"Nah, tuan-tuan terhormat. Lebih bijaksana lagi, jika kita mengundang beberapa perwakilan penyihir serta pedagang supaya adil," usul Miselia.
Raja setuju lalu memerintahkan sekretaris menghubungi masing-masing wakil.
Miselia melihat pemandangan luar jendela. Semoga tidak berlangsung lama.
Rupanya si penyihir cantik pembuat timbangan dan earphone sudah bergerak cepat terlebih dahulu. Kurth dan perwalian pedagang lainnya sudah dijemput terlebih dahulu lewat portal dan langsung masuk ke dalam hall sebelum si sekretaris kerajaan mengirim merpati pos.
Penyihir cantik dan para wakil pedagang membungkuk untuk memberikan salam, raja serta pangeran mahkota mengangguk singkat sementara Miselia bersikap hormat dengan sedikit membungkuk. Kali ini dia bukan bagian dari keluarga Ornella, jadi bisa berbuat seenaknya.
Kurth tertawa. "Pangeran mahkota, apakah ada ide luar biasa lagi?"
Pangeran mahkota hanya tersenyum, dia tidak berani mengambil pujian orang lain.
Kurth mengerutkan kening ketika melihat Miselia berdiri di samping raja lalu melirik perdana menteri yang berdiri berseberangan dengannya. Bukankah harusnya perdana menteri yang disana? kenapa malah lady jahat yang disana?
Miselia membungkuk rendah dan membicarakan sesuatu di balik kipasnya sebentar, raja mengangguk lalu Miselia menegakkan kembali badannya.
"Selamat siang ketua asosiasi pedagang. Perkenalkan, saya Miselia. Saya ingin memberikan suatu saran untuk penyihir, pedagang dan juga kerajaan."
Kurth cepat-cepat menyembunyikan raut wajah terkejutnya. "Lady, apakah ini menyangkut masalah portal?"
Penyihir cantik menatap lurus Miselia. "Para penyihir tidak mempermasalahkan mengenai pemakaian portal yang dibuat, tapi harusnya pihak kerajaan menghargai pembuat portal. Tenaga yang kami keluarkan tidak sembarangan."
Para menteri mengejek si penyihir cantik.
"Hal itu membuktikan para penyihir serakah."
"Apakah kalian tidak merasa malu?".
"Bahkan para pedagang pun dirugikan oleh ulah kalian."
Si penyihir cantik menatap tajam para menteri. "Kalau begitu, kenapa tidak kalian saja yang membuat portal itu?"
"Itu tugas kalian, sudah menjadi resiko para penyihir!"
Miselia menghela napas panjang lalu melempar gelas kaca milik raja di tengah.
Perhatian mereka semua teralihkan.
Miselia tersenyum. "Maaf, tangan saya terpeleset. Jika kalian ingin berdebat, teruskan saja. Saya, raja dan pangeran mahkota bisa undur diri."
Semua orang diam, tidak mengeluarkan suara apa pun.
Miselia menunggu beberapa saat, lalu bertanya. "Apakah sudah selesai? jadi, giliran saya boleh?"
Raja mempersilahkan Miselia. "Silahkan, lady."
Miselia menatap si penyihir cantik. "Bisakah kamu membuat sebuah benda pipih seperti terbuat dari plastik atau besi yang tidak bisa dihancurkan atau berkarat lalu memiliki bentuk persegi panjang?"
Penyihir cantik memiringkan kepalanya dan menyeringai. "Saya tidak akan paham jika lady tidak membantu saya membuat cetak biru."
Miselia mendengus. "Huh!"
Ezard menjadi penengah. "Lady, kita harus melakukan apa?"
Miselia tersadar dari sikap kekanakannya lalu mulai menjelaskan. "Jadi, saya meminta tolong penyihir membuat benda yang mudah dibawa para pedagang atau siapa pun yang melewati portal untuk menunjukan benda itu ke para petugas tanpa memberikan uang."
Kalau di dunia yang aku tempati dulu namanya E-Toll. Batin Miselia yang sedikit geli di hati dan merasa curang karena mengambil ide orang lain.
Semua menteri menertawakan ide Miselia.
"Bagaimana caranya tidak memberikan uang dengan benda itu?"
"Apakah kita harus menggratiskan portal?"
"Kasihan perdana menteri, punya anak memalukan."
Wajah penyihir cantik berubah cemberut sementara pedagang menjadi tidak enak hati, mereka tahu bagaimana kerasnya pekerjaan yang dilakukan penyihir karena mereka tahu bagaimana kerasnya kehidupan di luar sana.
PRANG!
Perhatian mereka teralihkan lagi, kali ini Miselia melempar gelas pangeran mahkota.
"Sudah selesai? apakah ini manner para orang dewasa yang merasa dirinya tinggi?" sindir Miselia di balik kipas.
"Lanjutkan!" perintah raja.
"Kita sebut saja nama benda itu- kartu sihir untuk sementara." Miselia buru-buru menambahkan kata sementara ketika si penyihir cantik hendak memotong kalimatnya.
"Awalnya kartu dibeli ke petugas kerajaan dengan ditukar uang, sederhananya begini- saya membeli kartu ke pangeran mahkota seharga seribu pira lalu saya melakukan perjalanan memakai portal A, saya harus menunjukkan kartu ke petugas sesuai dengan antrian, uang seribu pira otomatis terpotong, sesuai dengan biaya pemakaian portal. Begitu seterusnya."
Semua orang terperangah dengan ide unik Miselia, raut wajah perdana menteri terlihat mengeras.
"Tidak akan ada kecurangan apalagi antrian didahulukan sehingga pedagang menyuap ke petugas, itu salah satu contoh yang dikritik para penyihir, hanya saja mereka tidak pandai mengungkapkan. Benar bukan perwakilan dari penyihir?"
Si penyihir cantik mengangguk kagum. "Benar, itu benar. Salah satu dari kami menemukan kecurangan, tidak apa jika mereka diberikan bagian- tapi ternyata uangnya lebih banyak masuk ke kantong petugas. Kami pun sering dimarahi karena dinilai lambat, padahal itu karena ulah curang antara pedagang dan petugas kerajaan."
Miselia mengangkat bahu dengan anggun. "Saya tidak peduli dengan hal itu, yang jelas hal ini bisa adil dan tidak ada kecurangan lagi. Biaya langsung masuk ke kantong kerajaan."
Raja mengangguk setuju.
Pangeran mahkota tersenyum begitu melihat pendapat positif dari para pedagang dan penyihir.
Kurth mengangkat tangan. "Bagaimana dengan jika pedagang lupa membawa kartu, kehabisan uang di dalam kartu atau kehilangan di tengah jalan?"
"Masing-masing pos disediakan kartu untuk transaksi. Kerajaan akan menetapkan biaya maksimal, pembelian kelipatan untuk menghindari kecurangan."
"Pembelian kelipatan?" tanya pangeran mahkota yang tertarik.
"Ya, seperti seribu pira, dua ribu pira dan seterusnya, tidak boleh seribu tiga ratus pira dan lain-lain. Supaya tidak bingung dalam penghitungan, tentu saja para penyihir harus berusaha keras membuat kartu dan alatnya." Miselia mengedipkan salah satu matanya.
Si penyihir cantik mengalihkan tatapannya. Selama ini para penyihir di pandang sebelah mata dan dianggap tidak ada nilainya jika tidak bermanfaat untuk para bangsawan, masalah portal juga sama pada awalnya, mereka ingin menunjukkan bahwa penyihir bisa memiliki kontribusi untuk negara ini.
Maka dari itu, begitu melihat ada kecurangan. Mereka merasa dikhianati dan diinjak.
Raja dan pangeran mahkota puas, tidak hanya satu masalah yang selesai tapi juga masalah ketimpangan sosial penyihir dengan masyarakat.
Miselia teringat sesuatu lalu turun ke bawah. "Gawat!"
Setelah memberi salam ke raja dan pangeran mahkota sekilas, Miselia buru-buru pergi ke tempat putri Helena.
Para menteri mencibir tindakan tidak sopan Miselia.
Pedagang dan penyihir mulai berdiskusi.
Perdana menteri sibuk dengan pikiran kacaunya.
Raja berdiri lalu berdehem. "Setelah kita setuju dengan ide lady Miselia, menandakan tidak ada protes dari pihak mana pun jika lady memilih tinggal di istana. Sekarang kita beralih untuk membahas masalah biaya portal dan kartu ini. Penyihir, berapa lama benda yang dimaksud lady Miselia akan selesai?"
Penyihir cantik membungkuk hormat. "Saya harus mendiskusikannya dengan lady, tergantung alatnya yang bagaimana. Tapi saya usahakan secepat mungkin bersama penyihir lainnya."
Raja kembali duduk dan mengangguk puas. "Negara saat ini mengandalkan penyihir."
Penyihir cantik tersenyum bahagia.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments