul di tangan. "Benar-benar dunia yang damai, aku jadi bosan."
Salah satu wanita yang duduk di dekat kaki Kaisar menyarankan. "Yang Mulia Kaisar, apakah surat itu benar-benar tidak menarik? tapi sekretaris terlihat suka."
Kaisar menaikkan dagu wanita itu dengan kasar. "Jadi, kamu jatuh cinta dengan sekretarisku?"
Wanita itu ketakutan. "T- tidak."
Kaisar melepas dagu wanita itu dengan jijik lalu menatap perdana menteri yang hanya berdiri diam menatap wanita yang disentuhnya.
"Perdana menteri, apakah kamu kesal dengan perlakuanku terhadap keponakanmu?"
"Tidak, Yang Mulia."
Kaisar mengangguk senang. "Tidak ada wanita yang bisa memuaskan minatku, rata-rata mereka hanya melempar tubuh mereka seperti yang dilakukan keponakanmu- aku kira keluargamu bisa berguna, ternyata sama saja."
"Yang Mulia, dia yang melempar tubuhnya sendiri ke anda. Bukan saya, jadi jangan dikaitkan dengan saya meskipun secara darah, kami sedikit terhubung."
Kaisar menertawakan sikap perdana menteri. "Bersiaplah dengan pertemuan para raja, beberapa hati lalu aku sudah ke negara saudaraku ternyata membosankan. Jika bersamamu- mungkin bisa mengusir kebosananku."
Perdana menteri menuruti perintah kaisar tanpa menunjukkan raut wajah apa pun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
Sulati Cus
sama ternyata cm sekedar pengamat tp klu ada yg nyerang ranah pribadi suka kesel
2023-01-11
0