14

Beberapa hari berlalu

Syifa mengajak Omanya ke panti lagi berharap apa yang dikatakan Omanya beberapa waktu lalu benar adanya, dia berharap tante Annisa datang seperti biasa.

Sesampainya di panti asuhan, rasa bahagia yang seharusnya diterimanya berubah kembali ke kesedihan seperti waktu itu

Dia kecewa tante Annisa tidak datang lagi, dan semakin betapa kecewanya dia saat mendengar nenek Amara mengatakan Annisa akan menikah, walau masih kecil tapi dia tau apa artinya menikah.

Amara juga mengatakan jika Annisa gak akan ke panti lagi untuk mengajar mulai sekarang.

Mata Syifa berkaca-kaca mendengar dua orang di dekatny berbicara, dia mengerti semua yang diucapkan Omanya dan nenek Amara.

Janeta menoleh kearah cucunya yang sudah sangat sedih dan mungkin dalam hitungan menit, air matanya akan jatuh.

Amara juga melihat ke arah anak itu.

"Jika Syifa sangat merindukan tante Nisa, nenek akan memberikan alamatnya, Syifa bisa berkunjung sementara sebelum tante Nisa menikah," kata Amara menbujuk.

Air mata tidak jadi jatuh, Syifa mengangguk semangat.

*

Janeta akan membawa Syifa mencari alamat Annisa yang didapat dari Amara. Mereka tidak berlama di panti.

Keluar dari panti, keduanya masuk ke dalam mobil. Janeta melihat tulisan alamatnya yang baru diberikan Amara.

Sesampainya di depan panti asuhan, Janeta memeriksa kembali alamatnya yang ada di kertas.

Bukankah ini alamatnya Bu Aisyah batin Janeta memastikan sekali lagi sambil mengingat alamat Bu Aisyah yang terakhir didatanginya setelah Reyhan menikah, sejak itu mereka tidak pernah bertemu lagi karena kesibukan masing-masing.

Dia dan Syifa turun dari mobil lalu menatap ke halaman pesantren, tidak ada perubahan sejak 5 tahun lalu, hanya catnya saja yang diganti.

Pesantren ini hanya pesantren kecil yang cuma menampung tidak lebih dari 200 santri, disini biayanya juga tidak terlalu besar dari pesantren lain.

Alasan mereka dulu memasukkan Reyhan disini memang karena ini pesantren terdekat dari rumah mereka, padahal sebenarnya bisa dihitung jauh juga.

Untuk saat ini sulit menemukan pesantren di kabupaten mereka karena kebanyakan penduduknya non muslim.

Ya benar ini pesantren milik Bu Aisyah batinnya lagi setelah memastikan semuanya.

Dia berjalan membawa Syifa masuk dan langsung menuju rumah Bu Aisyah yang berada di dekat situ.

"Assalamu 'alaikum," ucapnya sambil melihat-lihat rumah yang juga tidak berubah masih sama seperti terakhir dilihatnya.

"Wa'alaikumussalam" ucap Bu Aisyah yang lagi di dapur langsung keluar untuk menyambut tamu.

Bu Aisyah membuka pintu dan kaget melihat Janeta yang datang, padahal sejak 5 tahun lalu mereka sudah tidak pernah bertemu lagi.

Janeta tersenyum ke arahnya Bu Aisyah yang diam kaget tidak mengeluarkan suara.

"Bu Janeta ayo masuk," ucap Bu Aisyah yang masih kaget tapi sudah tersadar.

Dia mempersilakan keduanya masuk dengan ramah.

Janeta membawa Syifa masuk ke dalam rumah, Syifa menoleh ke kiri ke kanan, rumah ini jauh lebih kecil dari rumah mereka.

Ternyata tante Nisa tinggal di sini, pikirnya.

"Ini Nenek Aisyah, salim dulu sama Nenek," ucap Janeta

Syifa memandang kearah nenek Aisyah lalu mencium tangannya.

"Duduk...duduk...!" ucap bu Aisyah yang juga mulai duduk

Keduanya duduk

"Ini putrinya Reyhan?" tanya Bu Aisyah sambil membelai kepala Syifa yang sudah duduk di sampingnya.

"Iya," jawab Janeta tersenyum

"Cantik sekali Nak, namanya siapa ya?" tanya Bu Aisyah saat menatap kearah Asyifa.

"Syifa Nek," ucap Syifa manis dan polos, gigi susunya langsung terlihat jelas saat dia tersenyum

"Duduk sini sama Nenek," ajak Bu Aisyah yang ingin semakin dekat dengan anak ini.

Asyifa duduk dipangkuannya.

"Oh ya apa Annisa keponakan Bu Amara adalah Annisa putrinya Bu Aisyah?" tanya Janeta yang sejak tadi mulai berpikir, dia ingat jika anaknya bu Aisyah bernama Annisa.

"Iya benar, Amara adalah adik kandung saya," jawab Bu Aisyah tersenyum.

"Ternyata dunia ini sempit ya, Syifa setiap hari belajar mengaji sama Annisa di panti asuhan," ucap bu Janeta yang juga tersenyum senang.

"O ya? pasti Annisa senang liat Syifa datang," kata bu Aisyah yang sekarang sudah bisa menebak maksud kedatangan mereka.

"Sudah seminggu Syifa gak ketemu sama Annisa, makanya Syifa kangen dan ngajak ke sini mau ketemu Tante Annisa katanya," ucap Janeta

Syifa mengangguk mengiyakan ucapan Omanya pada nenek Aisyah.

"Ya sudah ayo kita cari Tante Annisa di pesantren," ajak Bu Aisyah saat melihat tatapan semangat anak di pangkuannya.

Syifa mengangguk senang, akhirnya dia bisa bertemu kembali dengan tante Annisa.

Mereka bertiga berjalan menuju ruangan Annisa mengajar.

Disaat mereka akan sampai ruangan, Annisa juga baru selesai mengajar sore dan sudah bersiap pergi keluar.

Dia berjalan keluar dari ruangan dan sangat kaget melihat Syifa di depan ruangan.

"Tante...." panggil Syifa bahagia memeluk kakinya langsung.

"Syifa kok bisa ada di sini?" tanya Annisa sambil mengendong Syifa.

"Syifa kangen sama Tante. Kata Nenek Amara, Tante gak akan ke panti lagi karena akan menikah," ucap Syifa sedih.

Annisa mengangguk dengan sedih, kesedihannya bertambah saat melihat anak dipelukannya juga sedih dan pasti akan merasa sangat kehilangan.

Annisa mengajak Syifa berkeliling pesantren, anak itu masih berada di pelukannya, sesekali membenamkan wajahnya di leher Annisa yang tertutup jilbab, tapi aroma tubuhnya tetap tercium, aroma menenangkan bagi Syifa, anak yang belum pernah mendapat perlakuan seperti ini.

Syifa meminta diturunkan, dia tau jika tubuhnya sudah semakin berat jadi dia tidak ingin tante Nisa kelelahan.

Disaat mereka berjalan-jalan, Janeta dan Amara kembali mengobrol di rumah.

"Annisa akan menikah minggu depan," ucap bu Aisyah sedih, tidak ada sedikitpun raut kebahagiaan, sama seperti halnya dulu bu Janeta yang akan menghadapi pernikahan putranya.

"Oh begitu, tapi apakah boleh Syifa main ke sini kalau kangen?" tanya Janeta yang sudah merasa ada yang salah dengan wajah bu Aisyah.

"Mungkin setelah menikah Annisa akan pindah ke rumah suaminya," kata bu Aisyah lagi

"Tapi kenapa kalian terlihat tidak bahagia?" tanya bu Janeta yang awalnya ragu untuk bertanya tapi merasa ingin tau.

"Pernikahan ini terjadi karena kami, calon suami Annisa sudah agak berumur dan sudah punya istri," cerita Aisyah sedih tidak berdaya tanpa menatap wajah bu Janeta.

"Tapi kenapa kalian ingin menikahkan Annisa dengan orang seperti itu?" tanya Janeta bingung dengan keputusan keluarga mereka, dan juga bisa-bisanya Annisa juga setuju.

"Tanah pesantren ini milik calon suaminya, kalau mereka tidak menikah mungkin pesantren ini akan ditutup, bukan cuma ini tapi juga panti asuhannya Amara, ceritanya saya juga kurang tau karena ini dulu urusan almarhum mertua saya dan almarhum Pak Abdul, ayah dari pemilik tanah ini," kata bu Aisyah sambil menghela nafas berat

"Kenapa tanah ini gak kalian bayar saja?" tanya Janeta lagi

"Saat ini kami sedang kesulitan uang jadi gak mungkin bisa membayar tanah ini," kata bu Aisyah mulai menitikkan air mata tidak bisa lagi menahannya, dia sedikit malu menitikkan air mata di depan orang lain.

"Sebenarnya kami juga gak ingin Annisa menikah dengan orang itu, tapi Annisa yang memaksa, karna Annisa gak mau terjadi apa-apa dengan pesantren dan panti asuhan, dua tempat ini sudah ada sejak kakeknya masih hidup, ini dimulai dari nol, dimulai dari orang-orang yang belum pernah tertarik tentang agama, dimulai dari zaman masih banyaknya orangnya yang tidak peduli tentang agama," tambah bu Aisyah

"Kasian Annisa jika harus jadi istri kedua, Annisa pantas mendapatkan laki-laki baik, dia wanita yang baik dan lemah lembut," ucap Janeta prihatin

Bu Aisyah juga tidak berdaya, tidak ada lagi cara lain yang bisa dia pikirkan.

*

Annisa membawa Syifa ke ruangan untuknya menjahit, dia mengukur badan Syifa.

"Tante Nisa akan membuatkan Syifa pakaian yang seperti Tante pakai, mau gak?" tanya Annisa

"Mau Tante," ucap Syifa bahagia.

Terpopuler

Comments

Jafisa98

Jafisa98

disini aisyah bukan amara yah thor

2022-06-01

1

Qiza Khumaeroh

Qiza Khumaeroh

ayo bu janetta bantu annisa

2022-03-12

0

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

𝘛𝘢𝘯𝘵𝘪 𝘒𝘪𝘵𝘢𝘯𝘢💕💕

semoga Janeta nolongin umi Aisyah

2022-02-06

0

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!