Pagi hari Devita sudah tiba di kampusnya. Beruntunglah hari ini dia tidak datang terlambat. Sebenarnya semester ini dia tengah di pusingkan dengan menentukan perusahaan untuk magang. Devita bisa saja memilih di perusahaan keluarganya. Tapi Devita ingin berusaha sendiri dan tidak mungkin juga dia magang di tempat Brayen itu adalah hal yang paling Devita hindari. Jika saja Devita magang di perusahaan Brayen, sudah di pastikan dirinya akan berdebat dengan pria itu.
Kini Devita sedang duduk di sebuah kafe dekat dengan kampus. Hari ini Devita tidak sengaja sarapan di rumah, dia lebih memilih untuk sarapan di kampus. Devita memesan hot chocolate dan sandwich tuna untuknya.
Olivia yang baru saja tiba di cafe, Dan dia pun melihat Devita yang sedang berada di cafe itu dengan cepat langsung menghampiri Devita.
"Devita," panggil Olivia dan dia pun langsung duduk di depan Devita. "Tidak biasanya kau pagi hari ke cafe. Biasanya kau selalu sarapan di rumah,"
"Olivia? Kau juga datang pagi?" tanya balik Devita sambil menikmati sandwich tuna di tangannya.
"Ya aku datang pagi," balas Olivia. "Kau juga tidak biasanya datang pagi? Kenapa kau datang pagi?" Olivia menyambar hot chocolate Devita lalu dia langsung menyesap hit chocolate milik sahabatnya itu.
"Aku sedang malas di rumah," jawab Devita.
Olivia mengangguk paham. "Oh ya, apa kamu sudah menemukan perusahaan untuk magangmu nanti?" tanya Olivia.
"I think i will choose Dixons Group, but i'm not sure," jawab Devita dengan santai.
"What?! Are you serious?" tanya Olivia yang menatap tak percaya. " Devita, untuk apa kamu memilih perusahaan lain. Sudah jelas kamu bisa magang di perusahaan keluargamu atau di perusahaan calon suamimu itu."
Devita mendengus tak suka, dia menyambar hot chocolate miliknya yang berada di tangan Olivia kemudian menyesapnya. "Aku tidak mau seperti itu, di perusahaan keluargaku para karyawan pasti sudah tahu kalau aku adalah Devita Smith, mereka sudah pasti takut padaku dan jika aku di perusahaan Brayen, alasan pertamanya aku tidak ingin terlalu sering bertemu dengannya. Ya, meskipun kita akan menikah, setidaknya aku tidak ingin merusak hari magangku. Alasan yang kedua kenapa aku tidak mau di perusahaan Brayen, karena pasti seluruh karyawan di perusahaan Brayen sudah tahu kalau aku adalah Istri dari Brayen Adams Mahendra. Tentu saja aku tidak merasa nyaman, karena mereka pasti akan takut padaku"
Olivia membuang napas kasar. " Jika aku menjadi dirimu, aku tidak akan peduli dengan itu semua. Sekarang katakan padaku, apa alasanmu memilih Dixons Group?"
"Well, Dixons Group adalah salah perusahaan yang cukup besar di kota B. Aku juga sudah mencari profil perusahaan Dixons Group di internet. Meskipun Dixons Group masih kalah jauh dengan perusahaan Mahendra Enterprise tetapi perusahaan itu tidak bisa di anggap sebelah mata. Aku juga sudah melihat profilnya juga sangat hebat." jelas Devita.
Olivia menggelengkan kepalanya, berbicara dengan sahabatnya yang keras kepala membuat Olivia kepalanya menjadi sakit. " Terserah kau saja, Devita."
"Sekarang, katakan bagaimana dengamu? Apa kau sudah mendapatkan perusahaan untuk magang?" tanya Devita sambil menatap Olivia.
"Sebenarnya aku ingin sekali magang di perusahaan Alvarendra tetapi saat aku mendengar berita tentang Tuan Muda Alvaro Samudera yang sudah menikah aku memilih untuk mengurungkan niatku. Kemudian aku pun ingin mencoba magang di perusahaan calon suamimu itu. Tapi karena kamu tidak ingin magang di sana aku pun memutuskan untuk tidak magang di perusahaan calon suamimu lagi?" jawab Olivia.
"Kau ingin magang di perusahaan Brayen?" tanya Devita sambil menaikkan sebelah alisnya.
"Kalau kamu mau, aku akan membantumu dan aku akan mencoba berbicara pada Brayen."
"Tidak...tidak. Sekarang aku tidak mau magang di perusahaan suamimu itu, jika kamu tidak ada di sana" balas Olivia. "Tuan Muda Brayen sudah terkenal perfectionist, dingin dan angkuh bagaimana bisa aku memiliki Bos seperti itu?"
Devita terkekeh pelan mendengar keluhan Olivia, karena memang apa yang di katakan Olivia itu memang benar.
"Lebih baik kita masuk kelas. Nanti, kita terlambat masuk ke kelasnya Mr. Gerald." ujar Devita yang menjalani perkuliahannya akan segera di mulai.
"Ah, kau benar. Kita masuk sekarang," balas Olivia.
Devita mengeluarkan dompet dan meletakkan beberapa lembar uang di atas meja untuk membayar pesanannya. Kemudian dia dan Olivia melangkah keluar meninggalkan cafe itu menuju kampusnya.
...****...
Devita mematut cermin, kini tubuhnya sudah terbalut sempurna dengan gaun yang berwarna hijau yang sangat seksi dan gaun yang di kenakan oleh Devita sedikit terbuka di bagian dada. Membuat Devita tampak jauh lebih dewasa ketika memakai gaun ini.Devita memoles wajahnya dengan make up tipis, kemudian memastikan penampilannya malam ini yang sudah terlihat sempurna.
Ya, malam ini Devita harus menemani Brayen datang ke acara Grand Launching perusahaan rekan bisnis pria itu.Meski sebenarnya, Devita tidak ingin pergi. Tetapi dirinya tidak bisa melakukan apapun jika pria itu sudah mengancamnya. Mengingat, dirinya kini adalah calon istri dari seorang Brayen Adams Mahendra. Mau tidak mau Devita harus membiasakan diri dengan adanya acara perusahaan seperti ini.
Devita melihat ke arah jam dinding, kini sudah hampir pukul tujuh malam. Devita langsung mengambil clutch dan ponselnga di atas meja rias lalu berjalan meninggalkan kamar.
Saat Devita sudah tiba di lantai bawah, dia menatap Brayen yang tengah mengobrol dengan kedua orang tuanya. Seketika pandangannya Brayen teralihkan ketika melihat Devita yang baru saja menuruni tangga. Tanpa mereka sadari Devita dan juga Brayen saling beradu pandang. Devita memang harus mengakui bahwa calon suaminya itu sangat tampan. Tubuh tegap, dada bidang Brayen membuat Devita tidak bisa berhenti menatap pria itu. Begitu pun dengan Brayen, dia sejak tadi tidak berhenti untuk menatap Devita.
"Devita, sayang. Apa kau sudah siap?" tanya Nadia sambil tersenyum hangat ketika Devita melangkah mendekat ke arahnya.
Devita mengangguk dan berkata, " Sudah Mah..."
"Brayen, Paman titip Devita. Tolong jaga dia dengan baik." pinta Edwin.
"Aku akan menjaganya dengan baik,Paman." balas Brayen.
Setelah berpamitan dengan Edwin dan juga Nadia. Brayen membawa Devita masuk ke dalam mobil. Tidak lama kemudian, mobil Brayen mulai berjalan meninggalkan mansion keluarga Devita.
...****...
Hay... hay! Kalian yang sudah baca Bab ini jangan lupa kasih likenya dong untuk author. Kalau ada yang mau ngasih 🌷atau ☕ juga boleh kok hehehe. Seperti biasa author juga mau mengingatkan pada para reader ku. Yuk, kasih sajen votenya untuk author. Komentarnya juga jangan sampai lupa yah~
Author selalu menunggu komenan dari kalian loh😁
Makasih...
Bersambung...
Terima kasih sudah membaca. Maaf jika masih banyak typho.
Jangan lupa untuk like, komen, vote dan juga hadiahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 427 Episodes
Comments
Jasmine
S1 bukannya KP (Kerja Praktek) atau KKN (Kuliah Kerja Nyata), namun tuk saat ini mata kuliah KKN diganti jd KP, istilah magang itu digunakan utk para fresh graduate yg baru memulai bekerja atau utk sederajat D3 yg akan hasilnya dibuat sbg laporan tugas akhir lulusan ahli madya
2022-07-05
0
Sri Indah
lanjut thor...
2022-07-05
1