TUJUH BELAS

Miselia buru-buru ke kediaman countess Folk dan terlambat. Seseorang sedang menumpahkan teh ke gaun putri Helena.

Helena hanya diam tanpa bersuara, dia tidak berani membuat onar demi martabat ayahnya.

Miselia menghela napas panjang. Negara ini memang sudah kacau! tidak ada yang menghormati anggota keluarga kerajaan, kenapa di kehidupan pertama aku tidak menyadarinya?

"Yang Mulia." Miselia membungkuk memberi hormat.

Tidak ada jawaban dari Helena.

Miselia memanggil Helena lagi. "Yang Mulia."

Helena menoleh pelan lalu tersenyum sedih. "Miselia, kamu terlambat."

Miselia merasa bersalah. "Yang Mulia."

Kamila bangkit dan mendorong Miselia dengan bahunya. "Yang Mulia, apakah anda baik-baik saja?" lalu dia menoleh ke Miselia dan menggurui. "Apakah kakak tidak tahu bagaimana caranya mendampingi putri? tadi ada seorang lady yang tidak sengaja menumpahkan teh, sebagai teman putri seharusnya kakak di samping tuan putri."

Miselia menoleh ke ksatria putih.

Ksatria putih merasa bersalah. "Saya tadi sempat ke kamar mandi karena putri minta tolong mencuci topinya yang kotor kena lumpur karena terbang ke arah taman."

Akhirnya Miselia mengerti kenapa para lady membully putri Helena. Topi bagi para lady bisa diganti sesuka hati, yang terpenting jika kotor ya dibuang, beli baru. Hal ini tidak berlaku untuk keluarga kerajaan yang sedang berhemat demi kelangsungan hidup masyarakatnya.

Miselia menghela napas panjang. "Baiklah, kalau memang itu masalahnya. Lady Folk, maafkan kami jika sudah mengacaukan pesta anda."

Lady Folk merasa tidak berdaya dan hanya bisa tersenyum canggung.

Miselia menoleh ke Helena. "Zaman dahulu kala, topi dianggap sebagai kebutuhan karena wanita jarang menunjukkan rambut di depan umum."

Helena menoleh ke Miselia.

"Baik kalangan mana pun, mereka memakai topi untuk menutup rambut yang indah dan hanya ditunjukkan ke keluarga atau suaminya. Kita sebagai bangsawan, harus mengetahui makna topi itu sendiri. Percuma kita mengganti tren topi tapi tidak tahu tujuannya." Miselia tersenyum dan berdoa dalam hati kalau pendapat hasil membaca sejarah eropa sama dengan sejarah kehidupan sekarang. Masalahnya Miselia yang dulu sangat tidak suka membaca.

"Kakak bicara omong kosong apa? Topi ya untuk menutupi kita dari panasnya matahari, kenapa kakak malah bicara hal tidak masuk akal?" tanya Kamila.

Para lady setuju dengan pendapat Kamila.

Miselia menatap kasihan para lady. "Ah, benar. Para lady tidak diizinkan belajar dan membaca ya? Yang penting hanyalah menikah dan menjadi istri seseorang, Kamila- jika kamu bercita-cita menjadi istri pangeran, tentunya kamu harus mengerti sejarah negara ini."

Kamila menjadi tersinggung. "Kakak, apakah kakak menuduhku tidak pernah belajar dan membaca? Kakak tahu tubuhku lemah sejak kecil, kenapa kakak malah menghinaku?!"

Sunny berdiri di belakang Kamila dan membelanya. "Miselia, bicaramu sangat keterlaluan!"

"Kalau boleh tahu, keterlaluan di bagian mana lady pertama Ornella? Aku hanya mengatakan fakta untuk para lady disini." Miselia mengambil topi yang dipegang ksatria putih. "Topi ini bagi kalian bisa dibuang dan diganti bukan? Kira-kira pakai uang siapa? Uang keluarga?"

"Lady, hati-hati berbicara. Meskipun anda merupakan anak perdana menteri, tapi menyinggung lady lain disini sangat tidak etis!" tegur salah satu lady berambut keriting merah.

Mengingatkan Miselia pada menteri yang dihukum raja saat di hall tadi. "Apakah ayahmu seorang menteri berambut merah?"

Lady itu mengangkat dagu dengan angkuh dan bangga. "Ya, ayah saya seorang menteri. Tidak kalah dengan kedudukan perdana menteri."

Miselia menatap kasihan lady itu. Tidak lama lagi saat pulang, lady ini tidak akan bisa menikmati kemewahan lagi. "Saranku, sebaiknya kamu menikmati acara ini dengan khidmat. Tidak mudah bisa masuk ke lingkaran bangsawan seperti ini."

Helena yang membaca pikiran Miselia sempat terkejut lalu terkikik sebentar.

Miselia tersenyum. "Syukurlah, Yang Mulia bisa kembali tersenyum."

Helena berdehem malu.

Miselia menatap para tamu lalu ke lady Folk. "Tuan putri sedang tidak enak badan, kami undur diri dulu."

Lady Folk menghela napas lega.

Helena mengerutkan kening tidak setuju.

Miselia tersenyum ke Helena. "Tuan putri, apakah anda ingin menemani saya ke tempat desainer topi terkenal di ibukota? Saya ingin membuat topi yang memudahkan kita berdua untuk bergerak, lagipula sebentar lagi ada acara pertarungan para ksatria sebelum pesta para raja. Para ksatria ini akan mendapat kehormatan untuk memimpin upacara."

Kamila tertawa mengejek. "Kakak, kakak tadi bilang soal siapa pun bisa memakai topi dan sejarahnya? Lalu kenapa kakak malah ingin membeli topi? Dapat uang darimana juga?"

Miselia tersenyum. "Adik tersayang, putri dan aku hanya ingin bersenang-senang."

Helena bangkit dengan antusias. "Ayo, kita pergi. Aku sudah muak disini."

Semua orang terpana dengan perkataan Helena.

"Ya- yang Mulia, saya minta maaf kalau ada yang menying-" lady Folk buru-buru minta maaf lalu terdiam ketika melihat wajah dingin Helena.

Helena mengabaikan lady Folk.

Miselia mengangguk lalu memimpin Helena pergi.

Semua orang terdiam.

Lady Folk duduk di kursi lalu menutup wajah dengan kedua tangan. Dia khawatir dengan masa depan keluarganya, biar bagaimana pun Helena adalah seorang putri. Raja meskipun baik, tetaplah seorang raja yang memiliki wewenang.

Lady Folk menatap sedih Kamila. Andaikan saja dirinya punya kekuasaan untuk menghalau teman-teman Kamila-

"Lady Folk, anda baik-baik saja?" tanya Sunny.

"Lady Sunny saya-"

"Lady, saya harap anda bisa bijak bersikap sebagai tuan rumah."

"Ya?"

"Adik saya sakit dan tidak tahu kenapa salah satu temannya tidak sengaja menumpahkan teh, lady sebagai tuan rumah tentu harus bertanggung jawab dengan semua ini kan?" tanya Sunny.

Kamila yang mendengar itu, bergegas memeluk kakaknya dengan wajah sedih. "Kakak, aku tidak tahu apa-apa tapi kenapa kakak ketiga berkata seperti itu? apakah aku memang seperti itu?"

Sunny mengerutkan kening tidak senang. "Seharusnya tuan rumah tidak membiarkan penyusup datang dan bersikap tegas meskipun, itu seorang putri. Kenapa anda tidak mengirim undangan pesta ke tuan putri supaya tidak mengacaukan pesta? hasilnya, adik saya disakiti mereka."

Lady Folk menatap tidak percaya Sunny. "Lady Ornella, apakah anda ingin menyalahkan saya? Kenapa anda tidak bertanya kepada adik tercinta anda yang sudah mengacaukan pesta saya?"

"Kamila tidak tahu apa pun!" tegas Sunny.

"Lady Ornella, apakah perdana menteri hanya punya dua putri? Apakah anda hanya punya satu adik?"

Sunny teringat dengan Miselia yang merupakan adiknya lalu menatap sekeliling, para tamu undangan menatap sedih, bahkan takut kepada dirinya dan Kamila.

"Lady Ornella, saya tahu anda merupakan lady berstatus tinggi dari kami. Tapi apakah anda tidak bisa menghargai saya sebagai tuan rumah?" isak lady Folk lalu pergi meninggalkan ruangan.

Sunny memeluk erat Kamila sementara Kamila menatap bingung sekeliling. Tidak lama kepala pelayan muncul dan menutup pesta dengan sopan.

"Lady Folk tiba-tiba tidak enak badan, saya harap anda mengerti."

Para tamu undangan pulang lalu melihat piring kosong yang tadinya berisi pai daging. Mereka sangat menyukai pai itu, sangat cocok dengan teh. Kecuali Sunny dan Kamila yang menatap tidak suka pai daging, mereka menganggap itu adalah suap untuk tuan rumah supaya Helena bisa masuk ke dalam pesta.

Mereka berdua terlena dengan sikap ayahnya yang memandang rendah ke keluarga kerajaan.

Terpopuler

Comments

X'tine

X'tine

sikap lady yg tidak patut di contoh dari dua beradik sunny dan Karmila... ckckckkck... suka memandang rendah orang lain..

2024-06-27

0

lihat semua
Episodes
1 SATU
2 DUA
3 TIGA
4 EMPAT
5 LIMA
6 ENAM
7 TUJUH
8 DELAPAN
9 SEMBILAN
10 SEPULUH
11 SEBELAS
12 DUA BELAS
13 TIGA BELAS
14 EMPAT BELAS
15 LIMA BELAS
16 ENAM BELAS
17 TUJUH BELAS
18 DELAPAN BELAS
19 SEMBILAN BELAS
20 DUA PULUH
21 DUA PULUH SATU
22 DUA PULUH DUA
23 DUA PULUH TIGA
24 DUA PULUH EMPAT
25 DUA PULUH LIMA
26 DUA PULUH ENAM
27 DUA PULUH TUJUH
28 DUA PULUH DELAPAN
29 DUA PULUH SEMBILAN
30 TIGA PULUH
31 TIGA PULUH SATU
32 TIGA PULUH DUA
33 TIGA PULUH TIGA
34 TIGA PULUH EMPAT
35 TIGA PULUH LIMA
36 TIGA PULUH ENAM
37 TIGA PULUH TUJUH
38 TIGA PULUH DELAPAN
39 TIGA PULUH SEMBILAN
40 EMPAT PULUH
41 EMPAT PULUH SATU
42 EMPAT PULUH DUA
43 EMPAT PULUH TIGA
44 EMPAT PULUH EMPAT
45 EMPAT PULUH LIMA
46 EMPAT PULUH ENAM
47 EMPAT PULUH TUJUH
48 EMPAT PULUH DELAPAN
49 EMPAT PULUH SEMBILAN
50 LIMA PULUH
51 LIMA PULUH SATU
52 CERPEN UNIVERSE I
53 CERPEN UNIVERSE II
54 CERPEN UNIVERSE III
55 LIMA PULUH DUA
56 LIMA PULUH TIGA
57 LIMA PULUH EMPAT
58 LIMA PULUH LIMA
59 LIMA PULUH ENAM
60 LIMA PULUH TUJUH
61 LIMA PULUH DELAPAN
62 LIMA PULUH SEMBILAN
63 ENAM PULUH
64 ENAM PULUH SATU
65 ENAM PULUH DUA
66 ENAM PULUH TIGA
67 ENAM PULUH EMPAT
68 ENAM PULUH LIMA
69 ENAM PULUH ENAM
70 ENAM PULUH TUJUH
71 ENAM PULUH DELAPAN
72 ENAM PULUH SEMBILAN
73 TUJUH PULUH
74 TUJUH PULUH SATU
75 TUJUH PULUH DUA
76 TUJUH PULUH TIGA
77 TUJUH PULUH EMPAT
78 TUJUH PULUH LIMA
79 TUJUH PULUH ENAM
80 TUJUH PULUH TUJUH
81 TUJUH PULUH DELAPAN
82 TUJUH PULUH SEMBILAN
83 DELAPAN PULUH
84 DELAPAN PULUH SATU
85 DELAPAN PULUH DUA
86 DELAPAN PULUH TIGA
87 DELAPAN PULUH EMPAT
88 DELAPAN PULUH LIMA
89 DELAPAN PULUH ENAM
90 DELAPAN PULUH TUJUH
91 DELAPAN PULUH DELAPAN
92 DELAPAN PULUH SEMBILAN
93 SEMBILAN PULUH
94 SEMBILAN PULUH SATU
95 SEMBILAN PULUH DUA
96 SEMBILAN PULUH TIGA
97 SEMBILAN PULUH EMPAT
98 SEMBILAN PULUH LIMA
99 SEMBILAN PULUH ENAM
100 SEMBILAN PULUH TUJUH
101 SEMBILAN PULUH DELAPAN
102 SEMBILAN PULUH SEMBILAN
103 SERATUS
104 SERATUS SATU
105 SERATUS DUA
106 SERATUS TIGA
107 SERATUS EMPAT
108 SERATUS LIMA
109 SERATUS ENAM
110 SERATUS TUJUH
111 SERATUS DELAPAN
112 SERATUS SEMBILAN
113 SERATUS SEPULUH
114 SERATUS SEBELAS
115 SERATUS DUA BELAS
116 SERATUS TIGA BELAS
117 SERATUS EMPAT BELAS
118 SERATUS LIMA BELAS
119 SERATUS ENAM BELAS
120 SEBELUM REINKARNASI & KABUR
121 SEBELUM REINKARNASI & KABUR II
122 SERATUS TUJUH BELAS
123 SERATUS DELAPAN BELAS
124 POV KAMILA
125 SERATUS SEMBILAN BELAS
126 POV KAMILA II
127 SERATUS DUA PULUH
128 SERATUS DUA PULUH SATU
129 SERATUS DUA PULUH DUA
130 SERATUS DUA PULUH TIGA
131 SERATUS DUA PULUH EMPAT
132 SERATUS DUA PULUH LIMA
133 POV HELENA - PERTEMUAN AWAL
Episodes

Updated 133 Episodes

1
SATU
2
DUA
3
TIGA
4
EMPAT
5
LIMA
6
ENAM
7
TUJUH
8
DELAPAN
9
SEMBILAN
10
SEPULUH
11
SEBELAS
12
DUA BELAS
13
TIGA BELAS
14
EMPAT BELAS
15
LIMA BELAS
16
ENAM BELAS
17
TUJUH BELAS
18
DELAPAN BELAS
19
SEMBILAN BELAS
20
DUA PULUH
21
DUA PULUH SATU
22
DUA PULUH DUA
23
DUA PULUH TIGA
24
DUA PULUH EMPAT
25
DUA PULUH LIMA
26
DUA PULUH ENAM
27
DUA PULUH TUJUH
28
DUA PULUH DELAPAN
29
DUA PULUH SEMBILAN
30
TIGA PULUH
31
TIGA PULUH SATU
32
TIGA PULUH DUA
33
TIGA PULUH TIGA
34
TIGA PULUH EMPAT
35
TIGA PULUH LIMA
36
TIGA PULUH ENAM
37
TIGA PULUH TUJUH
38
TIGA PULUH DELAPAN
39
TIGA PULUH SEMBILAN
40
EMPAT PULUH
41
EMPAT PULUH SATU
42
EMPAT PULUH DUA
43
EMPAT PULUH TIGA
44
EMPAT PULUH EMPAT
45
EMPAT PULUH LIMA
46
EMPAT PULUH ENAM
47
EMPAT PULUH TUJUH
48
EMPAT PULUH DELAPAN
49
EMPAT PULUH SEMBILAN
50
LIMA PULUH
51
LIMA PULUH SATU
52
CERPEN UNIVERSE I
53
CERPEN UNIVERSE II
54
CERPEN UNIVERSE III
55
LIMA PULUH DUA
56
LIMA PULUH TIGA
57
LIMA PULUH EMPAT
58
LIMA PULUH LIMA
59
LIMA PULUH ENAM
60
LIMA PULUH TUJUH
61
LIMA PULUH DELAPAN
62
LIMA PULUH SEMBILAN
63
ENAM PULUH
64
ENAM PULUH SATU
65
ENAM PULUH DUA
66
ENAM PULUH TIGA
67
ENAM PULUH EMPAT
68
ENAM PULUH LIMA
69
ENAM PULUH ENAM
70
ENAM PULUH TUJUH
71
ENAM PULUH DELAPAN
72
ENAM PULUH SEMBILAN
73
TUJUH PULUH
74
TUJUH PULUH SATU
75
TUJUH PULUH DUA
76
TUJUH PULUH TIGA
77
TUJUH PULUH EMPAT
78
TUJUH PULUH LIMA
79
TUJUH PULUH ENAM
80
TUJUH PULUH TUJUH
81
TUJUH PULUH DELAPAN
82
TUJUH PULUH SEMBILAN
83
DELAPAN PULUH
84
DELAPAN PULUH SATU
85
DELAPAN PULUH DUA
86
DELAPAN PULUH TIGA
87
DELAPAN PULUH EMPAT
88
DELAPAN PULUH LIMA
89
DELAPAN PULUH ENAM
90
DELAPAN PULUH TUJUH
91
DELAPAN PULUH DELAPAN
92
DELAPAN PULUH SEMBILAN
93
SEMBILAN PULUH
94
SEMBILAN PULUH SATU
95
SEMBILAN PULUH DUA
96
SEMBILAN PULUH TIGA
97
SEMBILAN PULUH EMPAT
98
SEMBILAN PULUH LIMA
99
SEMBILAN PULUH ENAM
100
SEMBILAN PULUH TUJUH
101
SEMBILAN PULUH DELAPAN
102
SEMBILAN PULUH SEMBILAN
103
SERATUS
104
SERATUS SATU
105
SERATUS DUA
106
SERATUS TIGA
107
SERATUS EMPAT
108
SERATUS LIMA
109
SERATUS ENAM
110
SERATUS TUJUH
111
SERATUS DELAPAN
112
SERATUS SEMBILAN
113
SERATUS SEPULUH
114
SERATUS SEBELAS
115
SERATUS DUA BELAS
116
SERATUS TIGA BELAS
117
SERATUS EMPAT BELAS
118
SERATUS LIMA BELAS
119
SERATUS ENAM BELAS
120
SEBELUM REINKARNASI & KABUR
121
SEBELUM REINKARNASI & KABUR II
122
SERATUS TUJUH BELAS
123
SERATUS DELAPAN BELAS
124
POV KAMILA
125
SERATUS SEMBILAN BELAS
126
POV KAMILA II
127
SERATUS DUA PULUH
128
SERATUS DUA PULUH SATU
129
SERATUS DUA PULUH DUA
130
SERATUS DUA PULUH TIGA
131
SERATUS DUA PULUH EMPAT
132
SERATUS DUA PULUH LIMA
133
POV HELENA - PERTEMUAN AWAL

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!