6

Pagi hari keesokan harinya.

Annisa sedang mengajar anak-anak pesantren.

Salah satu guru muda di sana berjalan melewati ruangan tempat Annisa mengajar.

Guru muda itu bernama Syafiq, Syafiq yang sudah berjalan melewat langsung berjalan mundur mendengar suara Annisa sedang mengajar. Suara itu sangat lembut dan halus.

Syafiq menatap Annisa lama, Pak Harun melihatnya dan berjalan mendekat.

Pak Harun berdehem lalu mengucap salam sehingga Syafiq sedikit kaget sambil menjawab salam dan sedikit salah tingkah.

"Kenapa berada di kawasan santriwati?" tanya pak Harun

"Tadi mengambil sesuatu di sana," ucap Syafiq menunjuk ruangan yang tidak terlalu jauh

"Dan ini kenapa berdiri disini dan belum masuk ke ruangan mengajar?" tanya Pak Harun sambil sedikit tersenyum.

"Ah iya ini mau masuk," ucap Syafiq gelagapan, terlihat jelas dia salah tingkah.

Saat akan pamit pergi, tiba-tiba pak Harus melanjutkan bicara.

"Guru baru itu adalah putri saya Annisa, dia hanya bantu-bantu mengajar di sini menggantikan Ustadzah Dina yang sedang cuti."

"Minggu lalu dia kembali dari Kairo pas ustadz Syafiq cuti jadi kalian gak bertemu," ucap Pak Harun

"Pantesan baru lihat. Ya sudah Pak kalau begitu saya masuk ke ruangan dulu," ucap Syafiq berlalu pergi ke ruangan yang sedikit jauh untuk mengajar.

Kawasan Santriwan dan Santriwati sedikit jauh.

Annisa menoleh ke arah pintu melihat Ayahnya lagi menatapnya dengan tersenyum.

Annisa balas tersenyum dibalik cadarnya tapi terlihat jelas dari matanya.

Annisa kembali mengajar para Santrinya setelah melihat Ayahnya berlalu pergi.

*

Siang hari sebelum berangkat ke panti asuhan, Annisa menemui kedua orang tuanya untuk meminta izin bertemu teman sebelum berangkat ke panti.

"Ayah, Ibu, Nisa boleh gak ketemu teman lama?" tanya Annisa pelan.

"Tentu, nanti minta antar sama Pak Karto," kata Ibunya.

"Gak usah, Nisa naik taksi saja," ucap Annisa

"Ini Jakarta, bahaya!" ucap Ayahnya khawatir

"Allah akan selalu menjaga umatnya, Insya Allah gak akan terjadi apa-apa. Ya sudah Nisa berangkat dulu ya!" ucap Annisa sambil mencium tangan Ayahnya lalu Ibunya.

Annisa mengucap salam dan berlalu pergi berjalan ke depan dan memanggil taksi yang memang sering lewat di depan rumahnya. Dia naik taksi ketempat tujuan bertemu temannya.

Annisa turun dari taksi, dari kejauhan dia sudah melihat Bianca teman lamanya, jadi dia berjalan menuju ke arah Bianca yang sudah menunggu. Bianca kaget melihat wanita bercadar yang berjalan kearahnya tapi dia tau itu Annisa dari matanya dan juga gerakan jalannya yang tidak berubah sejak dulu.

"Kamu sudah bercadar sekarang?" tanya Bianca kaget saat Annisa sudah di depannya.

Annisa mengangguk, Bianca tersenyum dan langsung memeluk Annisa. Mereka bepelukan beberapa detik sebelum akhirnya melepaskan karena mereka berada di luar jadi sedikit panas.

"Sudah lama banget gak ketemu, gimana kabar kamu?" kata Bianca saat melepaskan pelukannya.

"Alhamdulillah baik, kamu juga baik kan?" tanya Annisa balik.

Bianca mengangguk, "Tentu, lihat saja," ucapnya sambil memegang perut buncitnya.

Annisa tersenyum saat mengusap perut Bianca yang sudah agak besar, sedang hamil.

"Ayo langsung masuk," ajak Bianca sambil menarik tangan Annisa.

Mereka masuk ke dalam Mall dan langsung naik ke lantai 4.

Annisa mengikuti Bianca yang sedang memilih perlengkapan bayi untuk bayinya yang belum lahir.

"Nisa yang ini bagaimana?" tanya Bianca saat menunjukkan baju bayi berwarna pink bergambar bunga.

"Bagus. Tapi memangnya kamu sudah tau jenis kelaminnya?" tanya Annisa balik

"Iya, kemarin sudah di USG, anak perempuan," ucap Bianca penuh senyuman kebahagiaan.

"Berarti sepatunya nanti yang ini, ini sangat cantik," ucap Annisa waktu memegang sepatu warna pink juga.

Bianca mengambilnya dari tangan Annisa, "Ya ini cantik, pilihan Nisa bagus," katanya

Annisa tersenyum melihat temannya, walau senyumnya tidak bisa dilihat tapi Bianca merasakannya.

"Bi, Nisa ke sana dulu ya!" ucap Annisa saat menunjuk ke arah depan.

Bianca mengangguk

"Tapi jangan lama," kata Bianca

"Iya," ucap Annisa lalu berjalan ke depan.

Annisa sedang memilih pakaian untuk anak panti.

Ia memegang beberapa helai pakaian, Ia juga teringat akan Syifa jadi juga memilihkan untuk Syifa.

Saat sibuk memilih beberapa, tiba-tiba Satpam mall berlari mendekat, Satpam langsung menarik tangan Annisa, hingga semua pakaian yang dipegang Annisa terjatuh ke lantai.

Annisa shock karna tangannya di sentuh.

"Pak, tolong lepaskan tangannya," ucap Annisa sambil berusaha melepaskan diri.

"Ikut kami ke ruangan pengawas sekarang juga," ucap satpam sambil masih berusaha menarik tangan Annisa sedangkan Annisa masih berusaha melepaskan diri, bukan ingin lari tapi memang tidak ingin disentuh oleh yang bukan mahramnya.

Bianca sibuk memilih jadi tidak melihat ke arah Annisa yang sedang bermasalah.

Reyhan sedang berbicara dengan manajer mall saat itu, dia dan manajer langsung menoleh saat mendengar suara ribut-ribut. Mereka ingin tau ada apa jadi mengikuti ke ruang pengawas.

Terpopuler

Comments

ukhty fulanah

ukhty fulanah

bukan umat author, yang bener itu hamba. diperhatikan lagi ya

2023-08-17

2

Nugroho

Nugroho

pak satpam gak sopan ya 😁😁🙄

2022-11-06

2

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

pak satpamy ngga tau akhlakk

2022-03-11

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!