"Ehem, nama saya Hexon. Ada yang bisa saya bantu?"
Miselia menatap takut Hexon. "Apakah anda pernah makan makanan di atas meja ini?"
Hexon melihat semua menu makanan bar disajikan di atas meja. "Apakah anda menyuruh saya untuk menukar semua makanan berminyak ini ke pemilik bar?"
"Tidak, tidak. Aku hanya ingin tahu lidah orang-orang ibukota, kenapa mereka terlihat menikmatinya." Geleng Miselia.
Hexon mengerutkan kening. "Mungkin sebagai lady, anda tidak tahu tapi hanya ini makanan terenak bagi para pria kalangan bawah."
"Berminyak begini?" tanya Miselia tidak percaya. "Apakah kalian tidak takut kehilangan otot dan menjadi babi gemuk?"
Helena menatap tidak mengerti Miselia. "Inikan memang dari minyak babi."
"Apa?"
"Lady Ornella, kebanyakan minyak masyarakat kelas menengah ke bawah terbuat dari minyak babi."
Helena mengangguk.
Miselia menutup mulut dan bergegas keluar bar, Helena segera menyusul bersama Hexon. Untung saja Miselia menyarankan bayar semua terlebih dahulu.
Setelah menemukan tempat yang tepat, Miselia segera mengeluarkan semua isi perutnya.
Helena menunggu dari jarak yang aman sambil mengomel. "Aku sudah bilang untuk tidak mencoba makanan seperti itu, biasanya aku hanya minum bir saja."
Hexon mengangguk prihatin. "Lady dan tuan putri tidak cocok makan makanan kelas bawah."
Setelah puas mengeluarkan isi perut, Miselia segera berkumur dengan air yang dibawanya lalu mencari pasir untuk menutup aib. Hexon berinisiatif membantu, Miselia menolak.
Miselia tidak mempermasalahkan minyak babi, hanya saja dirinya sudah melewati dua kehidupan yang penuh drama. Jadi, untuk menelan hal-hal yang menyangkut babi, rasanya sulit diterima.
Karena mengeluarkan semua isi perut, akhirnya Miselia memutuskan ke pasar, membeli bahan masakan. Helena bersorak.
"Aku akan membantu kamu!"
"Tidak perlu." Miselia paling tidak suka diganggu saat melakukan kegiatan. "Kenapa minyaknya menggunakan babi? tidak bisakah dengan tumbuhan seperti di istana?"
Hexon menggeleng sedih. "Babi mudah didapat dan harganya murah."
Miselia mulai memikirkannya sekarang. Minyak untuk dimasak pertama kali ditemukan di Asia, sementara eropa kebanyakan memasak dengan cara panggang dan rebus. Dunia tempat dia tinggali kebudayaannya seperti eropa di kehidupan kedua, jadi dirinya tidak kembali ke masa lalu dunia kehidupan kedua tapi berbeda dimensi.
Di kehidupan kedua memang ada legenda mengenai penyihir dan naga, ada bukti pun hanya gambar tangan. Di kehidupan pertama atau sekarang, penyihir ada lalu naga juga dia temui waktu itu. Berarti dia bisa menggunakan cheat?
Miselia tertawa culas begitu membayangkan akan menghasilkan uang banyak di dunia ini ha ha ha ha!
Setibanya di pasar. Kedua mata Miselia dan Helena berbinar, baru pertama kali mereka berdua masuk ke pasar rakyat. Hexon mati-matian mengejar serta mengawasi mereka supaya tidak ada yang terpisah atau tertinggal.
Hati Hexon sedikit menghangat melihat antusias keduanya.
"Hexon, ini apa?"
"Hexon, apakah ini bisa dimakan?"
"Hexon, bagaimana cara memakannya?"
"Hexon!"
"Hexon!"
Setelah puas mengitari pasar dan berkeliling dengan membawa belanjaan penuh, Miselia dan Helena berjalan dengan riang sementara di belakang sudah ada tiga ksatria putih membawa barang kedua wanita.
Hexon terpaksa memanggil kedua teman ksatria untuk membantunya.
"Wuah, baru kali ini aku ke pasar rakyat. Benar-benar berbeda dengan di Indonesia," ucap Miselia tanpa sadar menyebut negaranya.
"Indonesia? aku baru tahu ada negara seperti itu." Helena mencoba mengingat nama-nama negara.
Miselia mengibaskan tangan di udara. "Tidak perlu diingat, itu hanya negara di dalam khayalanku. Dulu aku selalu berusaha kabur dan menciptakan negara di pikiranku sendiri, ternyata pengalamanku terbatas hahahaha-"
Miselia sudah memikirkan jawaban ini jauh hari jika mulutnya tidak sengaja kelepasan, manusia tempat banyak salah sih.
Helena mengangguk. "Ya."
------
"Lho? Miselia dan Helena mana?" ratu masuk ke ruang kerja pribadi raja. "Yang Mulia, apakah anda tahu?"
"Mereka berdua sedang di pasar bersama para ksatria putih," jawab raja.
Ratu mengerutkan kening. "Padahal aku ingin membahas sesuatu dengan Miselia."
"Ada apa?"
"Aku mendengar kedua lady Ornella akan menghadiri pesta teh lady Folk."
Raja meletakkan pena bulu dan menatap rumit ratu. "Bukan rumor?"
"Aku sudah bertanya ke viscountess Folk."
Raja membelai janggutnya. "Aneh, seolah mereka tidak memiliki saudara lain."
"Apakah keluarga Ornella merasa malu dengan kelakuan Miselia?" tanya ratu.
"Keluarga perdana menteri selalu membuatku sakit kepala, kaisar juga hadir dalam pertemuan raja."
"Astaga!"
"Hah, andai Miselia tidak memberikan aku saran. Mungkin saja aku tidak akan keluar dari tempat ini sampai acara datang."
"Memangnya ada apa?"
"Perdana menteri dan lainnya ingin menyambut para raja dengan parade mewah untuk menunjukkan kondisi negara kita sudah stabil dan tidak diremehkan negara-negara lain, masalahnya kas negara sudah digunakan untuk kompensasi di sekitar wilayah baron Mia. Salah satu utusan rahasia kaisar datang dan menyampaikan akan datang ke acara secara mendadak sebagai kejutan."
"Kejutan?"
"Kaisar sedang mengawasi salah satu negara tetangga."
"Berarti kaisar sedang mempercayakan negara kita?"
"Aku merasa tersanjung tapi itu juga beban berat untukku karena kaisar mengawasi negara yang rajanya hedon tapi rakyatnya masih ada yang miskin, di negara manapun pasti ada rakyat miskin!" raja memukul meja dengan kepalan tangan. "Jika kaisar melihat penyambutan mewah lalu rakyat yang masih miskin, aku harus bagaimana? menteri sosial juga tidak ada hasil kinerja selama sepuluh tahun!"
"Apakah kamu tidak menegurnya?"
"Sudah aku tegur tapi perdana menteri malah membelanya, dan mengeluarkan bukti baru. Lama-lama aku jadi kesal."
"Aku curiga, apakah mungkin salah satu mata-mata kaisar sudah tiba di negara kita?"
Raja membeku lalu bangkit. "Benar! pasti salah satu utusan kaisar sudah tiba! Ezard! dimana putraku, Ezard?"
------
"Apakah nyaman?" tanya Ezard.
"Terima kasih Yang Mulia."
Ezard tersenyum. "Tidak perlu bersikap formal, apakah kamu senang bisa bertemu dengannya?"
Satu tahun selalu di belakang Ezard dan mendorong kursi rodanya membuat Edric bersenang-senang lalu bertemu orang yang dicarinya. "Iya, Yang Mulia."
"Syukurlah, tadinya aku tidak tahu bagaimana membantu kamu untuk mencarinya di negara kami. Ternyata kamu bisa menemukannya, sekarang apa yang akan kamu lakukan?"
"Saya masih bersama pangeran dulu."
"Bersamaku? apakah ayahmu tidak khawatir?"
"Ayah lebih banyak bekerja dan setia dengan kaisar, jadi saya tidak bisa mengganggunya."
"Ha-ah, andaikan saja perdana menteri di negara kami sebijak dan sehebat ayahmu. Ayahku mungkin tidak akan sepusing ini, untung saja ada Miselia yang sempat membantu kami."
"Dia wanita yang cerdas, seharusnya perdana menteri Ornella bangga memiliki lady Miselia."
"Kita memang tidak bisa menebak karakter orang lain. Perdana menteri sangat cerdas dan mampu tapi keserakahan menutupi semua sifat positifnya." Ezard menghela napas panjang.
Edric hanya tersenyum, mendengar keluhan pangeran mahkota.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 133 Episodes
Comments