Devita mematut cermin, hari ini adalah hari pernikahannya. Rasa gugup dan cemas tentu saja di raasakan. Tidak pernah ada di pikiran Devita, dia akan menikah di usianya yang masih muda.
Terlebih pernikahannya bukan di landasi oleh cinta, memang Brayen adalah pria yang sangat tampan dan Devita sangat tahu itu, dia juga akan hidup dengan sangat baik ketika menjadi istri dari Brayen Adams Mahendra. Hanya saja, impian Devita adalah menikah dengan pria yang dia cintai dan itu bukanlah dengan Brayen.
Devita menghela nafas dalam, dia kembali mengingat jika pernikahan ini di sertai dengan kontrak perjanjian dengan Brayen. Itu artinya, pernikahannya dengan Brayen hanya sebatas status saja.
Kini Devita telah di make up, Rena di khususkan mendatangkan make up artist yang terbaik. Rena ingin penampilan Devita hari ini sangat sempurna.
"Perfect." ucap Debora. Make up artist yang baru saja selesai merias wajah Devita.
"Kau sangat cantik, Nona Devita." ucap Debora memuji penampilan Devita.
"Benarkah? Tapi, apakah ini tidak terlalu tebal?" tanya Devita yang merasa tidak nyaman dengan make up di wajahnya itu.
"Tidak Nona, kau benar - benar sangat cantik. Mari, aku akan membantumu untuk memakai gaun pengantin yang sangat cantik." Penampilan Devita, benar - benar seperti Tuan Putri. Mahkota berlian di kepala Devita membuat penampilan Devita menyempurnakan penampilannya hari ini. Gaun swarovski yang begitu indah membuat semua orang menatap kagum dirinya. Bahkan Devita sendiri terkejut melihat penampilannya.
"Sayang, anak Mamah sangat cantik." seru Nadia saat masuk ke dalam ruang rias dan mendapati Devita yang sudah terbalut gaun pengantin.
"Astaga Devita! Kau cantik sekali! Aku yakin Brayen pasti akan terpesona denganmu, sambung Olivia yang sejak tadi tidak berhenti menatap Devita.
"Ck! Jangan berlebihan Olivia!" Dengus Devita.
"Sayang, apa yang di katakan temanmu itu benar. Brayen pasti akan menyukai penampilanmu," ujar Rena dan Devita hanya membalasnya dengan senyuman.
"Mommy?" suara seorang perempuan masuk ke dalam ruangan rias. Devita menatap seorang gadis cantik berambut coklat melangkah masuk ke dalam ruangannya.
"Laretta? Kemari sayang," ucap Rena saat melihat putri bungsunya datang. "Devita sayang kenalkan ini Laretta adiknya Brayen, dan Laretta ini Devita Kakak Iparmu."
"Ini Kakak Iparku. Kau sangat cantik sekali, Devita." puji Laretta.
Devita tersenyum dan berkata, "Kau juga sangat cantik, Laretta."
Tidak lama kemudian, Edwin tiba di ruang rias putrinya. Dia terus menatap putrinya yang sangat cantik. Edwin tersenyum bahagia. Putri kecilnya, kini akan menikah.
"Putri kecil Papa sangat cantik," kata Edwin sambil tersenyum melihat putri kecilnya. Devita langsung memeluk Edwin. Namun, dengan cepat Nadia langsung menarik Devita.
"Sayang, kamu jangan merusak make up Devita." ucap Nadia memperingati.
"Mama!" Cebik Devita kesal.
"Benar apa kata Mamamu, sayang. Lebih baik kita ballrom." upacara pernikahan akan segera di mulai." ujar Edwin sambil mengulurkan tangannya, lalu ia menerima uluran tangan Edwin
Rizt - Calton adalah hotel yang di pilih oleh Brayen dan Devita untuk melangsungkan pernikahan mereka. Kini Devita mulai memasuki ballroom hotel itu, sambil menggenggam erat tangan Ayahnya. Devita berusaha mengatur napasnya dan bersikap tenang. Kilatan kamera memenuhi ballroom hotel itu,ketika Devita dan Edwin mulai masuk ke dalam ballroom hotel itu.
Brayen terus menatap Devita yang berjalan menghampirinya. Brayen tersenyum ketika melihat penampilan Devita hari ini. Devita melihat ke arah Brayen yang tengah menatapnya, rasa gugupnya semakin bertambah saat ini, dia sudah berada di hadapan Brayen.
Edwin menggenggam jemari tangan Devita kemudian memberikannya pada Brayen. "Jagalah putriku, bahagiakanlah putriku dan sayangi dia sepenuh hatimu," kata Edwin sambil mengangguk dan tersenyum.
Tiba waktunya upacara pernikahan.
"Saya terima nikah dan kawinnya Devita Smith Binti Edwin Smith dengan maskawin tersebut di bayar, tunai,"
"Apakah sah?" tanya penghulu.
"Sah!" Jawab para hadirin yang ada di sana di ikuti oleh suara tepukkan tangan meriah dari para tamu undangan yang hadir.
Akhirnya kata - kata itu keluar dari mulut Brayen Adams Mahendra. seulas senyum tampak di bibirnya.
Dan begitu pula dengan tamu - tamu yang hadir di sana, tapi tidak halnya Devita, yang menghela napas dengan berat.
Devita menengadahkan tangan saat penghulu membaca doa - doa bagi mereka berdua. Ia sudah pasrah pada hidupnya, karena mulai saat itu ia adalah Istri dari Brayen Adams Mahendra.
Ia pun mulai mencium tangan Brayen setelah Brayen menyematkan sebuah cincin kawin di jari manisnya dan memberinya kecupan di keningnya.
Setelah prosesi Akad Nikah selesai acara pun dilanjut dengan ramah tamah kepada seluruh tamu undangan yang hadir untuk akad itu. Mereka bergantian memberi selamat dan berfoto dengan mempelai.
Brayen memperlakukan Devita dengan begitu manis, kemudian mencium bibir Devita serta **********. Sedangkan Devita hanya menutup matanya ciuman yang panjang membuat seluruh tamu undangan bertepuk tangan, kaki Devita begitu lemas saat menerima ciuman itu. Jantungnya terus berdebar - debar saat mendapatkan ciuman yang cukup tiba - tiba dari Brayen itu dan Devita pun mencoba untuk tetap tersenyum setiap saat, membuat semua orang yang datang di acara tersebut mengira jika mereka benar - benar pasangan yang sangat berbahagia.
Olivia menatap sahabatnya yang sudah menikah, dia meneteskan air matanya. Sungguh dia berbahagia, terlepas dia mendengar perjanjian antara Devita dan juga Brayen. Tetapi Olivia yakin, suatu saat Devita akan jatuh cinta dengan Brayen dan begitu pun sebaliknya.
Hari ini Olivia sengaja membawa Steven sepupunya, karena dia tahu Steven menyukai Devita, dia hanya ingin memberitahu jika Devita sudah menikah dan itu artinya Steven tidak bisa mendekati Devita.
"Kau sudah lihatkan kalau sahabatku sudah menikah. Jadi jangan lagi mengharapkannya!" Tukas Olivia memperingati Steven yang duduk di sampinganya.
"Siapa tahu, dia nanti akan bercerai aku tidak masalah dengan status janda." balas Steven dengan santai. Olivia yang mendengar ucapan dari Steven langsung memukul lengan sepupunya itu.
"Jangan buat aku meminta Security untuk mengusirmu!" Seru Olivia.
"Ya, ya baiklah."
Melihat tamu undangan yang memberikan selamat kepada Brayen dan juga Devita. Olivia langsung berjalan menghampiri Devita.
"Devita," panggil Olivia.
Devita menatap Olivia. Dia langsung tersenyum melihat sahabatnya itu.
Olivia langsung memeluk erat sahabatnya. "Selamat, Dev." bisik Olivia di telinga Devita.
Devita kembali tersenyum, dia tidak tau harus mengatakan apa ketika Olivia mengucapkan selamat padanya.
"Selamat atas pernikahan anda Tuan Brayen,"ucap Olivia.
"Ya, terima kasih." ucap Brayen dengan nada datar dan nada tinggi.
"Hai Kak Brayen!"
"Kau datang?" Brayen menaikkan sebelah alisnya ketika melihat Felix sepupunya, berada di hadapannya.
"Sepupu macam apa kau ini?! Aku datang tetapi kau malah merespon yang tidak baik!" Seru Felix.
"Kau berisik! Aku akan meminta security untuk mengusirmu!" Tukas Brayen dingin.
Namun Felix tidak memperdulikan Brayen, dan kini terus menatap pengantin wanita yang ada di samping Brayen. " Kau cantik sekali! Beruntung sekali sepupuku ini mendapatkanmu."
"Perkenalkan aku Felix, sepupu Kak Brayen. Jika kau sudah bosan dengan Kak Brayen tenanglah, aku akan menunggumu." ucap Felix langsung yang mendapatkan pukulan dari Brayen.
"Aku Devita. Terima kasih sudah datang," balas Devita sambil tersenyum ramah.
"Kak Brayen, kau sungguh beruntung, mendapatkan gadis yang secantik Devita." bisik Felix di telinga Brayen.
"Shut Up!" Tukas Brayen. Felix terkekeh kecil, dia memang suka menggoda Brayen.
Pandangan Felix kini menatap gadis yang sedang berdiri di samping Devita.
"Devita, ini siapa?" tanya Felix menatap gadis cantik itu.
"Oh ya, Felix ini sahabatku Olivia," jawab Devita.
Lalu Felix langsung mengulurkan tangannya pada Olivia dan Olivia menyambut jabatan tangan Olivia.
"Felix"
"Olivia"
Setelah berkenalan Olivia langsung berpamitan, dia ingin mengambil makanan. Begitu pun dengan Felix yang ikut berpamitan.
"Brayen..." terdengar suara seorang pria dan seorang wanita yang memanggil nama Brayen secara bersamaan. Membuat Brayen dan Devita menatap sosok pria dan wanita yang mendekat ke arah mereka.
"Kalian datang bersama?" tanya Brayen heran.
"Iya, karena Aku dan Clara sekarang sudah resmi jadian." jawab Eldrick Kakak sepupu Brayen.
"A..apa?"
"Tapi Clara, bukankah dia sudah bertunangan dengan Mario, seorang pengacara dari kota A itu? Kenapa sekarang Kak Eldrick bisa bersama dengan Clara?" tanya Brayen.
"Sudahlah Kak Brayen, ceritanya nanti saja. Sekarang aku mau berkenalan dulu dengan Istri cantikmu itu."
"Hai, perkenalkan aku Clara, sahabat Kak Brayen dari kecil dan ini Kak Eldrick sepupu Kak Brayen. Sekali lagi selamat ya untuk pernikahan kalian berdua"
"Hai Clara, Hai Eldrick aku Devita.Terima kasih sudah datang." balas Devita sambil tersenyum ramah.
"Kak Brayen kau sungguh beruntung bisa mendapatkan wanita secantik Devita," seru Clara.
"Terima kasih,"
"Selamat Brayen. Semoga pernikahan kalian langgeng dan bahagia," ucap Eldrick pada adik sepupunya itu.
"Amin. Terima kasih Kak Eldrick. Terima kasih, karena kalian sudah datang kesini" ucap Brayen sambil memeluk Kakak Sepupunya itu.
Para tamu undangan pun silih berganti memberikan ucapan selamat.
Devita menghela napas dalam. Dia sungguh lelah dengan sepatu heels tinggi, di tambah gaun pengantinnya yang sangar berat.
"Kau lelah?" tanya Brayen.
"Ya, gaun pengantin yang kau beli ini sangat berat!" Gerutu Devita yang membuat Brayen tersenyum.
"Sabarlah, sebentar lagi kau akan bisa mengganti bajumu."
"Hem"
...*******...
Episodenya udah Author buat panjang, sekarang bantu Author untuk VOTE dan jangan lupa sehabis baca langsung LIKE sertakan KOMENTAR positifnya juga ya, Author sangat berterima kasih dengan komentar - komentar kalian yang sudah buat Author bersemangat.
Bersambung....
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan juga hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 427 Episodes
Comments
Enung Samsiah
walaupun perjodohan trnyata brayen tdk sombong/kejam,,, biasanya laki"nya sok kejam
2023-02-27
0
Anti Jamal
sangat sangat puas dengan critax thor.semangat
2022-10-20
0