Miselia menikmati baca buku sambil tiduran di sofa setelah selesai memasak camilan kesukaannya, basreng pedas. Untung saja di istana ada cabai dan bahan-bahan yang diinginkannya saat berada di kehidupan kedua.
"Mhmm- basreng memang yang paling nikmat saat santai." Miselia memuji dirinya sendiri. "Ah, dulu aku mati-matian jualan demi membayar hutang kuliah, sekarang aku hanya bisa menikmati hasil keahlianku hahahaha- dengan begini aku bisa hidup mandiri dan menjual semua camilan yang aku pelajari dulu."
BRAK!
"MISELIA!"
Miselia bangun dari sofa dan melihat Helena membuka pintu dengan kedua tangannya. "Hah?"
"Berhasil!"
"Apanya?"
Helena lari lalu memeluk Miselia. "Berhasil! semua orang setuju dengan saran kamu! kakak sudah tidak diremehkan lagi!"
Ezard masuk bersama teman dan penyihirnya. "Ayah setuju mempertegas jumlah muatan, para pedagang juga tidak keberatan jika perhitungannya memang adil, timbangan kereta juga akan diawasi asosiasi pedagang sehingga menimalisir kecurangan, pihak kerajaan juga mendapat keuntungan dari perhitungan muatan termasuk muatan untuk masing-masing wilayah, sekarang mereka sedang menetapkan berapa biayanya."
Miselia memutar mata dan kembali merebahkan badan serta makan camilannya. Itukan hal biasa di dunia modern, hanya saja disini lebih terbelakang seperti penggunaan penyihir dalam pembuatan barang-barang.
Helena penasaran melihat makanan yang dimakan Miselia, dia menyicip dan matanya membulat. "Wuaahhh- makanannya pedas dan enak, bagaimana bisa kamu membuat ini?"
Miselia menatap heran Helena. "Itu pedas, anda menyukainya?"
Helena mengangguk puas lalu menikmati camilan buatan Miselia.
Ezard juga menyicipinya bersama teman, sementara penyihir menolak lalu menatap heran Miselia.
"Lady kedua Ornella, melihat sikap santai dan tidak sopan anda. Apakah anda sudah menduga pangeran mahkota akan menang?" tanya si penyihir.
Miselia menoleh. "Tentu saja."
"Tapi, anda adalah wanita jahat dari Ornella."
Helena yang duduk di pinggir sofa sementara Miselia kembali rebahan, menatap heran sang penyihir. "Memangnya kenapa dengan wanita jahat? Miselia adalah wanita hebat."
Miselia mengangguk puas.
Ezard memasukan basreng ke dalam mulut si penyihir. "Coba kamu makan, sedikit pedas tapi enak."
Penyihir itu mengunyah makanan lalu matanya berkilat. "Ini- koki mana yang membuatnya?"
"Saya yang buat."
Semua orang menatap Miselia.
Helena takjub. "Selain bisa negosiasi, kamu juga bisa masak? apalagi yang kamu bisa?"
Miselia mengerutkan kening. "Saya memang bisa memasak tapi tidak sehebat dan seenak chef, kalau soal camilan- anda tidak akan meragukannya."
Ezard mengangguk setuju. "Beruntung sekali anak kedua count yang akan menikah denganmu."
Miselia mengerutkan kening dengan jijik. "Saya tidak mau menikahi si mesum itu."
"Hah? kenapa? bukankah dia tampan?" tanya Helena.
"Anda sudah bertemu dengannya?" tanya Miselia ke Helena.
"Dia pernah datang ke pesta ulang tahun kakak, orangnya tampan dan pujaan banyak wanita. Tapi aku tidak tertarik karena suka tebar pesona dan juga pembohong ulang."
"Dia juga penggemar berat Kamila." Tawa Miselia. "Bisa dibayangkan jika hidup saya dibayang-bayang anak itu, saya tidak mau dan menolak keras. Lebih baik hidup sederhana dan membuka kedai makanan lalu menjual camilan yang tidak pernah dijual orang banyak."
Semua orang menatap heran Miselia.
"Apakah kehidupan anda sebagai lady kurang?" tanya si penyihir.
Miselia mulai mengingat kehidupan pertamanya dengan wajah sedih. Meninggal karena disiksa suaminya, tidak ada yang mau datang berkunjung saat sakit bahkan keluarganya merayakan pesta penobatan Kamila sebagai ratu. Seolah melupakan keberadaan Miselia.
"Saya tidak mau kembali ke kehidupan yang menyakitkan, mati dalam kesendirian sementara seluruh keluarga melupakan keberadaan kita." Miselia mengangkat tangan kanannya ke udara. "Saya ingin menjadi pemalas yang hanya bisa makan dan tidur tapi punya uang banyak."
Helena menatap sedih Miselia. "Sepertinya harapan kamu yang itu tidak akan pernah terkabul."
"He?"
Ezard menatap Miselia dengan tatapan permintaan maaf. "Ayah sudah tahu, ide ini dari kamu jadi menyuruhku untuk mengangkat kamu sebagai salah satu penasehat bayangan jika identitas tidak mau diketahui banyak orang."
"Ha-aaaah!!!"
-----
Duke Ornella duduk di ruang rapat dengan raja di kursi utama dan para menteri duduk di posisi masing-masing, kali ini hanya ada dua perwakilan pedagang membahas masalah lebih serius lagi dan tidak berdiskusi di ruang terbuka seperti sebelumnya. Mereka sudah mencapai kesepakatan bersama.
Raja mengetuk jari. "Masalah biaya sudah diselesaikan, saya akan mengirim ksatria putih untuk mengusir para perampok dan perompak."
Baron Mia mengangkat tangan. "Bagaimana dengan pelabuhan? apakah akan memberlakukan hal yang sama dengan kereta?"
Menteri perdagangan menggebrak meja. "Seberapa besar usaha penyihir dalam membuat timbangan kereta, mereka tidak akan mampu membuat timbangan kapal! berpikirlah yang cerdas baron."
Raja melirik Duke Ornella yang tidak mengucapkan apapun. "Duke?"
Duke Ornella menundukkan kepala. "Ya, Yang Mulia?"
"Bagaimana saranmu? selama ini kita hanya fokus jalur darat dan tidak ada yang berani melewati jalur laut, para perompak protes karena muatan kapal terlihat jauh lebih berat dan banyak daripada sebelumnya saat kita bernegosiasi."
"Yang Mulia, izinkan kami bicara sebelum ada banyak pihak yang menyalahkan kami, para pedagang." Sela Kurth.
Raja mengangguk.
Kurth berdehem dan menatap perdana menteri dengan tatapan mengejek. "Awalnya kami para pedagang bersedia melakukan muatan seperti batas yang ditentukan sehingga membuat biaya pesanan naik, para bangsawan serta orang kaya tidak mau bersabar dan marah kepada kami serta mengancam akan membatalkan pesanan di tengah perjalanan. Kami sendiri tidak mau ada kerugian sehingga terpaksa menambah beban kereta untuk mengurangi jumlah kerugian."
Raja menghela napas berat. "Akhirnya pihak pedagang mau berkata jujur."
Salah satu menteri menggebrak meja. "Apakah sekarang para pedagang berani menghina kami, para bangsawan?!"
"Bukankah para bangsawan dan orang kaya membayar lebih untuk mempercepat pesanan?" tanya raja.
"Benar, kami juga membayar lebih!"
"Kenapa jadi pihak pedagang yang menyalahkan kami, harusnya kalian bercermin pada diri sendiri!"
Duke Ornella menaikkan sudut bibir. "Apakah pihak pedagang tidak bisa memanajemen pekerjaannya?"
Ketua dan wakil ketua menjadi geram.
Raja menghela napas panjang, teringat dengan saran putranya.
- Flashback -
"Urutan antrian?"
"Ya, kemungkinan besar itu terjadi karena pesanan yang banyak. Kita juga tidak bisa menyalahkan pihak pedagang seratus persen meskipun memang ini kesalahan di pihak mereka, jika kita terang-terangan menyalahkan mereka- yang ada hanyalah kerugian." Ezard menjelaskan dengan hati-hati supaya ayahnya mengerti.
Raja mengangguk setuju. "Benar."
"Karena itu kita terapkan saja sistem antrian, pihak pedagang juga tidak boleh merasa tidak enak. Jika pihak pedagang melakukan kecurangan maka pembeli bisa menuntut dan kita memiliki bukti."
"Contohnya?"
"Misalnya aku dan Helena memesan barang A secara bersamaan, saat pedagang memberikan bukti surat penjualan bersama dengan nomor antrian di atasnya maka kita sudah menerapkan persetujuan bersama. Jadi semisalnya Helena terlebih dahulu yang diberikan barang padahal nomorku lebih dulu, maka aku bisa mengajukan keberatan. Dengan syarat jika melebihi waktu satu hari karena kita harus mempertimbangkan jarak."
Raja mengangguk setuju. "Ide yang bagus, apakah ini ide kamu?"
"Bukan, ini ide Miselia."
Raja menggeleng prihatin. "Tidak kusangka dia perempuan cerdas, padahal citra dia di mata masyarakat sangat jelek."
"Aku rasa dia lebih bijak dari perdana menteri kita."
Raja menatap ngeri putranya. "Kamu- dia seorang perempuan."
"Lalu kenapa jika dia perempuan, ayah?"
"Itu-"
"Ayah tidak bisa mengabaikan Miseila, hanya karena dia seorang perempuan."
Raja merenung. "Apakah dia mau menjadi penasehat bayanganmu?"
"Apa?"
"Sepertinya dia cocok bekerja sama denganmu, masalah gaji- ayah serahkan padamu."
"Bagaimana dengan keluarganya?"
"Aiish, kamu lihat sendirikan. Mereka tetap melakukan aktifitas seperti biasa, kita juga bersikap biasa saja sampai anak itu benar-benar bosan."
"Apakah kita akan mengekang Miselia?"
"Wah, ayahmu akan jadi orang jahat jika benar melakukan itu. Kamu berpikir saja bagaimana caranya supaya dia tidak melarikan diri, sayang sekali anak secerdas itu hanya memiliki mimpi sederhana."
"Ayah, kebanyakan orang cerdas ingin hidup sederhana."
Raja mengangguk dan melambaikan tangan. "Pergilah, sebentar lagi ada rapat lanjutan. Ayahmu ini harus bekerja keras."
Helena, Ezard, teman Ezard dan si penyihir membungkuk lalu meninggalkan ruang kerja raja.
- Flashback end -
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments