"PERDANA MENTERI!"
Duke Ornella yang sedang berdiskusi bersama menteri lainnya, balik badan. "Ada apa?"
"Para perompak dan juga perampok di sekitar bukaan jalan, menutup jalan serta menghalangi pedagang untuk lewat."
"APA?! KENAPA ADA PEROMPAK JUGA?!"
"Wilayah baron Mia juga dilewati laut, Duke apakah anda lupa?" tanya menteri ekonomi.
Duke Ornella mengigit bibir bawah dengan geram. "Kenapa harus disaat sekarang?"
"Ada apa perdana menteri, ayo kita bicara dengan mereka."
Duke Ornella menggenggam kedua tangan di masing-masing sisi. "Turunkan seseorang yang bisa diajak bicara dengan perwakilan mereka."
"Perdana menteri, apakah anda tidak akan turun?" tanya menteri sosial yang heran dengan sikap atasannya.
Duke Ornella tidak menjawab dan hanya melanjutkan pekerjaannya.
------
"Kalian tahu, di sekitar wilayah baron Mia baik di dalam maupun luar merupakan komunitas kumuh yang dimana orang-orang beralih profesi menjadi perampok dan perompak. Pelabuhan di sekitar baron pun tidak ditangani dengan baik."
Miselia membentangkan peta di atas meja dan memberikan tanda wilayah baron Mia dengan batu.
"Hal ini karena kesenjangan sosial di wilayah baron Mia, mereka tidak bisa mengandalkan pertanian dan peternakan karena tanah tandus. Tapi mereka bisa mengandalkan pertambangan batu bara yang biasa kita pakai untuk kegiatan harian. Tambang batu bara mereka hanya bisa dijadikan cadangan karena bisnis utama kerajaan jauh lebih baik, setidaknya tidak sampai perekonomian wilayah Mia jatuh."
Helena mengangguk. "Hanya itu satu-satunya bisnis yang bisa mereka andalkan, jika ingin memperbaiki pelabuhan dan lainnya butuh waktu, tenaga dan uang banyak apalagi ada perompak dan perampok bersamaan yang membuat warga atau pedagang harus memutar jalan. Tidak akan ada yang mau meminjamkan uang untuk pembangunan wilayah."
Ezard mengetuk tangan di jari. "Tapi kita bisa komunikasi dengan para perampok dan perompak kan?"
"Bagaimana caranya? mereka semua pasti perampok dan perompak yang sudah mendarah daging, mengingat profesi di wilayah itu sudah berlangsung puluhan tahun," sahut Helena.
"Awalnya saya menyarankan ayah untuk diskusi dengan kedua pemimpin dan menuruti permintaan mereka supaya ada keseimbangan. Setelah saya pikir ulang, meski sudah dituruti- mereka pasti akan meminta lebih."
"Meminta lebih?" tanya Ezard.
"Kuncinya adalah barang yang dibawa para pedagang. Yang kita berikan pada para perampok dan perompak adalah jumlah perkiraan kasar barang yang dibawa para pedagang. Bagaimana jika para pedaganglah yang mengabaikan perintah perdana menteri dengan membawa muatan berlebih?"
Helena menepuk tangannya. "Benar juga, pedagang pasti tidak rugi jika mereka bisa melewati jalur tersebut dengan harga pajak biasa untuk wilayah Mia."
"Tapi, petugas pasti sudah menghitung jika ada muatan lebih." Ezard mengerutkan kening.
"Yang dimaksud muatan lebih adalah jumlah kereta, petugas hanya menghitung jumlah kereta. Bukan beban yang dibawa pedagang, para perampok pasti mengetahui kelemahan ini."
Ezard mengangguk setuju. "Benar."
"Karena itu saya mengusulkan kepada pangeran mahkota untuk maju." Usul Miselia.
"Aku?" Ezard menunjuk dirinya sendiri.
"Kakak, di keluarga kita yang paling cerdas itu kakak dan paling bijaksana itu ayah. Jika Miselia ingin memberikan usulan, sebaiknya diterima saja."
Ezard menjadi bingung dengan nasehat ngawur adiknya.
"Tidak akan lama para perampok dan perompak memberontak karena kecurangan para pedagang, anda harus maju untuk menekan mereka dan memberikan solusi."
"Bagaimana caranya?"
Helena menjadi antusias juga.
"Begini-"
-------------
Dahi raja berkerut tidak suka ketika mendengar omelan para menteri setelah hampir dua hari lamanya tidak ada solusi dengan para perampok dan perompak di wilayah baron Mia.
Para pedagang protes di luar istana karena rugi dan perwakilan pedagang menemui raja beserta para menteri untuk protes berapa banyak kerugian yang mereka hadapi.
Baron Mia menunduk gugup, dia memikirkan cerita putrinya yang salah bicara. Apakah ini hukuman dari perdana menteri karena putriku menyinggung putri kesayangan duke?
Raja melirik perdana menteri yang masih bersikap tenang seolah tidak terjadi masalah. "Perdana menteri, solusi apa yang bisa kamu berikan?"
Perdana menteri balik badan menghadap raja dan sedikit membungkuk. "Jika kita melihat lagi mengenai kesalahan, ini adalah kesalahan para pedagang sendiri. Kami sudah menetapkan batas barang yang bisa dibawa."
Ketua asosiasi pedagang. Kurth. Memprotes. "Kami sudah memenuhi standart maksimal jumlah kereta serta jenisnya yang bisa dilewati, bahkan kami sudah mengusahakan jumlah minimal. Tapi para perampok itu malah menghitung jumlah barang yang kami bawa! itu tidak adil bagi kami!"
Perdana menteri tidak mau disalahkan. "Kami juga sudah bekerja keras maksimal, kami tidak tahu mengenai hal itu. Yang Mulia."
Kurth menunjuk perdana menteri. "Kami juga bagian dari warga negara ini dan rajin membayar pajak, bahkan lebih banyak untuk kas negara ini. Tapi begitu kami mendapat kerugian, kalian lepas tangan begitu saja! apakah kamu memang perdana menteri?!"
Para menteri lainnya membela perdana menteri.
"Yang Mulia, saya bisa memberikan solusi." Ezard masuk bersama dengan Helena dan teman Ezard di belakangnya serta seseorang memakai jubah.
"Pangeran Mahkota, ini bukan tempat untuk bermain." Ejek perdana menteri.
Ezard tersenyum. "Terima kasih atas sarannya, perdana menteri. Setidaknya pangeran mahkota tidak berguna ini ingin membantu solusi kepada raja."
"Ezard, kamu bicara apa? kamu pangeran mahkota negara ini! pengganti aku, siapa yang bilang kamu tidak berguna?"
"Ada, banyak." Jawab Ezard tanpa malu.
Para menteri berdehem salah tingkah sementara perdana menteri diam tanpa menunjukkan ekspresi apapun.
Kurth yang mengenal Ezard bertanya. "Pangeran mahkota, apakah anda sudah memiliki solusi?"
Ezard melirik Duke Ornella. "Pertama saya berterima kasih pada Duke Ornella karena sudah membantu kemajuan negara kami dan meringankan beban para pedagang."
Perdana menteri mengangkat salah satu alis.
"Yang Mulia, saya ingin anda mengeluarkan perintah dan undang-undang untuk menindak tegas mereka yang melanggar peraturan negara kita. Biar bagaimanapun tanah wilayah baron Mia baik di sekitar luar maupun dalam masih dalam wilayah negara yang kita pimpin. Jika ada yang menghalangi, hukum mati dia!"
"Pangeran mahkota! apakah anda ingin wilayah saya menjadi lautan darah?" tanya baron Mia yang panik.
"Tentu saja tidak, kita hanya menghukum dan bertindak tegas jika ada yang melanggar dan tidak mau bekerja sama lalu saya juga membuat solusi untuk semua pihak supaya tidak ada kecurangan." Ezard menjentikkan jari.
Seseorang berjubah cokelat panjang, maju dan membuka tudung jubah lalu membuat gambar seperti proyektor di udara. Seorang pria cantik berambut pirang muncul di balik tudung itu.
"Ini adalah timbangan kereta," kata Ezard. "Setiap enam bulan sekali, kereta harus ditimbang dalam keadaan kosong. Lalu saat muatan akan meninggalkan atau masuk ke dalam suatu wilayah, harus ditimbang ulang. Jumlah beban barang akan didapat dari berat keseluruhan kereta dengan beban kereta saat kosong, tentu saja yang bisa mengeluarkan surat ini hanyalah kerajaan. Supaya tidak menimbulkan kecurangan."
Para wakil pedagang menimbang saran Ezard, beberapa ada yang mengangguk setuju.
Para menteri bingung, perdana menteri tidak bisa berkata-kata.
Ezard tersenyum puas melihat kebingungan di wajah perdana menteri, begitu juga dengan Helena.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments