19

"Makan kuenya susah, gak bisa kayak tante," kata Syifa yang sudah kembali duduk.

"Ya sudah cadarnya dibuka saja," ucap Annisa sambil membukakan cadar Syifa dengan pelan.

"Huh..." Syifa membuang nafas, "Baru bisa nafas," ucapnya polos.

"Kok cadarnya Tante Nisa gak dibuka juga?" tanya Syifa yang benar-benar polos.

"Karena Tante Nisa sudah dewasa, beda sama Syifa," jawab Annisa

"Tapi Nenek Aisyah sama Oma kok gak pakai cadar? kan sudah dewasa," tanya Syifa lagi

"Nanti saat Syifa sudah dewasa, Syifa akan mengerti. Cepat makan kuenya," ucap Annisa seperti biasa saat tidak bisa menjawab pertanyaan Syifa yang benar-benar polos.

Syifa mengangguk, jawaban tante Nisa selalu sama.

Dia memakan kuenya dengan pelan.

"Kuenya enak. Andai Tante Nisa yang jadi Mamanya Syifa, Syifa pasti bahagia banget," ucap Syifa polos yang benar-benar polos hingga dia tidak sadar jika ucapannya sering membuat Annisa salah tingkah.

Reyhan dan Annisa terlihat salah tingkah dengan ucapan itu, dan merasa tidak enak pada masing-masing. Reyhan hanya mengerutkan kening tanpa melihat kearah yang lain, sedangkan Annisa menyibukkan diri dengan memakan kuenya di balik cadarnya tanpa terlihat.

Bu Aisyah dan Pak Harun hanya tersenyum mendengar Syifa, tapi mereka merasa tidak enak juga pada Reyhan yang memang tidak menyukai Annisa.

"Syifa ayo ganti dulu bajunya," ucap Annisa memecah keheningan.

Syifa berdiri dan mengikuti Annisa ke kamar, setelah selesai berganti mereka keluar lagi.

"Syifa ini sudah pukul 9, ayo kita pergi, kan tadi Syifa bilang cuma mampir sebentar," ucap Reyhan

"Tadi Syifa mau ngajak Tante Nisa ikut jalan sama kita," kata Syifa

"Lain kali Tante Nisa bawa Syifa jalan berdua, sekarang Syifa jalan berdua sama Papa dulu," bujuk Annisa.

Dia memberikan pakaian yang sudah dibungkusnya pada Syifa.

"Baiklah," ucap Syifa sambil mencium tangan Annisa, Pak Harun dan Bu Aisyah.

Mereka pamit pergi.

Saat di dalam mobil, Syifa melihat ke arah Papanya.

"Pa, apa Mamanya Syifa seperti Tante Annisa?" tanya Syifa

"Tidak, orang punya kepribadian masing-masing jadi gak mungkin sama," jawab Reyhan

"Pa, kenapa Papa gak nikah saja sama Tante Nisa? dia sangat baik," ucap Syifa yang memang tidak terlalu peduli tentang mamanya.

"Kamu itu baru berumur 4 tahun lebih, gak boleh ngomongin masalah pernikahan," kata Reyhan

"Kita pasti bahagia kalau bersama Tante Nisa," kata Syifa sedih

"Sekarang kita juga bahagia, ada oma dan opa," kata Reyhan.

Syifa mengangguk, tangan kiri Reyhan membelai rambut putrinya.

Tidak berapa lama mereka berhenti di mall milik Pramana yang diurus Reyhan.

Reyhan mengendong Syifa masuk ke mall, dia mengingat kejadian waktu Annisa dibawa satpam, dan sekarang dia ingat jika pakaian yang diberikannya kepada Syifa pertama kalinya memang pakaian yang dibelinya sewaktu kejadian itu.

Reyhan sedikit tersenyum saat mengingat bagaimana kekehnya Annisa mempertahankam cadarnya.

Manajer datang mendekat menemuinya setelah mendengar dari karyawan disana kedatangannya.

"Ini laporan yang Direktur minta," ucap manajer sambil memberikan beberapa lembar kertas.

"Iya terima kasih," ucap Reyhan sambil melanjutkan jalan meninggalkan manajer yang akhirnya juga pergi.

Reyhan membawa Syifa bermain di lantai atas, lantai ini hampir semuanya permainan, dari untuk anak kecil hingga dewasa.

Syifa menaiki kuda mainan dengan bahagia, karena sudah terbiasa jadi dia naik tanpa ditemani.

Beberapa pegawai di sana melihat ke arah Reyhan yang menunggu Syifa bermain.

Reyhan menyuruh salah satu pegawainya mengambil beberapa boneka yang mungkin Syifa sukai.

Setelah turun dari kuda, Dia dan Syifa bermain game, Syifa melompat-lompat dengan bahagia.

"Pa nanti main yang tembakan ya!" ucap Syifa

"Iya, mau main apa saja boleh, sampai Syifa puas," kata Reyhan

Boneka yang dipinta Reyhan datang, pegawai itu langsung memberikannya ke Syifa yang istirahat bermain.

"Pa bonekanya simpan dulu," ucap Syifa sambil memberikan bonekanya lagi setelah menciumnya sebentar.

Pegawai menunggui mereka bermain sambil memegang dua boneka.

2 minggu sekali bosnya akan datang membawa putrinya jadi mereka sudah terbiasa menunggu seperti ini hingga putri bos puas bermain.

*

Di rumah Pak Harun, Annisa duduk di kamar sendirian.

Kenapa rasa kagum ini masih sama dengan dulu padahal sudah bertahun-tahun gak ketemu, rasa kagum ini juga tetap bertepuk sebelah tangan batin Annisa

Annisa membuka foto lama saat semua Santri lama berfoto bersama. Dia mengusap foto Reyhan remaja, wajah imut dengan tubuh kurus terlihat jelas di foto hitam putih itu. Dia selalu menyimpan foto ini karena tahun-tahun itulah yang paling berkesan diantara semuanya. Senyumnya seketika hilang dan digantikan dengan kesedihan saat dia mengingat penolakan Reyhan 5 tahun lalu.

Impian Nisa dulu cuma 1, yaitu menikah muda dengan laki-laki yang Nisa kagumi, tapi ternyata laki-laki itu menolak mentah-mentah batinnya.

Dia menyimpan foto itu kembali ke dalam laci, menguncinya dengan rapat, biarlah rasa kagum ini hilang dengan sendirinya seiring berjalannya waktu. Dia menghela nafas berat saat menyimpan kuncinya.

Tidak sengaja dia melihat coretan Syifa di bukunya, dia tersenyum melihat coretan khas anak kecil.

"Anak itu sangat manis," gumamnya lalu menyimpan bukunya di laci juga tapi laci yang lain.

Terpopuler

Comments

Zahra Hasyim

Zahra Hasyim

kaya I waktu di pesantren nyimpan foto ajnabi di kitab taklim mutaalim dan pada akhirnya saat ketiduran keliatan sungguh malu tak terkira

2023-01-26

1

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

cinta dlam diam smoga aja jdoh

2022-03-12

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

cinta dlm diam Annisa KPD Reyhan💕💕💕💕💕💕

2022-02-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!