"Miselia!"
Miselia yang sedang mengerjakan pembukuan, menoleh.
Helena memeluknya dari belakang. "Terima kasih sudah memasak dan membawakan aku bekal, tahu saja aku penyuka daging! ayah dan ibu selalu cerewet karena aku lebih memilih daging daripada sayur. Ternyata kalau dibentuk kecil, tidak akan terlihat rakusnya aku hehehehe-"
Miselia menjauhkan Helena dari dirinya. "Terima kasih kembali."
"Apakah masih ada? aku ketagihan."
"Tidak, sudah habis. Aku membagikannya ke para menteri." Jawab Miselia.
Helena dan Miselia sepakat tidak berbicara formal saat di depan umum, begitu juga dengan Ezard.
Helena menatap kecewa Miselia. "Kamu yakin? tidak ada yang lain? aku suka makanan buatan kamu."
"Periksa saja sendiri. Tuan putri, apakah tidak merasa bosan?"
"Apa?"
"Aku berencana melihat pembangunan patung naga."
Helena cemberut. "Kenapa kamu ingin melihatnya?"
"Aku hanya heran, negara kita melawan kaum naga tapi juga membangun patung naga di tengah kota. Kenapa bisa begitu?"
"Apakah kamu tidak membaca sejarah negara ini?"
"Aku tidak tertarik sejarah, membaca membuatku mengantuk."
"Tapi aku lihat kamu suka membaca buku sulit."
"Kalau bukunya membutuhkan cara berpikir, aku tidak akan mengantuk."
"Negara kita awalnya dibentuk oleh naga dan para pengikut, salah satunya keluarga Ornella. Di salah satu kediaman kamu juga ada patung naga kan?"
"Ya."
"Nah, makanya tidak heran dibangun patung naga. Tamat."
"Hah?"
"Sederhananya memang begitu."
"Ta- tapi kenapa negara kita melawan kaum naga dan apakah mereka benar-benar kaum na-"
"Miselia, jangan ikut campur urusan pria. Kita sebagai perempuan cukup bersenang-senang saja. Lagipula kenapa kamu tiba-tiba memikirkan itu?"
"Aku hanya ingin mengucapkan terima kasih ke dua naga yang sempat menolongku, waktu itu aku pingsan karena ketakutan."
"Ah, permintaanmu itu sudah diterima mereka kok."
"Ya?"
"Tidak usah memikirkan hal tidak penting, sekarang buatkan aku makanan seperti itu lagi. Aku ingin memakannya sampai puas."
"Tunggu, tidak baik makan terlalu banyak. Saya akan membuatkan menu lainnya besok, sekarang saya mau meneliti sesuatu."
"Meneliti?"
Miselia mengangguk.
"Kalau begitu-"
"Ayah sudah gila?"
Helena dan Miselia yang hendak kembali ke kamar, mendengar teriakan Ezard di lorong kastil.
"Putra mahkota, jangan bersikap seperti itu."
"Menambah biaya untuk menyambut para raja, itu sudah keterlaluan. Jika biaya dipakai untuk memperbaiki jalan, aku bisa mengerti. Tapi biaya pesta untuk mempercepat penyambutan para raja, sudah berlebihan!"
Miselia dan Helena berjalan mendekati pangeran mahkota, raja dan ratu.
"Ayah, ada apa?" tanya Helena.
Raja memijat keningnya. "Perasaan ayah membaik saat melihat makanan buatan Miselia jadi tanpa sengaja ayah menyetujui proyek menteri luar negeri. Ah, Miselia. Aku tidak menyalahkanmu, ini murni kesalahanku."
Miselia membungkuk untuk memberi salam ke raja dan pangeran mahkota.
Ezard memijat kening. "Kita tidak bisa membatalkannya karena perdana menteri sudah mendapatkan cap ayah. Besok uang sudah harus disediakan bendahara istana."
"Kalau boleh tahu, pertemuan tentang apa?" tanya Miselia.
"Hanya membahas hubungan politik antar negara," sahut raja sambil mengibaskan tangan. "Anak-anak perempuan tidak perlu ikut campur, kalian cukup bersenang-senang saja."
"Apakah ini menyangkut kaum naga?" tanya Miselia.
Hening.
"Jadi benar, ini tentang kaum naga." Miselia menatap raja. "Bolehkah saya menyarankan sesuatu, Yang Mulia?"
--------
Di kediaman Ornella.
Kamila bahagia melihat duke makan malam di kastil. "Ayah, malam ini tidak lembur di istana?"
"Hari ini hati raja membaik, jadi ayah bisa pulang ke rumah."
Duchess Ornella mengerutkan kening dengan anggun. "Suami, apakah raja menyetujui proyek pembangunan?"
"Ya." Jawab Duke Ornella sambil menghabiskan anggur kesayangannya.
Sunny menasehati Kamila. "Kamu harus berdandan rapi dan memesan gaun mewah, hari itu banyak raja yang membawa anak-anaknya ke acara, terutama pangeran mahkota. Kamu harus bisa menunjukkan diri sepantas mungkin sebagai pendamping pangeran mahkota."
Kamila mengangguk senang. "Kakak juga."
"Eii, aku harus ada di kelompok para ksatria," jawab Sunny.
"Tapi kakak termasuk salah satu lady teranggun di negara ini, aku jadi ingin seperti kakak." Kamila menatap Sunny dengan mata berbinar.
Sunny merenung lalu bertanya ke kepala pelayan. "Benar juga, sudah lama aku tidak datang ke pesta. Apakah dalam waktu dekat ada undangan untuk aku?"
Kepala pelayan menjawab dengan sopan. "Ada, pesta teh lady Folk."
"Ayah, bolehkah aku memesan gaun dan perhiasan untuk pesta?"
Duke Ornella mengangguk singkat.
Sean tersenyum melihat kedua saudaranya yang akur, sepertinya dia melupakan sesuatu. Apa ya?
Sean melirik kursi kosong di sebelah Kamila, semenjak Miselia hilang, kursinya jadi ditempati Kamila.
Benar, sampai sekarang tidak ada kabar tentang Miselia.
Sean hendak bertanya. "Ay-"
Duke Ornella bangkit meninggalkan meja makan bersama Duchess dalam keadaan mabuk.
Sean menghela napas panjang dan kembali melanjutkan makan.
Di luar kediaman Ornella.
"Kalian dengar, lady jahat Ornella menghilang."
"Menghilang di upacara kedewasaannya, keluarga Ornella juga tidak hadir karena anak bungsu tiba-tiba sakit."
"Pest berlangsung tanpa si wanita jahat, menurut kalian ini ulah siapa?"
"Entahlah, tidak bisa ditebak. Musuh duke sangat banyak."
"Bagaimana jika keluarga Ornella lah pelakunya?"
"Tidak mungkin!"
"Tapi itu mungkin saja, sewaktu kelahiran lady kedua Ornella kan-"
"Sssttt! jaga bicara kamu, apakah kamu mau tiba-tiba hilang kepala?!"
"Maaf!"
"Jangan dibahas lagi, wanita jahat itu sangat tidak penting. Kalau saja duke tidak ada, bisa-bisa keluarga Ornella runtuh."
"Ya, benar. Untung saja Duke datang di waktu yang tepat."
Percakapan orang-orang bar, terdengar Miselia dan helena.
Helena mendecak. "Ternyata para pria jika mabuk, lebih suka bergosip!"
Miselia mengambil camilan dan menyicipinya sedikit. "Wah, apakah kalian menyukai makanan berminyak seperti ini? astaga!"
Setelah Miselia memberikan jalan keluar untuk raja, dengan senang hati raja mengizinkam Miselia dan Helena keluar bersama ksatria putih bayangan.
"Aku tidak pernah makan di luar istana." Helena menatap jijik makanan berminyak di atas meja. "Para pria suka makan seperti ini?"
"Panggil salah satu ksatria bayangan yang berasal dari rakyat biasa, aku ingin mendengar komentar mereka," kata Miselia.
Helena melirik kanan dan kiri lalu menyentuh gelang di tangan kiri menggunakan jari telunjuk dan tengah di kanan.
Tidak lama dari pintu bar, masuk seorang pria berjubah, bertubuh kekar dengan brewok dimana-mana.
Helena dan Miselia saling memeluk ketakutan begitu melihat penampilan menyeramkan ksatria itu, otot terlihat dimana-mana termasuk brewok berwarna cokelat sedada, menjulur keluar dari jubah cokelat.
Pria berjubah itu membungkuk sekilas lalu duduk di kursi kosong dengan suara pelan. "Perintah apa yang akan saya laksanakan, Yang Mulia?"
"Apakah semua ksatria putih bayangan memiliki penampilan menyeramkan?" tanya Miselia.
"Aku tidak tahu," jawab Helena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments
X'tine
semangat ya Thor, ceritanya bagus gak bertele2... semoga ke depannya othor banyak menciptakan karya baru... 🥰
2024-06-27
0
HwaLi S
wah, terima kasih yaa
2022-06-24
0
MarthaAnna
keren sekali ceritanya Thor.
semoga nanti banyak yg singgah
2022-06-24
2